Selasa, 13 November 2012

30 Reasons To Smile - Epilog

Menatap mata anak laki-laki remaja di depan gue ini dengan sayang. Dia sedang menghabiskan makan malam nya dengan lahap. Gue bersyukur akan malam ini dan otomatis mengelus adik nya. Telpon rumah bunyi.
" I'll get it. Maybe da. " kata gue tersenyum lalu bangkit dengan sedikit kepayahan.
Mengangkat telpon wireless itu sambil jalan kembali ke meja makan nemenin dia.
" Hallo? "
" Hey, lof. How's Dubz? How's our boys? "
" Gloomy..without you. Yakin banget bilang boys?! " gue tersenyum.
" Can't wait to see all of yis. Aku mau bikin pengakuan! "
" Pengakuan dek? Hihi.. " Glen juga tertawa di seberang sana.

Ingetan gue kembali ke 3 tahun lalu. Bau air laut, bunyi musik dan terpana melihat Glen terjun ke kolam renang sewaktu diwawancara sama vh1 buzz. Kata nya ditantang, iya sih..cos gue liat host perempuan yang berambut afro ikutan terjun. Tapi kata Danny dia terlalu excited akan sesuatu. Oh, our kiss?
Setelah itu dia ke kamar ganti baju dan muncul lagi dengan naroh bunga mawar di sebelah gue duduk.
" Thank you. Eh, buat aku kan? "
" Tadi nya mau nyari bunga furze tapi gak ada. "
" Gak takut dilihat fans kamu? " jahil.
" Masa aku takut? Klo bisa malah aku kasih tau ke seluruh dunia. "
" Semacam reality show gtu? Ogah. "
" Ya enggak lah, sayang. "
Ketawa berbarengan.
" I'll say that I have a girlfriend, tapi aku gak mau kasih tau nama kamu, lain soal klo kita lagi pergi berdua. Biar kamu aman. Kaya Luke. "
" Protektif. "
" I am. "
" Kamu yakin bener aku pengen pergi sama kamu. "
Glen melotot. Gue terbahak.
Kami berdua menatap laut dari tempat duduk yang biasa dipake orang buat berjemur dan memperhatikan orang yang lalu lalang. Merapat dan lengan kami saling bersentuhan.
" Spontan bener yah kamu hari ini? " kata gue lembut.
" Terjun ke pool? Hehe.. "
" Itu sama ciuman tadi. "
" One thing lead to another. "
Dia mengedipkan sebelah mata dan gue tersenyum lalu melempar pandangan ke laut.
" Aku bersinar. "
" Heh? " kata Glen sambil nengok. Gak ngerti.
" Semua orang memperhatikan. Pasti yang lewat di depan kita langsung nengok. I'm sitting with you and I'm glowing. "
" You're beautiful, that's why. And I love the word 'us'. I love you. "
" Since when? " kata gue.
" Apanya? "
" You realized it. Bukan nya di bandara.. " sengaja menggantungkan kalimat.
" Setelah itu di mobil. Aku berpikir. Kenapa aku bukan sama orang yang memang dari awal udah aku pikirin waktu dengar, lihat atau merasakan cinta? Apalagi setelah kita ketemu di pernikahan ibu kamu. Ditambah pengakuan jujur kamu di bandara waktu itu. "
" Pacar kamu? "
" Tadi nya aku pikir aku kebawa suasana dan berusaha tetap sama dia, tapi well...hubungan itu memang salah dari awal. Kami putus sebulan kemudian. Aku liat kamu pake gaun pengantin itu..hati ku sakit di satu sisi tapi..kamu cantik sekali di situ. "
" Thanks. You shud see the mad bride pic. "
Gue ketawa. Lalu berhenti dan memperhatikan wajah laki-laki di depan gue. Wajah nya serius sekali.
" Aku cemburu banget sama Mike. "
" Really? Haha! "
" Just look at him. He's good looking enuff. A doctor just like your step dad. Seems like he's a good man. "
" He is. Aku bersalah sama dia. Blunder. Rebound. You name it. "
" Jadi aku satu-satu nya? " kata Glen dengan nada sombong.
" Haha! Sombong nya..iya iya! " gue cubit hidung nya.
Glen mengepalkan tangan dan membentur-bentur kan nya di jidat gue. Tersenyum lebar karena gue merindukan ini.
" Oh iya, satu lagi momen pencerahan itu pas aku nemuin kamu tidur di kamar Luke di rumah. "
Glen mengambil cell phone nya, gak lama dia nunjukin sesuatu.
" What?! Kamu foto aku?! "
" Yea. " muka Glen memerah.
" Buat obat kangen. Well, lebih dari moto sih.. " kata dia lagi.
" Hah? Apa lagi? "
" Aku mandangin kamu tidur lumayan lama. Thank God buat kebiasaan kamu yang biasa tidur dengan lampu nyala. "
" Itu aja? Aku kaya nya waktu itu mimpi dicium gorilla deh.. " Gue memicingkan mata curiga.
Kami berdua ketawa bareng.
" Inget pas aku cerita malam sebelum pa meninggal? "
" Iya. Maaf yah aku gak ada pas kamu melalui itu. "
" Gak papa kok. Obrolan sama pa lah yang bikin aku nekat di bandara. Pa bilang klo kamu ke rumah waktu itu. "
" Yes, aku nyari tau kamu di mana sekarang. He's a nice man. Aku ngobrol sedikit sama dia. "
" Pa bilang, klo kamu memang the love of my life, aku harus berjuang. Give myself a chance. One last chance. Jadilah itu pemicu omongan jujur aku di bandara. "
" I thank God for that then. Klo gak gitu aku gak tau perasaan kamu yang sebenarnya ke aku. Aku mungkin gak akan seperti ini sekarang. Bilang cinta sama kamu. "
" I love you too, G. Always am. Always will. Harus nya kamu gak perlu ragu sama hal itu. "
Diinterupsi Danny yang dateng pake kaos merah dan celana pendek.
" Let's do the cannonball!!! " dia narik tangan gue. Kocak banget cara nya bilang cannonball. Goyang-goyang kepala gitu dengan mimik orang ketawa.
He surprisingly did amazing! Do the backflip dan byuuuurrr...cipratan air membasahi orang-orang yang ada di pinggir kolam. Semua teriak-teriak dan bertepuk tangan. Gak nyangka mungkin klo vokalis seganteng dan semanis dia bisa gila kaya gitu.

Kembali ke saat ini..
" Pengakuan apa? "
" Klo aku kangen sarapan sama kamu. "
" Haha! Dasar. Maka nya cepet pulang. Danny sama Mark lagi sama kamu? "
" Enggak. Aku sama supir. A little bit tired. Mau ke flat. "
He makes me smile. Kadang gue suka mengingatkan, klo kecapekan gak usah nyetir. Seneng klo dia nurut.

Ah, Mark. Malam setelah pengakuan dek dan backflip Danny, kami berdua ngobrol serius. He's a husband and a dad. Jadi wajar klo dari dia lah gue dapet nasehat. He's drinkin' his wine dan gue makan es krim. Yang lain sibuk main fusball.
" Glen selalu tau klo he'll end up with you. Dia itu butuh security, perasaan di mana dia dan perasaan nya aman terjaga. Tanpa takut dikhianati dan ditinggalkan. Itu kenapa akhirnya dia kembali ke kamu, Dee. Terbukti dengan kamu masih di sini buat dia. Mencintai nya dari awal sampe akhir. "
" Amen. "
" I pray that it will last forever. Both deserved it. "
" Amen. Thanks, M. "
" Dan gue gak akan heran klo nanti Glen melamar. " perkataan M ini bikin gue terbatuk. Tersedak ludah sendiri. Weird.
" No way. Remember Luke's ma? "
" Taruhan gitar gibson?! "
" Oh come on! I'm not that rich. "
" Lu bisa nabung mulai sekarang.. " Mark tersenyum jahil.
Danny seneng banget akhirnya gue sama Glen menjalin hubungan lagi. Dia yang ngasih tau arti tulisan Gaelic di salah satu halaman booklet Science and Faith yang ditulis Glen.
" To my girlfriend, love you loads. Glen. "
Itu artinya. Dan dia suka ngeledekin kelemotan gue buat nebak hint yang dia kasih di note itu. Haha! Yes, gue terima. Gue emang paling gak bisa main tebak-tebakan.
Mark mendapatkan gitar gibson warna abu-abu gelap di pernikahan gue. Pernikahan sederhana dan gue gak pernah lihat Glen se-charming hari itu. Super ganteng dan dia membuat gue menangis pas mengucapkan janji pernikahan bikinan nya sendiri. Plus dia nyanyi 'How Deep Is Your Love' nya Beegees sendirian dengan gitar. Ah, dad. Hope you're watching me from above with na and pa.
Luke mempersembahkan lagu dengan solo piano nya, Beautiful Day dari U2 dibuat ballad. Beautiful tune. The Script nyanyi I'm Yours dan No Words. Dan sebuah surprise buat Glen waktu gue sama Luke memainkan lagu Signal Fire dari Snow Patrol. He's on the piano and helping me with vocal. Mata Glen memerah pas dia meluk dan nyium gue setelah lagu itu selesai dibawakan. Credits to Luke! He's an amazing musician.
It was such a beautiful day. Sempat merasa ragu tapi begitu liat Glen berdiri di sana, hilang semua rasa ragu itu. Malah pengen langsung bilang 'I do'. Dansa pertama kami adalah yang terindah, dengan lagu Chocolate High. One of our anthem.

Luke tau kami bersama lagi pas surprise skype. Pagi nya setelah 'memutuskan bangun'. Bill berbaik hati tukeran kamar sama Glen. I text him dan bilang mau skype-an klo ada waktu. Dia excited dan langsung nyalain laptop nya.
" Ada yang mau say hi! " kata gue sambil senyum-senyum, 5 menit setelah kami basa-basi.
" Siapa? " kata Luke.
" Pacar aku. "
Luke muka nya berubah. Ada mimik defensif.
" Hey, son. "
Glen duduk di sebelah gue. Muka anak itu priceless banget!

Mengelus-elus perut sambil mandang Luke. Gue dan Glen menikah setahun lalu dan merasa diberkati dengan kehadiran anak ini. Di perut. Luke seneng sekali akan punya adik. Kami tinggal di rumah gue. Keputusan bersama yang gak ditentang Glen. Dia punya prinsip untuk memanfaatkan yang ada, bukan membeli yang baru walaupun mampu, masih ada yang lebih penting. Pendidikan our first son, Luke, misalnya. Kadang anak itu masih nemenin Gary and Helen. Tapi sejak gue hamil, dia selalu di sini. Apalagi his da lagi di London. Rekaman album baru. 4th album.
" Da kapan pulang? " kata Luke.
" Tuh ditanya Luke kapan pulang! "
" Haha! Soon. Tell him I miss him. " kata G.
" Da's missing ye. " kata gue.
Luke tersenyum lebar. Bell pintu bunyi. Selalu gak tega ganggu Luke klo lagi makan, lagian gue harus sering jalan ke sana ke mari.
Ke pintu depan sambil terus ngobrol sama Glen ditelpon.
" Aku buka pintu dulu, lof. " kata gue.
" Oke. "
Buka pintu dan di sana lah laki-laki itu berdiri. Laki-laki bermata biru tua. Cinta. Dada rasa nya hangat begitu lihat wajah nya. Tersenyum lebar dan siap memeluk gue. Membentangkan tangan nya lebar-lebar.
Lalu memeluk gue..
Lalu perut gue sakit..
Kontraksi..
Sakit yang hebat..
Sepertinya anak ini terlalu excited untuk bertemu da nya.
Luke di kemudi, Glen memegangi tangan gue di jok belakang.
Rumah sakit..
Bayi perempuan paling cantik yang pernah gue liat.

Dia berambut gelap dan bermata biru gelap.
Glen dalam wujud bayi perempuan.
Hello, Alicia Helen Power.
Lalu kebahagiaan kebahagiaan dan kebahagiaan lain setelah nya hadir...

Senin, 12 November 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 75

Celingukan di lobby, baru sampe udah ngilang aja si Bill. Kapal pesiar yang sungguh besar. My first time ever! Disambut dengan welcome drink karena apparently Bill membeli paket yang VVIP di cruise ini. Kata front officer nya, Bill tadi ke arah bar, langsung sms dia. Gue tunggu di sini sambil minum mix tropical fruits.
Tersedak sedemikian hebat nya begitu liat flyer di meja. They're here! Glen's here! The Script is here! They'll have some acoustic show and a live gig here! Gawd! Unexpected. I'm not ready. I wanna go home now. Gak mungkin gak ketemu sama at least one of them.
" I'm.. " gue ngangkat koper dan berbalik.
Tapi lalu darah gue berdesir, badan tiba-tiba lumpuh. Gue tau itu siapa, Colin lalu disusul Ben masuk. Akan check in. Gue masih mematung, gue sangat berharap Glen yang terakhir masuk supaya gue bisa sempet kabur. Tapi dia di sana, masuk setelah Ben, awalnya sibuk sama koper nya lalu..kami berdua berdiri diam saling berhadapan.
Semua indera yang gue punya seperti berpusat pada nya. Mata gue gak lepas mengamati mata nya yang walau ada beberapa meter di depan gue, terlihat sangat indah dan jelas. Biru gelap. Telinga gue seperti kedap, gak denger suara-suara orang-orang yang ada di sini. Padahal di sini tadi ramai. Seakan cuma ada kami berdua sekarang. Lidah gue kaku, walau sangat ingin berucap sesuatu, setidaknya memanggil nama nya. Hidung gue hanya mencium bau (yang sepertinya) after shave merek YSL.
Dan tangan gue mengirim halusinasi yang cukup aneh, karena somehow gue bisa merasakan tangan gue di rahang nya, merasakan rambut-rambut sedikit kasar sisa dari cukuran nya tiap pagi.
Tapi kenapa dia bersikap yang sama? Diam saja di sana tanpa melepas pandangan.
Tersadar saat sesuatu..atau seseorang? Menabrak lalu membenamkan badan gue di badan nya yang seperti raksasa bahkan untuk ukuran orang Eropa.
Daniel John Mark Luke O'Donoghue.
" Gue gak tau lu ada di sini juga! Kok gak bilang? " kata nya riang.
" Gue gak tau klo kalian juga ada di sini. Ini dadakan. "
Setelah pelukan dilepas, gue menyapa yang lain. Lalu Glen. He's hugging me after he kissed my cheeks.
" Soo good to see ye here. "
" It's a shocking surprise for me in fact. "
" Mrs. Adams, tas anda mau dibawakan ke honeymoon suite? Mr. Adams nanti akan menyusul kata nya. " kata seorang cowok berpakaian seragam.
Hening karena honeymoon suite disebut. Danny, Glen, memandang gue kaget.
I wanna be here with him tapi gue juga harus cari udara segar dulu, menenangkan diri karena tau akan 5 hari di dekat Glen. Kalo begini gue gak mungkin kabur keluar kapal kan?
" No, thanks. Saya ke atas sendiri. "
Cowok itu tersenyum lalu meninggalkan gue setelah menyerahkan kunci berupa kartu.
" See ye around, lads. " kata gue sambil melambaikan tangan.
Belagak tenang lalu pas di lift, gue menghembuskan nafas panjang sambil memejamkan mata. Bersandar di dinding lift. Takut disorientasi. Dan cincin pernikahan Bill sama C masih di jari manis gue. This stoopid ring stucked in my finger waktu gue coba! Dipake sabun, olive oil, apapun, tetep aja gak mau lepas. Sampe akhirnya give up. Mungkin nanti klo berat badan gue turun baru bisa dilepas.
Kamar yang dipilih Bill juara dunia! Besar dan ditata indah plus romantis dengan bunga di mana-mana. Di atas bed cover ada kelopak bunga mawar merah berbentuk hati malah. Gue gak menikmati nya, masih kepikiran pertemuan tadi. What do I do now? Di kamar aja 5 hari ke depan? Gak dewasa sama sekali, Dee. Menghindar. Kaya keluar kamar langsung ketemu mereka aja.


Butuh waktu lama untuk melakukan sesuatu setelah masuk kamar. 1 jam ada kali duduk di balkon sambil mandang laut. Sebentar lagi kapal akan berlayar. Mencari telpon genggam gue yang berbunyi. It’s a text from Luke.
“ Dee! Where are you? Busy? Need to skype. “
“ Kind of. I’m out of town, kiddo. I’ll let you know if I could. “
“ Ah. That’s okay. Take care. “
“ Yeah. You too. :-)
Bill masuk lalu bilang makan malam sebentar lagi udah bisa diambil. Kartu VVIP nya dia yang pegang, tapi dia bilang sih pasti semua kru kenal wajah gue. Cuma ada dua pasang tamu honeymoon VVIP soalnya. Nanti aja gue keluar nya. Bill mandi sementara gue teringat paket dari Danny yang dikirim ke kantor tadi. Di luar mulai gelap, tapi ada suara-suara musik dari dek yang kedengeran. Laut tenang sekali. Sekarang di tangan gue ada 2 CD. Satu warna biru dengan gambar seperti mural dengan tangan menengadah dan di atas nya ada sepasang laki-laki dan wanita yang berdansa. Satu lagi warna dasar cover nya coklat dengan sepasang tangan bergenggaman. The Script dan Sience and Faith. Akan mendengarkan yang biru dulu. Dibuka dan ada kertas di tempelkan ke cakram nya.

“ Enjoy! See the unseen. Know the unknown. Hope you’ll find your way. Love, D. “

Gue tersenyum. Tidak membawa earphone laptop dan terpaksa mendengarkan dengan loudspeaker saja. Dan menemukan diri gue menangis lebih deras di tiap track nya. Mereka memang hebat, tapi gue lupa mereka sehebat ini. Kemudian tersentak di lagu nomer 9. Is it my name on it? Is it for me? This song?
“ Kenapa? “ kata Bill yang udah ganti baju. Sudah mandi dia.
“ Haahhh..nay. “ gue geleng-geleng kepala.
Dia ambil album Science and Faith di meja. Lalu dibaca dan kemudian paham.
“ Ayo dinner. Belom makan apa-apa kan sejak tadi siang? “
“ Aku gak laper. Mau dengerin 2 album ini dulu. Nanti klo laper aku kan bisa minta room service. “
“ Bener ya? “
Gue ngangguk lalu tersenyum. Bill mencium ubun-ubun gue sambil sedikit menggosok lengan gue. Seperti nya khawatir.
Tenggelam di dua album itu berjam-jam. Menangis lebih banyak lalu tertidur. 2 album itu banyak menyiratkan patah hati, seperti keadaan gue. Selimut sudah menutupi setengah badan dan Bill tertidur di kasur nya. Entah dia masuk kamar jam berapa. Perut gue terasa sangat lapar. Mandi dulu baru sarapan di restoran. Previlege nya banyak klo jadi tamu VVIP memang.
Senjata ampuh untuk menutupi mata bengkak adalah kacamata hitam. Yes.

“ Poor him. “
“ Yea, tapi dia itu pernah bilang di salah satu interview radio klo cedera dia itu malah selalu bikin dia semangat. Jadi klo dia lagi down, dia akan liat foto kepala nya setelah operasi waktu itu, dan Glen bilang luka nya kaya curva terbalik. “
“ Oh, yang dia bilang 30 reasons to smile itu? “
“ Iya. “

3 perempuan muda yang duduk di sebelah gue berdiskusi asik sekali. Tadi nya gak mau serius nguping, tapi kaya nya mereka salah satu fans The Script. 2 orang terdengar lebih tau daripada satu perempuan lain berambut pirang. Lalu setelah itu mereka membahas Danny.
Takut mereka ngeh gue mendengarkan percakapan, gue buru-buru menghabiskan sarapan dan kembali ke kamar. Entah sekarang lagi ada keriaan apa di dek dan lagi ada di atas perairan mana kami sekarang.
Menemukan cowok super tinggi itu di depan pintu kamar. Dia tersenyum lebar begitu gue samperin dan langsung meluk.
“ Your cell phone is off. Why? “
“ Oh. Sorry. Mungkin batere nya abis, Danz. Udah lama nunggu yah? Ada apa? “
“ Emang nyari elu harus karena ada sesuatu yah? “
“ Enggak juga sih. Oh iya, makasih 2 album The Script nya. Great albums. Well done. “
“ Thank you. Udah baca pesan gue? “
“ Umm..udah. Tapi blom ngerti. Bisa dijelasin? “
“ Gak mau. Eh, nanti sore ke dek yah? Kami main live acoustic session  di dek. “
“ Oke. Boleh sekalian minta tanda tangan dong? “
“ Boleh! Minta apa aja boleh. “
Dia ketawa. Lalu pamit pergi, mau liat keyboard nya udah terpasang dengan benar atau belum di venue.
Mengecek cell phone begitu masuk kamar. Bill entah kemana. Langsung ada beberapa text messages. Dari mom, Bill, Danny, Luke dan Glen.

“ Tried to call you like million times. Liat The Script tampil yah nanti di dek. Would great if I could see ye. :-) “

Gue bales. “ Oke. “ Simple.
Kepala gue dipenuhi percakapan 3 orang perempuan di restoran pagi ini. Langsung teringat waktu itu di rumah sakit. Foto itu pasti yang dimaksud perempuan tadi. Mendapati diri gue tersenyum. Dia masih inget obrolan kami tentang luka di kepala nya yang distaples dan membentuk senyum terbalik itu. Mari masuk dan kembali tenggelam di keindahan lagu-lagu mereka.

Sebener nya agak ragu tapi akhirnya ke dek juga sore itu. Lihat The Script tampil dari jauh. Glen pake kacamata hitam. Akustik live dan gue lupa bawa 2 CD nya. Stupid.
He looks soo charming when he's doing ‘his thing’. Danny tambah keren aja. I know I know..gue baru dua kali liat mereka live, tapi beneran mereka tambah keren! Doing a very great acoustic version of some of their tracks. I do stand up and clap. They’re that good! Akan tampil lagi besok malem dengan live band, bukan akustik. Tadi itu Glen pake kacamata sekalian nyari gue gak yah di antara para penonton? I dunno. I’m hungry now. Bill tadi kata nya mau liat Colbie Caillat dan nunggu gue buat makan malem bareng di restoran Italy yang ada di kapal ini.
Setelah makan malem, Bill gak ngebolehin masuk kamar, temenin dulu ke bar kata nya. Dia mau liat band temen nya tampil. Deck Of Jack.
Baru sadar itu band salah satu presenter tv yang familiar. Gue aja yang lupa. Dikenalin sama mereka. Bill nonton nya maju ke depan panggung sementara gue duduk di bar. Minum apple juice. Diliatin pas tadi pesen ini. I don’t wanna drink alcohol tonite, gila aja klo nanti Bill mabuk. Harus ada salah satu dari kami yang sadar.
Kemudian di tengah pertunjukan, entah dari mana, si vokalis menemukan Glen dan Danny dan nyuruh Glen naik panggung. Ditantang kolaborasi langsung tanpa latihan sebelum nya. Jadilah mereka mainin turtle wax. Seru! Gue sampe berdiri. I’m proud of him. Glen’s drumming skill is the best!
Telpon bunyi pas gue bersembunyi di toilet.
“ I wanna see you. Klo kamu blom tidur. “
“ Aku capek, Glen. Ini mau masuk kamar. “
“ Emang abis dari mana? “
“ Ngobrol di dek. Setelah aku liat kalian tampil dan dinner. “
“ Kamu tadi nonton? Aku kira enggak. Besok nonton yah? Abis itu..dinner maybe. Rame-rame aja jga gak papa. “
“ Oke. Bisa diatur. Nite, G. “
“ Uum..nite, Kay. Sleep well. “
“ You too. “
Kirim pesan ke Bill klo gue langsung naik ke kamar. Menyelinap sambil tengok kanan kiri, takut Glen atau siapa pun ngeliat gue masih di sini. Gue gak ngerti kenapa gue begini? Tapi gue takut nanti klo ketemu Glen, perasaan gue akan timbul dan terlihat jelas lagi. Gak mau berharap tapi lalu tau dia punya pacar. Mending menghindar selagi bisa.
Kembali terbuai sama 2 album The Script, Bill masuk kamar jam 4 pagi dan gue baru tidur setelah melihat matahari muncul.
Terbangun jam 3 sore. Haduh. Perut laper banget ini. Mengandalkan room service untuk kirim makanan untuk 30 menit lagi. Mandi dulu lebih baik seperti nya. Bill kirim sms kalo dia lagi berenang. Gue di sini kenapa jadi mengurung diri terus yah? Heran. Harus nya kan Bill yang patah hati? Kenapa malah gue yang di sini?
“ If I don’t see you tonite. I’ll throw meself to the sea! “ Danny kirim sms.
“ Just do it. ;p “
Eh, dia langsung nelpon. Marah-marah. Gue cuma cekikikan. Lalu terdengar ketukan di pintu. Room service.
Tapi kenapa ada Glen? Klo gini sih malah gak jadi makan kaya nya? Dan salah banget minta makanan nya ditaroh di meja depan sofa sama petugas room service nya. Masih membahana lagu Science and Faith. I am sooo busted. Booklet sama CD nya bertebaran di meja. Salah tingkah langsung ngerapihin meja, bersyukur tadi sempet mandi dulu. Hehe.. salah tingkah kedua adalah nawarin Glen minum dan kepentok pintu buffet yang nutupin mini refrigerator. Untung dia gak liat. Salah tingkah ketiga adalah langsung (pura-pura) sibuk makan.
“ Kenapa baru makan? “
“ Baru bangun. “
Gue senyum sambil mandang dia yang duduk di sofa sementara gue duduk di lantai karpet dengan makanan di ujung meja. Ada ekspresi seperti nemuin moment ‘aha!’ di wajah nya Glen. Dia minum light beer yang tadi gue kasih.
“ Where’s your husband? “
Dan gue keselek..keselek hebat! Glen sampe panik trus nyamperin gue, nyuruh gue minum air mineral yang ada di meja dan nepuk-nepuk punggung gue. Minum lalu terbatuk beberapa kali sampai akhir nya merasa baik-baik saja.
“ What did you say? “ kata gue . Takut salah denger.
“ Your husband. Where is he? “
Gue ketawa ngakak. Lama. Glen bengong dan muka nya priceless banget. Bikin tambah ketawa.
“ Is that why you got that ‘aha moment’ look when I said that I just woke up? Is it because of this? “ gue nunjukin jari manis bercincin berlian gue.
“ And because Luke showed me your picture on a wedding dress. “
“ He did?? “ gantian gue yang kaget.
Berpikir keras. Foto yang mana yah itu? Ah! Yang dimuat di web yayasan itu. Supaya orang-orang yang butuh gaun pernikahan tapi gak mampu bisa lihat contoh gaun yang tersedia.
“ I’m not married, Glen. This stupid ring stucked on my finger. “
“ Really? “
“ Iya. Mau coba tarik? “
“ Sini. “
Ajaib. Bengong sesi kedua karena Glen. Cincin nya bisa kelepas loh!
“ I..I swear it stucked! I swear! “
Gantian Glen yang ketawa gak berenti. Karena ngeliat gue panik berlebihan kali yah? Iya lah, takut Glen gak percaya klo cincin ini emang nyangkut. Menghabiskan sore dengan cara ini sangat menyenangkan. Kurang lebih gambaran salah satu lagu di album mereka yang kedua.

“ Saying things we haven’t for a while. Smiling but we’re close to tears, even after all these years. We just now got the feeling that we’re meeting for the first time. “

Glen di depan gue ini lebih terbuka dan ceria. Entah kenapa tapi beneran. Beda banget kaya terakhir kami di bandara itu. Gue memastikan klo yang dia kira suami gue itu adalah Bill. Dia memastikan gue hadir nanti malam di salah satu ballroom di kapal ini sebelum pamit mau last and final soundcheck lalu dinner.
“ Wanna join us? “
“ No. Thanks. Mau nunggu suami aku balik. “
Lalu kami berdua ketawa. He kiss my cheeks dan kami berpelukan cukup lama. Glen menghela nafas sangat panjang, bikin gue mikir.
“ Ada bunyi lega di nafas kamu. Kenapa? “
“ Kedengeran jelas yah? “
Gue mengangguk cukup jelas di bahu nya. Glen gak mau ngelepasin pelukan nya, jangan lepasin klo begitu.
“ Lihat aja di 2 album di meja kamar kamu itu. “ kata nya.
“ Sok misterius. “
“ Hehe..udah yah. Aku pergi dulu. “
Yah, pelukan nya dilepas. Gue tersenyum dan mengangguk.
“ See ye. “
“ See ye. Oh iya, you did amazing last nite. With Deck Of jack. “
“ Kamu liat? “
Gue ngangguk. Dia tersenyum lebar. Lalu pamit lagi dan menghilang setelah nengok 2 kali.
Kembali ke dalem dan langsung cek CD nya The Script di meja. Di CD nya gak ada apa-apa. Oh, booklet nya!! Album pertama gak ada apa-apa, album kedua…ada tulisan di gambar 2 tangan laki-laki dan perempuan yang saling menggapai itu. It’s Gaelic. Meh! He got me. Gue kan gak ngerti bahasa ini.
Bill dateng dan langsung mandi, dia ajak gue keluar dari kamar setelah rapi. Mari makan malam. Lalu nonton The Script.
Live show mereka keren sekali! Well done. Gue stay di ballroom sambil nunggu Glen bales SMS gue yang ngasih tau keberadaan kami. Gak lama dia pun nelpon dan gue menjelaskan tempat gue nunggu. Gak lama ketemu.
“ Ini Bill, suami gue. “
Gue sama Glen ketawa. Bill gak nyambung sama candaan kami kaya nya. Glen bilang klo Bill dia inget, kan ketemu di nikahan mom.
“ Salam sama yang lain. Kalian keren. I need to go, meet someone. “ kata Bill.
Hah?! Kakak gue ini! Pantesan aja gak betah di kamar! Dia mengedipkan sebelah mata nya. Glen ngajak gue ke backstage. Tapi dihadang beberapa fans yang masih stay di ballroom ini dan menyadari klo itu Glen. Ada yang minta foto bareng, sekelompok cewek-cewek. Karena gak ada yang mau motion akhir nya gue yang nawarin diri. Seneng liat cara Glen memperlakukan mereka. Ramah sekali dia.
“ Thanks, Glen. See you around. “ kata mereka hampir barengan.
“ Thank you for watching. Yuk! “ kalimat kedua ditujukan buat gue.
Dia gandeng tangan gue. Menemui Mark, Danny, Ben, Colin dan dikenalin sama Matt plus yang lain. Pindah ke salah satu bar lalu ngobrol agak lama.
“ Jadi, sudah tau, sudah liat dan sudah temukan jalan? “ kata Danny pas gue pamit ke kamar.
“ Belom. “
“ Heh? Payah!! Trus kalian ngapain? “
“ Kalian? Siapa? “ alis gue bertaut.
“ Kamu sama Glen. “ dia jitak kepala gue.
“ Danny! Sakit! “
Gue teriak dan bikin semua nengok.
“ Heh, udah malem. Yuk, Kay. “ Glen narik tangan gue.
“ See yis tomorrow… “
Gue tersenyum dan melambaikan tangan ke semua. Mereka ada jadwal interview sama vh1 besok di deket kolam renang, trus Danny kata nya mau ikutan cannonball contest. Gue sampe terkaget-kaget pas bilang dia berencana mau ikut. It’s a contest where you jump into the pool, dengan gaya bebas. Can’t wait to see him doing it!!
Gak ada yang terjadi pas Glen anter gue ke kamar. He kiss my forehead setelah meluk gue kaya tadi sore, lengkap dengan helaan nafas nya itu. Kecewa tapi..dia kan punya pacar yah..
Bangun jam 8 pagi dan Bill sepertinya tidur di tempat lain. Sofa kosong. Gak ada tanda-tanda dia pulang semalem.
Danny maksud nya apa yah? Dengan ucapan nya semalem dan note di paket CD itu. Glen bilang gue suruh liat di album, wait! He said albums! Apa yang dipunyain 2 album ini? Yang sama? There’s a knock on my door after I went to bathroom.
“ Glen? “
Kaget karena dia muncul dengan nafas gak teratur. Lari ke sini?
“ I don’t have much time. Need to do it and straight to an interview. “
“ Eh? “
Then he’s kissing me. It does feel like our first kiss. It’s passionate, beautiful, long, warm and gentle kiss. I’m kissing him back of course.
Terengah-engah setelah nya. Glen yang menyudahi karena dia harus pergi. Tapi dia tersenyum lebar.
“ Aku tunggu di dek dengan penjelasan. “
“ Glen? Apa yang musti aku lihat di 2 album ini? Yang kemaren kamu bilang itu. “ gue ternyata masih megang 2 booklet album The Script.
“ Nama kamu. “
Dia tersenyum lalu meninggalkan gue. I’m smiling from ear to ear waktu liat thanks to di album kedua. Nama gue ada di sana. Dan gue baru sadar sekarang. Dia tulis Deena di album kedua, di bagian thanks to dan Kay di album pertama, di track 9. Air mata gue turun. Tear of joy.

Deena, you are my grounding force in this life, I love you. “

“ If you see Kay, will you tell her that I love her. “