Sabtu, 30 Juni 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 66

" I'm in New York. Meet up! " email pagi itu bikin gue keselek kopi yang baru gue minum. Untung gak pake batuk-batuk parah.
Danny ada di New York??
" Call me. Now! It's my work number. Ask for Dee Lynch. "
Gue menunggu dengan gelisah. Dan Danny lama sekali membalas email gue itu. Apa dia sedang di tengah kegiatan promo atau apa?
Baru 30 menit kemudian, telpon di meja gue bunyi. Awal berdering dua kali, berarti telpon dari luar. Jantung gue berdebar.
" Hallo, good morning. It's Dee Lynch, can I help you? " kata gue dengan sapaan standar.
" Hey, gorgeous! I miss you. " Danny.
" Hey!! Sorry. Gak bisa lama di telpon, kok baru bilang klo di NY? "
" Surprise!! We're having 2 shows. Yesterday and today. I know you're busy with yer mom's wedd, maka nya gue gak bilang. Let's meet up today. Noon, maybe? Or you wanna see us playing? I can give you free tickets. "
" Ummm..I dunno. Mau banget, Danz. Klo masalah nonton kalian, I think I can't. "
" I'm waiting for you at Wendy's from 1-2pm. Gue akan menghilang dari radar trus balik buat soundchecking. Wendy's yang waktu itu dan gue akan dateng sendiri. Come or you'll regret it. See ya. "
" But, Daa.. "
Diputus. Huh! Dia sukses bikin gue gak konsentrasi bekerja hari itu. Mana nanti malem ada family dinner cuma buat gue, mom, Derek and Bill..plus C klo dia bisa gabung.
" I'll try. Got lots to do today. I'll let you know later. " gue kirim email ke Danny.
" Gue akan ada di sana. Dateng atau gak, satu jam. :) "
Ini artinya..Glen juga ada di sini? Luke kok gak ngasih tau gue ya? Atau dia sengaja karena merasa gak enak klo harus ngasih tau gue? Ah, lupakan ini sejenak.
Apa yang harus diselesaikan dulu sekarang?! Gue memandangi jurnal gue. Lalu tenggelam di pekerjaan.
Lalu waktu seakan gak terasa.
Holly crap!! Already 1:25 pm. Gue pun langsung bilang sama Bill gue mau cari makan dulu, mau nya naik taksi tapi agak pe-er jam segini manggil taksi. Langsung lari ke Wendy's di perempatan itu. Mudah-mudahan Danny blom bosen dan memutuskan untuk pergi. Gue email klo I'm on my way dan blom dibales sama dia. Duh! Jangan pergi dulu yaaa.. I do wanna meet you!!
Sampai depan pintu nya dan terengah-engah. Gue mengatur nafas dan agak membungkuk ke depan untuk menahan supaya nafas gue lebih teratur.
Setelah kira-kira per menit detak jantung gue udah 70-an kali, gue pun masuk. Mengedarkan pandangan dan kecewa..yaahh..Danz nya gak ada. Gue pun unlock smartphone untuk kirim e-mail. Baru sekarang menyesal gak ngasih tau nomer telpon pribadi gue ke dia.
Menunduk untuk mengetik. Dia blom bales email gue.
" Dee! " kepala gue langsung mendongak. Suaranya familiar.
Danny, bahkan di dalam ruangan ini dua udah seperti membawa aura magis tersendiri, di mana orang-orang akan menengok dan memperhatikan dia walau sebentar. Senyum gue merekah lalu menghampiri dia setengah berlari. Dan dia merentangkan tangan nya.
" Gosh! I thought you've already left. "
" I said an hour, rite. Baru dari rest room tadi. Untung keluar tepat waktu. Ayo duduk, mau makan apa? I'll treat you. " kata nya.
Kami berdua duduk di sana dan 30 menit itu terasa seperti 30 detik. Gue gak berhenti tersenyum selama ngobrol sama dia. Sayang dibatasi waktu, exchanging phone numbers then kami berpisah. Danny meluk gue lama sekali di depan restoran itu.
" We'll meet again soon. " kata gue.
" Harus! Dee, you look pretty. " kata nya.
" Haha! Jangan gombal sama gue, Danz. "
" Hehe..still hoping that you'll come tonite. Klo berubah pikiran, kasih tau gue yah? " kata nya.
" Will do. Terima kasih sudah ditraktir. "
" Don't mention it. " dia tersenyum lalu mencium pipi gue. Dia menyuruh gue pergi duluan.
Kembali ke kantor dengan penuh semangat dan gak berhenti tersenyum. Mengerjakan sisa tugas hari ini lalu pulang dan ke rumah baru mom and Derek untuk makan malam keluarga.
01:05 am.
Spending time with mum. Only with mum in her bedroom. It's the new house dan Derek diungsikan ke rumah Bill di Greenwich Village. C udah ada di kamar lain, terlihat lelah tadi karena dia wedding planner pernikahan ini. That's how Bill and C met actually.
Rumah ini sudah dihias dan the centre of attention nya itu di halaman belakang. Pesta kebun dan di salah satu sudut sudah dijadikan altar. Tadi kami, mom, Derek, gue and Bill makan malam berempat saja di sini sebelum akhirnya C gabung dan para laki-laki pulang menghadiri bachelor party dari teman-teman nya Derek.
" Kay, listen.. kamu tau kan mum menikah bukan karena mum gak mencintai ayah kamu lagi? He's my first love. I'll always love him no matter what. " mum mulai menangis.
" Ye, mum. I knew it. Don't worry. Just be happy with Derek. That's all that matters after all. I love yis. " I kiss her forehead and cheeks then meluk mum lama sekali.
" Ah. Udah lama gak tidur sama kamu! Hari ini kamu terlihat sangat ceria sekali. Seneng liat nya. " kata mum.
Ini karena Danny, mum. Kata gue dalam hati.
Mum berbaring dan menyuruh gue ikut berbaring di samping nya. She's hugging me now.
" Let's sleep now. " kata gue.
" I'll try. Haha.. Mum udah kaya anak remaja yang baru mau menikah aja ini. "
Gue mendongak dan melihat mata mum berbinar-binar dan pipi nya memerah. Mum bahagia sekali. Terharu melihat nya.
" Goodnite, mum. I love yis. "
" I love you too, love. Goodnite. "
Sayang sekali na sama pa gak bisa ke NY. Sakit pinggang Pa lagi kumat, nanti seminggu setelah pernikahan, mum sama Derek yang akan mengunjungi mereka. Mau ikut, tapi kerjaan sama sekali gak bisa ditinggal. Harus membahas strategi pemasaran yang paling efektif untuk buku baru yang akan terbit 2 bulan lagi.
C mengetuk pintu jam 5:30. Jadi inget pas Bill kemaren ngingetin klo gue harus ada di rumah ini jam 6 pagi. Dia lupa klo gue nginep dari malem nya. Haha!
Telpon bunyi..
" Selamat pagi. Udah bangun? " kata Mike ceria.
" Pagi. Baru bangun. Kamu? "
" Baru sampe apartemen, mau tidur dulu 3 jam. See you at 10. "
" See ya, intern. Have a good sleep. "
" Will do. "
Semalem Mike masuk, jadi dia sepertinya harus tidur dulu klo gak mau sakit. Kasian amat yaaahh..
" Furze, send me the pic when you're wearing yer bridesmaid dress, kay?! :-) "
Luke mau liat. Haha! Kemaren itu sempet gue kasih tau gaun nya, dia bilang cantik tapi dia juga mau liat gue pas pake.
6 November 2010, Sabtu yang indah.

30 Reasons To Smile - Chapter 65

Loving each day!
Luke dan Danny memberikan warna tersendiri di hari-hari gue selanjutnya. New York seems brighter than ever, beautiful than any day. Jadwal skype sama Luke cuma bisa pas weekend, klo Danny mah sewaktu-waktu, tergantung dia lagi sibuk apa enggak.
Entah apa korelasi nya, berat badan gue naik sekarang..dan rambut gue udah berubah warna jadi mahogani. And I'm ready for mom's wedding the day after tomorrow. A wedding in November.
Bill jadi Derek's best man (of course!) dan dia minta bantuan adik laki-laki nya yang tinggal di LA plus Mike untuk jadi pengiring pengantin, mendampingi gue.
Dean Adams dan istrinya Patricia punya agensi model di LA dan NY, lumayan besar jadi mereka berdua sering sekali bolak-balik LA-NY klo lagi banyak pagelaran busana dari merek-merek fashion ternama. Patricia ini juga dulu seorang model, bahkan sekarang klo ada yang butuh model dengan spesifikasi usia tertentu, dia juga kadang dipakai.
Gue memandang Mike yang baru saja keluar dari kamar pas, gue bertugas menemani dia nyari jas yang cocok, jas ini baru aja dijahit lagi sedikit supaya terlihat body fit.
He looks handsome. Too handsome.
" How do I look? " kata nya lalu muterin badan nya. Gue tersenyum.
" Perfectly fit. "
" Good. Sekarang tinggal nemenin kamu ambil gaun. "
" Yes. "
" And dinner? Would you? Tonite? " tanya nya sambil miringin kepala.
Well, setelah pengobatan gratis waktu itu kami emang jadi lebih deket lagi. Tapi janji di lift waktu gue nganter dia pulang pas di apartemen Derek waktu itu blom terealisasi. Dia sering nagih janji itu secara langsung maupun tidak langsung, tapi gue sama sekali blom mengiyakan ajakan nya. Udah berbulan-bulan sejak waktu itu dan Mike is a gentleman, dia sama sekali gak marah klo gue mengalihkan topik pembicaraan tentang hal itu.
Ayolah, dee.. Apa lagi yang lu tunggu? Dan apa lagi yang musti Mike lakuin? He's a nice man dan gak layak diperlakukan seperti itu.
" Dee? " Mike membuyarkan lamunan gue.
Kami udah selesai di toko pembuatan jas itu dan gue blom jawab pertanyaan Mike tentang dinner tadi. Dia gak punya waktu banyak sebenernya, karena kehidupan intern itu sangat menyita waktu nya. Setelah dari butik ambil gaun gue nanti, dia akan masuk malam malah.
Satu hal yang bikin gue menunda-nunda menepati janji dating waktu itu adalah di RS, seminggu setelah pengobatan gratis itu (dan terus berkembang sampai sekarang), muncul desas desus kalo Mike memacari gue dan itu sebabnya sekarang dia udah kaya tangan kanan nya Derek. Unfair cos gue tau gimana dia sangat kekurangan tidur demi belajar dan berada di rumah sakit. Gimana dia gak punya waktu untuk sekedar going to a bar or a club, even buat mengisi lemari es di apartemen nya. Gimana kadang mata nya berkantung atau menghitam setelah pernah 24 jam stand by di RS. Gimana dia sering melupakan makan karena lebih milih untuk tidur. Dia ada di posisi nya sekarang karena loyalitas nya, bukan karena deket sama gue.
Perhatian gue teralih ke Bill yang sms dan bilang klo lusa gue udah harus di rumah mom and dad jam 6 pagi. Hubungan gue sama Bill kembali harmonis seperti biasa, untung nya dia minta maaf dan gue juga udah cerita tentang siapa Glen dan Danny sebenernya.
Sampai di butik dan ketemu Patricia yang baru selesai menambahkan detail ke gaun nya. Lalu gue mengenalkan Mike ke dia. Cowok itu cuma tersenyum pas Patty mengira kami pacaran. Gue refleks langsung membantah. Panik entah karena apa.
Loving the dress, warna nya cantik. Merah keunguan seperti minuman anggur dan milik gue dibuat dengan model dewi yunani. Sementara Patty milih model mini dress dengan korset. She looks stunning!
" Udah dicoba? " kata Mike pas gue keluar dari ruang ganti bertirai itu.
" Udah tadi di dalem. "
" Gak butuh pendapat aku? "
" Bilang aja mau liat duluan. " kata gue sambil ngejulurin lidah.
" Haha! Busted. "
" Dee..Mike, duluan yah? " kata Patty sambil nyium pipi kami berdua. Mau ketemu klien kata nya. Meeting sekalian dinner.
Okay, speaking about dinner..this is it..
" Mike? " kata gue. Udah di mobil dan dia udah siap di belakang kemudi. Dia langsung memutar badan nya ke arah gue.
" You owe me a dinner. "
" A date. " katanya mengoreksi.
" Ah..whatever. Hehe..let's eat something! " kata gue sambil tersenyum.
" Let's have a date! " kata nya semangat. Terlihat senang sekali.
Makan malam di sushi bar. Baru tau klo Mike itu penggemar sushi. Gue sih suka doang tapi gak suka banget kaya dia.
Lupakan apa yang beredar di rumah sakit dan nikmati kencan ini, dee.
Yang ternyata menyenangkan! Banyak tertawa dan bicara. Seimbang, gak ada yang mendominasi.
Kami terus ngobrol sampe gue anter Mike ke rumah sakit, langsung bertugas dia.
Ah. Lupa! Gue ngambil sesuatu di tas. Mike berdiri di luar mobil, di sisi pintu pengemudi tempat gue sekarang duduk. Ini mobil mom dari Derek, sengaja dipinjemin karena gue musti anter Mike ke toko jas.
" Apa ini? " kata Mike sambil nerima kotak persegi panjang dari gue.
" Dasi. Biar sama kaya Bill's dan sama kaya warna gaun aku juga. "
" Oh. Thanks. "
" I had fun tonite. See ya on saturday. " kata gue sambil tersenyum.
" I had fun too. "
Gak disangka sama sekali, Mike mencium bibir gue lembut dan lama sekali. It feels great. Is it because of him or karena gue udah lupa rasa nya dicium seseorang?
I kiss him back, by the way.

Sabtu, 16 Juni 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 64

Ini Skype perdana sama Danny kenapa seperti abis makan semacam ekstasi gini yah? Talking about a lot of topics. Kalimat pertama yang dia ucapin itu..dengan penuh semangat..
" I knew it was you!! Red haired girl at today show. "
" Haha! "
" Kenapa gak nyamperin gue? Kan bisa hang out dulu sebelum gue balik. "
" Sorry. You know why. "
" Liar. You're not missing me. " kata nya dengan muka dibuat sedih.
" You have no idea. I miss you more than I've admitted, Danz. " kata gue sungguh-sungguh, bikin dia nyengir. Senang dengan apa yang didengarnya.
" So, how's life? " kata nya tertarik.
Membicarakan Dublin, London, New York, The Script, 2 album mereka, kuliah gue dan musik. Mulai jam 11:45 tadi sampai jam 3 pagi waktu New York. Tapi diinterupsi notifikasi email gue yang berbunyi. Gue bilang ke Danny untuk ngasih gue waktu sebentar. Masalah nya notifikasi yang masuk ke sini itu dari email baru gue, baru aja dirubah setting nya. Danny gak mungkin kirim email, dari tadi perhatian kami cuma ke layar laptop masing-masing, kecuali pas kami ambil minum barengan tadi. Nafas gue terhenti liat siapa yang bales.
" Dee? " Danny manggil.
" It's Luke. " kata gue. Lalu kembali menatap layar smartphone gue dan buka email itu.
" Dee!!! Please skype now!! I miss you. I've turned on my laptop immediately. "
Dia menuliskan username skype nya.
" Dia bilang apa? " kata Danny.
" Skype now. " jantung gue berdetak lebih kencang dari biasa nya.
" Okay. Kalian skype-an aja sekarang. Gue harus pergi ke luar juga. Thanks yah, dee. Chat again soon. "
" See ya, Danz. Thank you and.. "
" I'm not gonna tell him about it. Don't worry. " Danny mengedipkan mata nya. Khas dia..selain pouting. Hehe..
Tersenyum manis sekali dia sebelum akhirnya offline. Dan sempat-sempat nya blow me a kiss. Hihi..he's such a sweetheart.
Gue pun add alamat skype yang dikasih sama Luke.
Sudah di add lalu gak lama di layar nya ada tulisan..
" Luke Power's calling.. "
Tangan gue gemetar dengan sendiri nya.. kena panic attack sedikit. Sempet gak ke-klik pilihan "answer" nya karena tangan gemetar saking groginya..
Lalu..ngeliat Luke sebesar itu bikin tiba-tiba terharu. Miss him tooo much. Dan sekarang ada di layar, tersenyum dan melambaikan tangan.
" Where have you been? I was having a heart attack when I realized it's you. " kata nya.
" Haha! I'm here. In the other side of the world. Good morning, by the way. Sudah sarapan? How are you, honey? "
" Baru aja. Why took you soo long, dee? "
" Soo long to what? " kata gue bingung.
" Untuk menghubungi aku. "
" I'm sorry. Tidak ada pembelaan apapun. Aku salah. Maaf yah, Luke?! " gue netesin airmata.
" Well, at least you're here now. Please jangan menghilang lagi. Eh, kenapa nangis? "
" Haha! Missing you too much. Jadi ingin ke Dublin sekarang juga. " gue ngelap airmata pake jari.
" Where are you now? "
" New York. " kata gue, entah kenapa gak mau berbohong atau mengelak untuk tidak menjawab semua pertanyaan bocah ini.
" You've met dad? " kata nya excited.
" Not yet..I saw him at today show but he didn't see me. "
" Pantes dad always have a thing for New York this couple of years. He's in love with NY apparently. And now I know why.. "
" Really? " gue tersenyum mendengarnya. Kebetulan.
" Yep. Now, tell me anything about what you've been thru this couple of years. "
" Tell me yours first!! " kata gue gak mau kalah.
Hubungan ayah-ibu nya yang membaik. Perkembangan skill drum, gitar dan piano Luke yang juga semakin membaik tiap hari. He sing to me one good song and I'm in love with his voice. He has such a beautiful voice just like his dad.
Dia juga cerita keadaan nenek dan kakek nya. Langsung rindu masakan ma dan obrolan sama da.
" Dad gave me many cool gadgets, so we can keep in touch with video call and stuff. Can I have yer number, dee? So I can just dial if I need to talk to ye face to face outside the house. "
Gue ngetik nomer telpon selular gue lalu bilang, mengingatkan lebih tepatnya, supaya semua komunikasi kami ini disimpan rapat-rapat dari Glen. Selagi masih bisa menjauh. Gue ingin berhubungan lagi tapi rasa nya blom sanggup.
Exchanging phone number dan gue nulis nama nya Luke di kontak jadi little furze. Dia terlihat senang sekali waktu gue cerita tentang bunga furze kering pemberian nya yang sekarang udah jadi lucky luke charm pribadi ini.
Dia pamit, ada kegiatan luar sekolah yang harus dia lakukan setelah ini. Ma udah ngetuk pintu kamar nya beberapa menit yang lalu. He said I look like a vampire, dengan lingkaran hitam di bawah mata. Well, blom sempet tidur ini. Dan terkaget waktu menengok ke jendela, sudah ada cahaya dari luar.
" I had fun, dear. Take care. I love you, Luke. "
Dia melambaikan tangan setelah blow me a kiss. Eh, kenapa kelakuan nya kaya Danny?! Haha!!
Bangun dari kursi empuk di depan meja belajar lalu merenggangkan badan. Lebih dari 5 jam duduk, baru berasa kaku nya. Berdiri di depan jendela dan gak berenti tersenyum. Sebentar lagi jam 5 pagi. Jogging gak yah?? Hmmm..
Tidur adalah pilihan yang bijaksana. Itu juga perintah dari Luke pas gue ngaku klo blom sempet tidur dan di sini udah hampir pagi.
Kirim sms ke nomer mom, karena pasti mom blom bangun, dan bilang kalau gue abis begadang ngerjain sesuatu dan baru akan tidur. Biar mom gak repot ngebangunin gue nanti.
" Selamat tidur, dee. Mimpi indah. " kata gue sambil masuk ke selimut dan memejamkan mata sambil tersenyum.
Mimpi dipeluk Luke pagi ini lebih indah dari New York di sabtu pagi.

Sabtu, 09 Juni 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 63

" Eh. Can I help you? "
Di tengah beresin meja buat makan malam sekeluarga, bel pintu bunyi. Gue yang buka karena yang lain pada sibuk sendiri.
Cowok di depan gue terlihat kaget karena yang bukain pintu itu perempuan yang tadi siang nabrak dia di restoran fastfood.
Terlihat rapi dengan kemeja biru langit dan celana jeans skinny nya yang berwarna hitam. Plus jaket berbahan kaos warna hitam dengan motif kotak-kotak bergaris tipis dan ada kapuchon nya. Kacamata nya gak dipake dan mata nya jadi terlihat berwarna abu-abu. Tadi siang gue liat mata nya hijau. Berarti mata nya kemungkinan berwarna hazel. He has a beautiful eyes. Bulu mata nya panjang dan lentik.
" Need to see your father. " kata nya membuyarkan lamunan gue.
" Oh. Sure. Come in, Mike..right? " kata gue. Karena gampang lupa, gue meyakinkan diri klo emang nama nya dia Mike.
" Yes. Mike. " kata nya sambil melewati gue.
Menyuruh dia duduk di sofa ruang tamu lalu ke dalem dan manggil Derek untuk ngasih tau kedatangan Mike. Melanjutkan menata meja. Mom memutuskan membuatkan Mike minum dan nganterin sendiri ke depan.
Kembali dengan tersenyum penuh arti dan ngambil satu piring makan lagi untuk ditaroh di sebelah bangku gue.
" He stay for dinner? " kata gue.
" Yes. He's cute. "
Eh? Mom bilang gitu sambil mengedipkan mata kiri nya. Sejak kapan mom jadi centil? Gue dibuat melongo.
" Siapa yang mau gabung makan malam sama kita? " C nanya ke mom.
" Intern di rumah sakit, dia tadi disuruh Derek ke sini untuk anter berkas buat pengobatan gratis minggu depan. " kata mom, masih dengan senyum yang di mata gue terlihat aneh.
" Is he cute? " kata C.
" Liat aja di ruang tamu. " kata mom.
Lalu C pun berjingkat-jingkat ke ruang depan dan kembali dengan senyum yang terlalu aneh bagi gue..plus cekikikan. Mom juga bersikap seperti itu sekembalinya C dari ruang tamu. Mom ngasih jempol nya, C pun ngangguk-ngangguk. Ini kenapa ya sama mereka berdua??
Mike terlihat sedikit canggung di awal tapi lalu dia seperti sudah jadi teman dekat keluarga ini. Gue tetep gak ngobrol sama Bill. Bodo lah dibilang kekanakan sama mom.
Dessert nya waffle plus es krim. Boleh pilih sendiri rasa es krim nya, ada vanilla, strawberry dan coklat. Bisa dikombinasi juga kok. Gue suka banget mendekorasi waffle itu, jadi setelah C naroh 2 scoops es krim pilihan masing-masing, lalu gue tambahin whipped cream, campuran buah-buahan dalam kaleng plus cherry on top. Yummy!
Peraturan gadgets off while brekkie/lunch/dinner di keluarga ini bikin gue tambah gak tenang, penasaran Danny bales email gue lagi apa enggak! Maka nya gue jadi agak bengong pas dessert time. Menikmati waffle tapi pikiran gue kemana-mana. Gak kemana-mana juga sih, cuma ke Danny dan Luke. Hmmm..
" Deena Allison Kayleigh?! " suara mom membuyarkan lamunan gue.
" Eh..yes, mom?? Sorry. " kata gue. Muka memanas, malu karena ketauan bengong di meja makan dan semua lagi ngeliatin muka gue.
" Kamu kenapa? Tumben bengong gitu. "
" Enggak, aku gak papa kok. Lagi nunggu email penting aja. "
" Danny. " kata Bill. Gue terkaget lalu nendang kaki nya di bawah meja. Dia teriak kesakitan. Gotcha! Don't mess around with me. I used to be a famous golden kicker pas masih latihan sepakbola dulu di Dublin.
Mom mengerutkan dahi nya. Saling berpandangan sama Derek.
" Danny siapa? " kata mom akhirnya.
" Cuma temen lama, mom. Danny O' Donoghue. "
" Eh, apa kabar dia? Kamu masih berhubungan sama dia yah? "
" Not really. " kata gue.
" Klo Glen? How's he? " pertanyaan Derek ini bikin gue membatu sebentar.
" He's..fine..I assume... " kata gue lalu terdiam sebentar.

" Excuse me. " akhirnya gak kuat.
Gue berdiri lalu ke kamar mandi besar di dekat ruang keluarga. Sempat menyambar smartphone gue di "kotak gadget" lalu mengunci kamar mandi setelah masuk ke sana. Duduk di closet lalu ngecek. Tersenyum lebar karena ada 1 email dari Danny.
" Gimme yer address and I'll send you a copy of each the script's album..with signatures ;) I'll let you know if I have a gig or two in NY. Oh, I wish I could come back to NY!! Skype soon, please!! :) "
" Oh..nice trick untuk tau alamat gue. :p I'll buy it, don't worry, bruv. :-) Skype? Sure! If only you're alone in yer apartment. ;) I'll add yer skype account later on. Still at dinner with mom n Derek. How's he? You know who.. "
Akhirnya nanya juga tentang Glen lewat Danny. Glen looks healthy tapi gue cuma mau memastikan saja. Apa kepala nya sudah baik dan kesehatan nya sudah sepenuh nya pulih.
Menunggu sambil cek yang lain. Shena sama Peter sms gue, mereka sibuk tapi gak lupa komunikasi sama gue lewat sms tiap hari. Peter udah lulus S2 dan running their family's advertising company di London. Klo Shena sih malah di Paris, belajar di salah satu merek pakaian terkenal. Rencana nya dia akan buka clothing line aja. Passion nya 2 tahun terakhir ini beralih ke fashion.
" He's doin' great. You shud meet him, dee. Gak kangen apa sama dia? Apa lebih kangen sama gue? ;p Oh, can you just go to London now? Freakin need to see ya and catch up yer updates. Let's do video call now! Give me yer number!! "
" Glad to know it. And how bout ya? Haha! I said I'm in mom's, silly. About Skype, I'll working on it in about an hour from now. How about that? "
Klo ini gak butuh lama buat nunggu balesan nya.
" I'm doing suppa great!! Okay. An hour from now. I'll let you know if I'm already at home. See ya! Uh. Excited! ;-) "
" Haha! Yea rite. :p "
Terkaget karena pintu diketuk. Gue pencet tombol flush buat alibi.
" Are you okay, dear? " suara mom.
" Ye, mom. In a bit. " teriak gue.
Gue berkaca lalu membasahi tangan biar dikira abis cuci tangan. Mendapati mom masih berdiri di depan pintu begitu gue buka.
" Are you okay? Es krim mu lumer tuh. " kata mom sambil membelai rambut gue.
" I'm okay now, mum. Let's return to the dinner table. " gue merangkul mom.
Gak mengembalikan smartphone gue ke kotak gadget, udah gue silent tadi..well, vibrate mode sih sebenernya. Hehe..
Sepertinya akan menginap di sini malam ini. Pinjem laptop mom dan skype sama Danny nanti. Sounds like a great idea. Ada kaos dan baju tidur gue yang ditinggal di sini. Of course lah, ada satu kamar yang emang diperuntukan buat gue di apartemen ini. Gue nya aja yang gak mau tinggal di sini setiap hari.
Mom and Derek said mereka udah dapet rumah yang bagus untuk ditinggali, sekalian buat bulan November. Deket sama rumah sakit dan rumah nya bergaya Victoria. Gak terlalu besar tapi cantik.
Sebulan sebelum pernikahan, mereka akan pindah ke sana. Kamar buat gue tetep disiapin. Masih pengen banget gue tinggal bareng mereka tampaknya.
" Dee, anter Mike ke depan gih. " kata mom setelah dinner selesai dan Mike pamit pergi ke rumah sakit lagi.
Why me?? Langsung mencium gelagat yang aneh di sini, konspirasi nih sepertinya. Mana C pake senyum-senyum gitu.
" Gak papa, saya bisa keluar sendiri kok. " kata Mike gak enak.
" Dee gak keberatan kok, Mike. "
Apa-apaan sih mom ini? Udah kaya juru bicara gue aja, emang gue artis atau tokoh masyarakat yang terkenal gitu?
" Gue anter, Mike. " gue nengok dan senyum ke arah nya.
Mike balik tersenyum manis. He's too cute to be a doctor. Hehe..
Lalu dia pamit ke semua dan gak lupa bilang terima kasih. Mom nyerahin his cell phone yang tadi ditaroh di gadget box. Gue anter dia ke ruang tamu lalu buka pintu.
Jalan di lorong ke arah lift, sepi.
" Dee? "
" Yes? "
" Can I have your number? " kata Mike.
" Sure. "
Exchanging numbers lalu nunggu lift. Tadi nya dia nyuruh gue masuk aja, tapi ada sesuatu yang bikin gue mau nemenin dia di situ. Percakapan kami mengalir begitu aja tentang Los Angeles, his home town. Sayang lift cepet dateng. Hmmm..tadi kaya nya gue agak ogah yah nganter dia, sekarang kenapa pengen ngobrol banyak?
Masuk lift tapi dia nahan pintunya.
" We shud go out sometime. You know..coffee, lunch or..maybe dinner. Membayar dinner tadi. " kata nya.
Ngucapin 2 kalimat yang terakhir sambil menunduk, muka nya sedikit memerah waktu dia mendongak lagi untuk liat wajah gue.
Tersenyum sambil mengangguk sebagai jawaban nya, setelah itu dia pun makin lebar tersenyum. Lalu dia melepas tangan nya dari pintu lift. Sebelum pintu nya tertutup rapat dia sempat melambaikan tangan nya sambil bilang "goodnite".
He's too cute and sweet!! Berbalik dan senyum-senyum sendiri.

Sabtu, 02 Juni 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 62

" Sorry. " kata gue singkat sambil tersenyum ke cowok yang baru gue tabrak setelah gue keluar pintu.
Self note, jangan ketik text sambil jalan.
" No worries. " kata cowok itu tersenyum.
Tinggi cowok itu se-gue, rambut gelap, mata berwarna hazel dibalik kacamata berbingkai kotak. Dia mempersilakan gue keluar, tapi lalu..
" Hey, are you dr. Adams's daughter? " kata nya.
Membuat gue berbalik. Eh? Gue lalu berpikir..
" dokter Derek Adams? " tambah nya.
" Oh. Iya. Anda siapa? "
" Hey, gue Mike. Intern di rumah sakit beliau. Gue liat lu pas pengangkatan dokter Adams di rumah sakit. "
Mike pun mendekati gue. Tadi dia berdiri di depan pintu masuk, jadi takut menghalangi orang yang akan masuk ke Wendy's.
" Oh, yeah. Sorry. I'm Dee. "
" Good to see ya around. Oh iya, ikutan acara pengobatan gratis minggu depan? "
Jidat gue berkerut. Gak ngerti apa yang Mike maksud.
" Pengobatan gratis bulanan buat orang yang gak mampu. Apa lu gak ikut? Klo gak salah dokter Adams bilang anak perempuan nya mau bantuin. "
Aduh, pikun nya kumat! Dan Derek memang selalu ngenalin gue ke orang-orang sebagai anak perempuan nya.
" Ah..I'm in! Positive! Sorry gue agak lupa tadi. "
" Okay then. See ya next week. " dia tersenyum lagi. Gigi taring nya terlihat jelas, manis sekali klo diliat-liat. Dan sangat tidak terlihat klo dia itu seorang dokter.
Gue melambaikan tangan lalu berlalu dari sana. Need to sleep. Let's go home by subway.
Sampe apartemen langsung merebahkan diri di kasur. Oh..telpon Bill!
" Ngapain baru sampe rumah? " kata nya curiga.
" Laper, tadi makan dulu di Wendy's. "
" Cuma itu? "
" Yes. Bill, gue tidur dulu yah? Capek banget nih. Pick me at 4. "
" Will do! See ya! "
" See ya no longer most wanted bachelor. Haha! "
" Haha! Shut up! " kata nya.
Tertawa mengingat klo Bill pernah dinobatkan sebagai pengusaha muda single paling diinginkan di New York. Haha! Menaruh telpon genggam di atas lemari kecil di sebelah tempat tidur lalu menguap lebar. Hoaheeemmm..let's sleep.
Terbangun bukan karena telpon, tapi bel pintu. Otomatis liat jam. Oh. Crap! 4:30pm! Itu pasti Bill!
" Oh. Genius! " kata nya begitu gue buka pintu. Sudah rapi dia, sementara rambut baru bangun tidur gue terlihat jelas.
" Sorry. I am sleepless because of you, boss. Gimme 20 minutes, okay?! "
Tanpa nutup pintu setelah dia masuk, gue melesat ke kamar mandi.
Menjadi salah satu dari perempuan yang mandi nya cepet, kadang gue ngerasa beruntung. Gue bisa mandi hanya dalam waktu 5 menit saja.
Dan sekarang 5 menit mandi, 5 menit milih baju lalu ganti, 5 menit ngeringin rambut dibantu Bill sambil dandan dan 5 menit kemudian sudah ngunci pintu apartemen dari luar.
Telpon mom dan bilang maaf karena akan terlambat setelah masuk mobil nya Bill. Sekarang tinggal jemput Clara. Rencana nya Bill mau ngasih tau mom dan Derek klo mereka sudah bertunangan.
" So, what happened this morning? " tanya Bill. Membuka percakapan.
" You got engaged. "
" Aaahhh..come on! Lu tau apa maksud gue kan? " kata nya gak sabar.
" Just pay attention to the traffic, my-handsome-soon-to-be-brother! " kata gue di sela tawa.
" Suka nya bikin orang penasaran sih? Heran. "
Gue menjulurkan lidah lalu dia bilang sesuatu yang bikin gue kaget.
" Apa tentang Danny? Gue tadi google loh band itu dan...he sent you many emails. "
" WHAT?? How do...YOU READ MY EMAILS?! I HATE YOU, BILLY JAMES ADAMS!! "
" Sorry..abis tadi notification email nya bunyi terus.. "
Eh, Danny kirim email baru?? Gue langsung cek.
" Don't talk to me yah?! Gue marah!! "
" Sorry. "
" Sshhhh.. " gue ngasih telapak tangan kanan gue di depan muka nya.
" Oh. Shit! Just read yer email. Already at..wait..where am I? Ahh..no longer in New York. :( " email pertama.
" Give me yer number and I'll call you. Okay?? ;) " email kedua.
" Don't forget to write me back again this time! Or I'll hate ya forever. " email ketiga.
" Shud I told G about it? Glad that finally you wrote me back. Miss ya, kiddo! :) " itu email terakhir.
Gue bales pake email pribadi gue aja deh..
" Not gonna give you my phone number or my home address, I'm not that easy. :p Anyway, this is my new email. Cuma buat orang-orang deket aja. I miss you too, danny o-soo-tall! :-) And..please, don't tell him. I'll write to Luke after this but don't tell his dad. Talk to you soon! Oh..yer song stucked in my head bahkan sebelum gue tau kalian yang bikin! Loved it! Great job! :-) "
Haaaahhh..senang nya berkomunikasi dengan orang dari Dublin. Orang yang selalu bikin kita nyaman, seperti Danny. I miss Dubz all of the sudden. Oh, let's write to Luke. Enak nya gimana yah?? Hmmm..
Gue kaget karena pintu belakang dibuka. Lalu tercium bau parfum Clara.
" Hey, C! " kata gue tanpa mengalihkan pandangan dari layar smartphone.
" Hey, Dee! Hey, fiance! " Clara mencium Bill yang nengok ke belakang.
" You wanna switch seats? " kata gue.
" No. It's okay. "
Mau nulis apa yah? Hmmmm..
" Hey, Luke... "
Baru itu yang gue ketik. Enak nya gimana yah? Gue berpikir sangat keras sambil mandangin layar smartphone. Sampe gak denger Clara nanya sesuatu. Bill sampe nepuk paha gue lalu pas gue nengok dia baru bilang Clara nanya..
" We're not talking! " kata gue galak ke Bill. Lalu berpaling ke belakang.
" Nanya apa tadi? Sorry I didn't hear it. Terlalu serius. " gue tersenyum ke C.
" Oh. Kalian lagi berantem yah? " kata nya sambil nunjuk gue dan Bill bergantian berulang-ulang.
" Tadi mau nanya apa? " gue sengaja mengalihkan topik pembicaraan.
" Hihi..beneran lagi marahan. Okay, gue gak ikutan. Tadi gue nanya, di London ada your grands kan yah? Minggu depan gue ke sana. Boleh gak gue mampir? "
" Boleh dong! Nanti biar gue bilang mom, trus gue telpon na sama pa buat kasih tau mereka klo temen gue mau mampir. " sengaja gak bilang pacar nya Bill.
" Hooo..thank you! Lanjutkan apa yang tadi lu lakuin. " dia tersenyum.
Gue kembali memandang layar smartphone gue.
Bagaimana melanjutkan 2 kata yang tadi gue ketik duluan?
Mau nulis email pendek atau panjang yah?
Jam berapa sekarang di Dublin?
Gue berhitung..ah..udah dini hari di sana.
Mendongak karena tiba-tiba gelap, eh, menuju ke parkiran di basement apartemen mom and Derek toh. Berarti gue mikir nya lama bener yah?? Hampir setengah jam aja gitu.
Okay..nulis saja dulu..setelah nanti Luke bales, baru gue cerita dan tanya-tanya perkembangan nya.
" Hey, Luke. You know who's here, dear. Just look at my email address. ;-) Maaf gak pernah kasih kabar ke kamu. You know..I need to make myself calm down first. Well, how are you now? I bet you're taller, handsome and smarter than 2 years ago. Can't wait to hear from you. I miss ya. Love, furze. ;-) "
Keluar dari mobil dan melihat sinyal nya gak ada. Oh, iya..ini di basement yah..kirim nya nanti aja deh.
Berjalan di belakang dua orang yang lagi kasmaran emang kadang nyebelin yaaa.. PDA di mana-mana. Apalagi pas udah masuk lift.
" Get a room, guys! " kata gue pas di lift. Baru setengah jalan gue udah gak nyaman ngeliat kemesraan mereka.
" Get a hook-up, dee! "
" Bill! That's harsh! " C mukul lengan nya Bill, gak suka denger tunangan nya berkata kasar sama perempuan dan gue hanya melotot ke arah nya.
Okay. Fix perang dingin!!!