Senin, 03 Agustus 2015

Paleo. (Part 1)

"Apa yang menarik lagi?" kata saya ke Stephan.
Pemuda Swiss itu memandangi brosur-brosur yang saya pegang. Tempat-tempat yang ditawarkan di brosur tersebut sepertinya sudah saya datangi semua.
"Uuumm..kamu masih muda. Suka musik pastinya kan?"
Saya mengangguk. Pertanyaan retorik karena dia tahu itu.
Dia memberi isyarat lewat telunjuk nya untuk menunggu sebentar lalu menghilang ke balik pintu. Ruangan tempat dia biasa menonton televisi atau membaca buku kalau tidak ada penghuni kamar hostel yang mencari nya.
Pria berumur 35 tahun itu keluar, berdiri di depan saya dan menaruh sesuatu di meja panjang yang menjadi penghalang antara kami.
Saya mengambil kertas persegi panjang itu dan membaca nya.
Paleo festival.
Terdengar familiar dan saya baru sadar kalau di beberapa tempat yang saya kunjungi di Nyon ada pamflet tentang acara ini.
"Ini tiket festival musik kan ya?"
"Iya. Tadi nya saya mau memberikan nya ke adik perempuan saya, tapi dia sepertinya tidak jadi pulang ke Nyon. Sibuk sekali dia tahun ini di Jenewa."
Festival musik nya berlangsung 6 hari dan ini tiket untuk hari pertama, selasa besok.
"Bagaimana cara nya sampai di tempat festival?"
Kami pun pindah ke ruang makan yang sudah mulai dipenuhi orang yang menginap di sini. Sambil makan malam, Stephan menjelaskan dengan detail semua jalur yang bisa saya gunakan untuk sampai di sana. Dia juga menunjukkan beberapa foto sewaktu dia dan adik nya ke Paleo tahun lalu.
Beberapa orang yang menginap di hostel ini bahkan ada yang menghadiri festival ini dari hari pertama sampai hari terakhir. Di sana banyak penjual makanan juga jadi tidak sedikit yang ada di sana sampai berhari-hari.
Stephan, dengan mata biru, muka pucat dan bibir merah tipis nya adalah orang yang sangat menyenangkan untuk diajak mengobrol. Semua informasi tentang Nyon bisa dengan mudah kita dapatkan dari nya sambil makan malam atau hanya sekedar minum kopi.
Pantas saja kalau hostel ini banyak direkomendasikan blog-blog traveller di internet. Tempat nya bersih, terjangkau dan Stephan tanpa disangkal adalah kelebihan hostel ini.
Dia tahu saya ke Nyon sendirian dan malam kedua saya duduk di ruang makan, dia menghampiri dan minta ijin untuk menemani. Mengobrol yang ringan. Saya kira dia mau marah karena kecerewetan saya tentang makanan tanpa daging babi yang selalu saya pesan, tapi ternyata tidak.

"Kenapa Nyon?" kata nya setelah saya cerita kalau ini pertama kali nya saya ke luar negeri. Sendirian pula.
Malam ketiga di Nyon. Malam kedua dia menemani saya makan.
Saya menggeleng sambil memajukan bibir sedikit. Entahlah.
"Random?"
"Mungkin. Atau mungkin saya ingin menjadi presiden UEFA selanjutnya. Mungkin saya bisa jadi ketua UEFA perempuan yang pertama."
Kami tergelak menertawakan hal yang mustahil. Dia tahu saya tertarik dengan sepakbola dan di kota inilah terdapat kantor UEFA. Tapi kan itu saja tidak cukup.
"Kenapa pergi?"
Saya cuma tersenyum.
Mendengarkan nya menggunakan bahasa Inggris, bahasa ketiga yang digunakan di kota ini, membuat saya senang, karena bagaimanapun aksen nya terdengar berbeda tapi unik. Enak didengar.
"Beban pekerjaan atau.....cinta?"
Dia sengaja membuat jeda yang panjang sebelum mengucapkan kata terakhir.
Saya mengedikkan bahu.
"Berarti cinta. Karena kamu bukan tipe orang yang tidak nyaman ada di rumah. Dan kamu juga sepertinya bukan pekerja kantoran."
Dia menebak dengan benar. Mungkin karena banyak memperhatikan para penghuni sementara hostel yang terus berganti setiap saat di tempat ini jadi dia tahu sekali karakter tiap pelancong.
"Dikecewakan?"
Mau tidak mau saya mengangguk.
Tapi setelah itu dia tidak melanjutkan bertanya.
"Cinta bisa merubah segalanya tapi kamu tidak boleh berubah menjadi orang lain karena nya."
Kalimat yang ada benarnya. Karena saya merasa saya berubah menjadi orang lain sewaktu saya bersama 'dia'.
Obrolan kami sempat terhenti karena ada penghuni yang meminta tambahan selimut. Sempat juga karena Tante Stephan yang adalah kepala koki di hostel ini minta dibantu mengambilkan sesuatu di gudang bawah. Anggur tepatnya.
Hostel ini bisnis keluarga, awalnya bisnis kakak-beradik Licht, tapi Martina Licht, ibu Stephan, meninggal beberapa tahun yang lalu, jadilah Stephan yang dipercaya melanjutkan.

Ini malam keempat saya di sini dan malam ketiga dia menemani saya.
Topik utama nya Paleo Festival.
Sounds fun.
Sendiri di festival musik. Duduk memperhatikan orang-orang dan atau menikmati siapapun yang sedang tampil sambil duduk di atas rumput dan memejamkan mata.
Baiklah. Paleo festival adalah keseruan selanjutnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar