Sabtu, 28 Juli 2012

The Script #3







Yes! SO CAN NOT  WAIT FOR THIS! September, please come faster! :D
The first single's Hall Of Fame, an inspiring song feat will i am and was airing for the first time in Indonesia at 27th July 2012 at Oz Radio jakarta. My fav band and my fav radio station came together. Couldn't be any happier! :D

Hall Of Fame (lyric) by The Script feat. will i am

Yeah, You can be the greatest, you can be the best.
You can be the king kong, banging on your chest.
You can beat the world, you can beat the war.
You can talk to God, go banging on His door.
You can throw your hands up, you can beat the clock.
You can move a mountain, you can break rocks.
You can be a master don't wait for luck.
Dedicate yourself and you gon find yourself.

Reff :
Standing in the hall of fame.
And the world's gonna know your name.
Cos you burn with the brightest flame.
And the world's gonna know your name.
And you'll be on the walls of the hall of fame.

You can go the distance, you can run the mile.
You can walk straight through hell with a smile.
You can be the hero, you can get the gold.
Breaking all the records they thought never could be broke.
Do it for your people, do it for your pride.
How are you ever gonna know if you never even try.
Do it for your country, do it for your name.
Cause there's gon be a day when your..

Back to Reff

Be a champion!
Be a champion!
Be a champion!
Be a champion!
On the walls of the hall fame.

Be students, be teachers, be politicians, be preachers.
Be believers, be leaders, be astronauts.
Be champions, be true seekers.

Be students, be teachers, be politicians, be preachers (be preachers).
Be believers, be leaders, be astronauts, be champions.

Back to Reff

(You can be a champion)
You can be the greatest.
You can be the best.
(You can be a champion)
You can be the king kong, banging on your chest.
(You can be a champion)
You can beat the world.
You can beat the war.
(You can be a champion)
You can talk to God, go banging on His door.
(You can be a champion)
You can throw your hands up.
You can beat the clock.
(You can be a champion)
You can move a mountain.
You can break rocks.
(You can be a champion)
You can be a master.
Don't wait for luck.
(You can be a champions)
Dedicate yourself and you gon find yourself.

Standing in the hall of fame





PS : In love with The Script all over again. I'm a proud script fans!!

30 Reasons To Smile - Chapter 70

I wish I could go to London with mum. I miss na and pa soo damn much! Dan itu membuka kemungkinan bisa ke Dublin sebentar untuk nemuin Luke. Yes, Luke, not his da. Menghindari Glen adalah salah satu cara gue menghindari pengharapan yang berlebihan. Dia yang masuk ke hati, gak akan bisa keluar lagi. Itu sih inti nya.
Terlonjak sedikit dari tempat duduk karena di depan gue ada tangan yg ngasih bunga mawar setangkai, dia di luar kubik. Mendongak dan mendapati wajah Mike yang tersenyum lebar.
" Hai. Sudah selesai? Ayo makan siang! Aku traktir karena kamu nyediain sarapan tadi. " kata nya bersemangat.
Gue ambil mawar dan mencium nya.
" Thanks. Sebentar lagi, tunggu aku di sofa ruang depan yah? "
" Oke, hunk. "
Eh? Sejak kapan he-hunk me? Hmmm..pertama kali itu barusan kaya nya. Sayang dia gak liat muka penuh tanda tanya gue ini. Menyelesaikan email lalu dibaca ulang, setelah dikirim, langsung matiin komputer dan grab my bag. Baru berdiri perhatian gue teralih ke bunyi telpon genggam.
" Luke? Kenapa dia telpon? "
Dahi gue berkerut dan memencet tombol untuk angkat telpon nya. Tentu aja sambil jalan ke tempat Mike nunggu.
" Yes, dear? "
" Dee, aku takut. " suara nya bergetar. Gue pun berdiri mematung.
" Honey, listen. Take a deep breath..go on..inhale..exhale.. "
Gue mendengar Luke mengambil nafas panjang dan menghembuskan nya.
" Relax, okay? Kamu takut apa, sayang? "
" Aku takut semua gak suka. "
" Hey, kenapa jadi merasa seperti itu? Listen to me..you did awesome when you show me your piano tunes. Just do your best, don't think about anything else. Mereka suka atau enggak, itu urusan belakangan..lagian they're stupid if they don't like your performance, well, at least itu pendapat aku. Come on, you're talented. Do your best and the rest will follow. "
" Aku takut da gak bangga sama aku. "
" Dari mana kamu bisa ngomong gitu, sayang? Da, apapun yang kamu lakukan, da selalu dan akan terus bangga sama kamu. Kamu harus nya liat saat da cerita keahlian kamu main piano sama gitar waktu itu. Mata nya berbinar-binar. "
" Benarkah? "
" Yes. Mana mungkin aku bohong? Just do it, if you think you'll not gonna make it..take a deep breath and just think about your da's face when he tells you about doing live performance, about music and recording new song. That thing and YOU are his life. All the things that makes him proud. "
" Ye, I remember when he told me about his first gig in US. He seems soo happy and proud about it. "
" You remember his face at that time? "
" Yes. "
" Nah, wajah bahagia itu dikalikan 10. Itu wajah nya waktu cerita tentang kamu. " gue tersenyum.
" Hhhh..okay. I felt a little bit better now. I'll do my best. "
" I know you will nail it! "
" Thanks, Dee. "
" No probs, dear. Goodluck, lof. Not that you need one. "
" Ye. Sorry for bothering you. Have a good day. "
" You're not bothering me lof. Talk to you later. "
Lega karena diakhir obrolan, nada suara nya Luke udah kembali normal.
" Lama banget sih kamu? Siapa yang telpon? " kata Mike yang udah ada disebelah gue.
" Luke. " gue menatap dia, menelaah perubahan wajah nya.
Terlihat tidak senang, tapi akhirnya tersenyum lagi. Lalu dia ngerangkul bahu gue dan kami pergi dari sana.
Selasa dan Mike menarik gue ke salah satu restoran yang dimiliki sama teman nya, penuh tapi kami sudah disediakan tempat duduk khusus. Kekuatan sebuah koneksi.
" Aku sayang sama kamu, dee. " kata Mike lurus-lurus.
Pandangan nya lembut tapi juga tegas. Mata hazel nya terkena cahaya matahari dari luar, kami duduk di dekat jendela soalnya, terlihat jelas warna cantik nya. Bulu mata Mike juga panjang, he's a handsome man indeed. Dia udah pulang ke apartemen nya tadi, baju nya aja udah ganti. Kaos warna biru tua dan skinny jeans plus jaket hitam yang sekarang ditaroh di kursi kosong sebelah nya.
" Aku sebenernya mau ngomong hal ini di tempat yang lebih tenang. Tapi entah kenapa aku gak bisa nahan diri. Terutama liat kamu sedekat itu sama Luke. "
Mike tau Luke anak nya Glen. Gue udah cerita.
" I'm listening. " kata gue.
Sebenernya alibi karena gue gak tau mau menanggapi ucapan nya itu seperti apa.
" Can we be more than just friend? I want to kiss you everyday and hold your hand everytime when we're near tanpa rasa canggung. I really wanna do it because I can see that you want it too, but get a little bit confused..ragu lebih tepat nya. "
Tangan nya Mike meminta tangan gue di atas meja. Gue turutin dan dia pelan-pelan menggenggam tangan gue.
" Did I read you right? "
Well, yea he did. Sayang sama Mike tapi jauh di dalam hati masih ingin sendiri supaya nanti klo Glen sepenuh nya kembali, gue akan milikin dia lagi.
Tapi kan gue memblokir semua akses antara kami yah?
Haduh.
" Aku sayang sama kamu, Dee. "
Mata nya memandang lurus ke mata gue, lalu pesanan datang. Mike melepas genggaman nya saat pelayan menaruh piring beserta hidangan yang kami pesan.
Tiba-tiba chicken salad with feta cheese ini gak terlalu menarik untuk dimakan lagi.
" Do I make you losing your appetite? " kata Mike, muka nya prihatin.
" A little bit, but..kamu kan tau aku gak pernah buang-buang makanan. "
" Yes, itu salah satu yang bikin aku kagum sama kamu. "
" Thank you. " gue tersenyum lalu mulai mengambil suapan pertama.
" Aku bikinin kamu makan malem yah nanti? Di apartemen kamu. "
" Boleh! We need our private space to talk lots of things. "
" Okay. Maaf aku nyinggung hal ini di sini, pas makan siang pula. "
" No probs, Mike. "
Makan siang dilanjutkan dengan topik lebih ringan. Mike menggandeng tangan gue pas dia anter kembali ke kantor. Setelah ini dia akan balik ke apartemen nya, ke supermarket trus masak buat gue. We'll, it will be my first time nyicipin masakan buatan dia.
" Aku.. "
" Hold on. " kata gue sebelum membiarkan dia pergi, ada telpon masuk. Kami di lagi nunggu lift untuk naik. No, gue doang sih yang nunggu lift, dia nemenin gue. Hehe..
Luke.
" Hey, kiddo. How was the show? "
" So you have a secret relationship with my son ya ternyata.. Thanks, Kay. You helped Luke.. "
Glen!

Minggu, 22 Juli 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 69


" So, who's Mike? "
Senin jam 21:45. Me in my place and Danny in London. Tadi dikenalin sama pacar model nya, udah 2 tahun mereka pacaran. Cantik dan baik orang nya. Lega. Nama nya Irma dan dia udah pulang karena harus nemenin anak perempuan nya di rumah.
" Danny! Gak ada pertanyaan lain ya? Dari lu masih di NY sampe 2 hari kemudian masih aja nanya hal yang sama. "
" Maka nya jawab dong! Gak dijawab-jawab mana bisa berenti nanya? " muka nya di monitor terlihat tidak sabaran.
" Nanya yang lain aja yah, please! "
" He's your boyfriend. Or you haven't decided it yet..aite? "
Gue terdiam. Yah, bingung lah jawab nya. Apalagi kemaren pas makan siang Mike manis banget, bawa bunga segala. Mawar 3 tangkai dan cantik sekali warna nya peach.
" HEY!! " kata Danny sedikit teriak.
" Sorry. Frankly, I don't know what to say. Change the topic, please. Or I'll go. "
" What? Kok gitu? "
" Blom tau mau ngomong apa, nanti klo udah tau..pasti you're the first person yang tau. Promise. "
" Okay. But, Dee..he loves you. "
" Who? "
" Mike. "
" Kenapa bisa bilang begitu? "
" Terlihat lah pas yer mum's wedd. Dan dia terlihat gak suka sama Glen. "
" Eh? Kenapa bisa? "
" Orang itu bisa liat klo kalian ada sesuatu, kaya gue yang bisa liat antara lu sama Mike ada sesuatu, begitu juga Mike ngeliat lu sama Glen."
" Haaahhh..complicated. "
" Elu blom ngubungin Glen yah? Dia sedikit ngambek sama gue karena gak ngasih nomer telpon atau email lu. "
" Haha! Biarkan. " gue menjulurkan lidah.
" Eh. Gue tidur duluan yah? Need to wake up early. " kata nya.
" It's almost 5 am anyway. Kenapa gak bilang dari tadi klo harus bangun pagi?"
" Hehe..it's always fun when we're talking. "
" Okay, lain kali jangan diulangin tapi yaaa...yer sleep time is the most important thing, u know. Goodnite, Danz. "
" I will. Thanks. Goodnite, Dee. "
Masih gak mau berhubungan sama Glen dulu. Gue cuma mau dia menghubungi klo emang dia mau aja. Masih ada rasa 'he didn't want me', perasaan yang otomatis muncul pas kami putus. Gue juga gak yakin bisa (hanya) jadi temen dia doang. Blom bisa, atau gak akan pernah bisa?
Mike gak pernah bilang suka, naksir atau sayang sama gue. Tapi perlakuan nya sangat manis. Menyempatkan telfon setiap hari, kadang klo dia bisa kami janjian makan siang di deket rumah sakit nya. Gue gak tega klo nyuruh dia ke daerah deket kantor gue, lama di jalan bisa-bisa. Pas weekend suka piknik di central park, duduk-duduk deket strawberry fields atau di deket patung Balto, anjing siberian husky yang dulu berjasa pas ada wabah penyakit.
Bunga pertama dari dia itu yang kemaren, 3 mawar peach.
Speak of the devil..
" Hai! "
" Hey..blom tidur? " suara Mike sedikit serak.
" Kamu sakit? Suara nya kok gitu? "
" Hmmm..gak kok. Kerjaan kamu banyak yah? "
" Sort of. Sedikit lagi, mau bales email yang masuk malem ini. Di mana? "
" Udah di tempat tidur. Ummm.. "
" Apa ummm? "
" Kangen sama kamu. Pengen peluk. Bsok libur kamu pake lembur sih. "
Muka gue memerah. Tersenyum dan membayangkan nyaman nya dipeluk sama Mike. Dia gak protektif sih, tapi selalu membuat gue aman klo jalan berdua. Contoh nya, milih sisi terluar klo kami jalan beriringan.
" Udah makan? "
" 1 jam yang lalu. "
" Ya udah tidur sana. Kedengeran dari suaranya klo kamu capek. Nitey nite, Mike. "
" Masih pengen peluk. "
" Hehe.. Tidur sana. "
Sambungan terputus. Paling udah merem dia. Lanjut kirim email. Listening to one of Mandy Moore's album dan bernyanyi kecil.
Gak perlu waktu lama untuk selesai dan lalu memutuskan membuat ramen instant. Baru masak air nya, bel pintu bunyi. Yang ke sini di jam segini itu cuma Bill atau C.
Gue buka pintu dan masih heran liat dia di sana, padahal tadi udah ngintip di lubang pintu.
Langsung dipeluk, lama banget sampe kaki gue sedikit kesemutan.
" Ambisius banget deh kamu. " kata gue.
" Eh? " dia mandang wajah gue tanpa lepas pelukan nya.
" Mau peluk aku sampe nyamperin gini, liat tuh muka udah capek banget. "
" Hehe.. Udah peluk, aku mau pulang sekarang. "
" Ha? Jauh-jauh, eh, ramen ku.. "
Gue ke dapur dan air nya sudah mendidih, Mike masuk dan nutup plus ngunci pintu pake grendel.
" Masak apa? "
" Ramen. Mau? "
" Enak gak? "
" Masa blom pernah makan? " kata gue dengan pandangan menyelidik.
" Umm..kaya nya sih pernah. Boleh deh, tapi jangan pedes-pedes banget yah, manis. "
" Haha..okaaayyy. Ya udah aku bikinin, tunggu sambil tiduran gih. Di kasur jga gak papa. "
" Oke. "
Ramen ekstra telur rebus, eh, Mike mau gak pake telur?
" Mike? Kamu mau dipakein telur gak ramen nya? " pasti denger lah dia. Flat kecil gini.
Jidat gue berkerut karena sunyi sekali...ke mana Mike nya?
" Mike? "
Hening.
Gue samperin dan tersenyum. Masih pake jaket nya, dia tertidur. Sneakers nya juga masih dipake. Kasian bener deh.
Ramen mateng dulu yang penting, baru setelah itu nyopotin sepatu nya Mike dan nyelimutin dia. Mudah-mudahan tidur nyenyak. Such a cute man, tidur aja cakep.
I can sleep in the couch, gue sih udah ahli tidur di sofa.
" Halo. " pagi sesudah mandi dan sebentar lagi berangkat. Menelpon seseorang dulu buat kasih semangat.
" Morning, Dee. " kata suara anak kecil di sana.
" I dunno if I could catch you up later, I just wanna say..goodluck for the school theatre project tonite. I know you can nail it. "
" Ah, thank you. Masih grogi aku, da baru dateng nanti sore. "
" You can do it, dear. Kemaren itu keren pokok nya! "
Luke sempet nyanyi pake piano pas kami skype kemaren. Dia nyanyiin salah satu lagu anak-anak dari Irlandia dan he's just..perfect!
Langsung ngebayangin, Luke sekarang enak..passion nya juga musik sama kaya Glen. Tapi beda nya, pas Glen remaja gak ada yang provide alat-alat musik buat dia.
" Aku nelpon cuma mau bilang itu kok. Goodluck, darling. Not like you need one. Rock on!! "
" Thanks, Dee. "
" Okay, need to go to the office now. Bye. Salam sama na, pa and your piano. "
" Not da? "
" Haha..kamu nih. Need to hang off now. "
" Okay, I'll tell da you say hi. "
" Luuuukeeee.. "
" Bye! "
Gue bisa liat dia tersenyum di sana. Masih di sekolah seperti nya. Istirahat makan siang. Membayangkan Luke di sekolah sementara pas gue menengok ke kamar, Mike masih tertidur nyenyak. Mau kamu apa, Dee? You can't have them all, just like you've once said to Glen years ago.

30 Reasons To Smile - Chapter 68


Glen berdiri dan menggantungkan tangan kanan nya yang terbuka di udara. Gue mendongak. Berpikir dia akan bantu gue berdiri dan kembali ke tenda putih di belakang. Sedikit kecewa karena entah kenapa, gue merasa membutuhkan waktu berdua seperti ini lagi sama dia, lebih lama.
Setelah naroh gelas wine itu di meja lampu duduk sebelah sofa dan berdiri, dia malah menarik pinggang gue supaya lebih mendekat ke dia. Muka gue memerah. Oh, I didn't expect this.
" Aku gak pernah slow dance sama kamu seumur hidup aku, lagu nya bagus. "
Gue menajamkan telinga. Thank God I Found You nya Mariah Carey, Joe sama 98 degrees.
" Tanpa nanya? Sopan. " kata gue lalu tertawa kecil. Dia mengedipkan mata kanan nya.
Mata biru gelap nya Glen adalah cara yang paling ampuh untuk menghipnotis gue. Langsung berasa abis minum wine 2 botol setelah liat mata nya lurus-lurus, sedekat ini.
" You're a good dancer. A master. " kata gue ke Glen.
" Yes I am, mam. "
Lalu musik berubah jadi musik tahun, I dunno 50's or 60's gitu..it's swing!! Gue menggeleng tapi Glen gak mau ngelepasin tangan nya. Baiklaaahhhh...berasa jadi peserta ballroom dance competion atau semacamnya gitu. Gue kebanyakan tertawa pas he lead me dancing. Gokil!
Badan gue dijauhin dari badan nya, disentak merapat lagi, kami berputar-putar, tertawa-tawa sampe habis satu lagu itu lalu kelelahan..untung bagian bawah gaun gue melebar. Haha!
" I almost forgot that you're a playful person. " kata gue setelah nafas kembali teratur.
" Hehe..ada lagi gak yang kamu lupa, Kay? "
Glen mendekatkan diri lagi. Memandang wajah gue dari jarak yang terlalu dekat sampai gue seperti takut bernafas. Lalu tangan kanan nya membelai pipi gue..
Gue inget sama yang ini, Glen. Masih inget sekali rasa nya waktu tangan dia sudah ada di pipi gue. Bulu di belakang leher berdiri. Dingin.
" DEE???? "
Suara teriakan C membahana, lalu derap langkah mendekat, sepertinya dia baru masuk rumah dari pintu belakang. Glen tangan nya membeku di wajah gue dan akhirnya gue berdehem..
" Living room, C!!! " sedikit berteriak lalu mundur selangkah menjauhi Glen.
Perubahan wajah Clara dari seneng ke kaget, seneng karena berhasil menemukan gue dan kaget melihat cuma ada gue sama Glen di sana.
" Speech time? And maybe you'll introduce Danny and Mark..they'll sing a song as a present for Derek and your mom. "
Gue mandang Glen, dia angkat bahu..seperti nya gak tau tentang ini.
" What song? Ini Glen aja gak tau. "
" Oh. I'm yours judul nya. " kata C.
" Okay. Mari kembali ke belakang. "
Clara pun mendahului kami, gue nanya itu lagu seperti apa. Glen pun menjelaskan sedikit. A ballad song. Inti nya lagu dari laki-laki ke perempuan nya, bahwa laki-laki itu punya banyak kekurangan memang, tapi dia selalu jadi milik sang perempuan.
Danny dan Mark sudah di depan panggung agak di sebelah kanan, duduk dengan gitar akustik dan ada satu lagi bangku kosong, pastinya buat Glen. Gue langsung berdiri di belakang mikropon setelah ambil segelas sampanye yg diedarkan beberapa orang pelayan di atas nampan.
Sempat melirik ke Glen yg mulai sibuk dengan gitar di pangkuan nya. Deja vu. Gue berdehem untuk menarik perhatian.
" Hallo, good afternoon everyone.. "
Gue tersenyum dan sedikit gugup karena menjadi centre of attention dalam sekejap. Melirik lagi ke Glen dan dia tersenyum, dia tau gue gak suka jadi pusat perhatian. Dan dia miming, take a deep breath..
Nurut dan kembali melihat ke undangan, tersenyum ke Mike yang terlihat tidak begitu ceria seperti tadi. Capek nya baru terasa mungkin yah? Lalu mulai berbicara..
Di tengah speech, gue sudah meneteskan air mata, Glen berdiri dan ngasih saputangan nya ke gue.
"...I'm such an emotional girl. Mom, you deserved to be happy. Altho we used to have ups and downs relationship, you againts me..remember Glen, aite? Haha.. "
Mom ketawa begitu jga Glen, yg lain gak ngerti kaya nya..tapi tetep tersenyum.
" Aku cuma mau mom tau, I love yis and I'm grateful that God chosen me to have an angel as my mum. Cheers for you, Derek, and Bill too.. "
Gue mengangkat gelas dan minum sampanye nya sampai habis. Semua orang di sana juga gtu. Even Mark yang lebih milih red wine.
" This is special from Danny, Mark and Glen..I'm yours. "
Tertegun denger pemenggalan kalimat yang barusan gue ucapin. Seperti bilang " Glen, I'm yours. "
Lalu mulai lah petikan-petikan gitar mengalun, ini membuat gue tersadar dan turun dari panggung.
Mom and Derek berdansa sendirian. Lagu ini buat mereka berdua. Gue berdiri di dekat Bill dan menyesapi lirik-lirik nya. Memperhatikan Glen dengan gitar nya plus dia nyanyi di beberapa part. His voice!
Airmata gue mengalir, lagu ini lirik nya indah sekali. Mau ngelap pipi pake saputangan nya G yang masih gue pegang, tangan gue ditahan dan Mike berdiri di depan gue. Dia menghapus airmata di pipi gue pake jempol nya. 2 tangan nya ada di rahang gue. Wajah nya serius sekali.
" Kamu keseringan nangis hari ini deh. "
Lalu dia meluk gue.
" Sudah lebih baik? "
" Klo enggak? "
" I can kiss you. "
Gue ketawa.
" Dee? " kata Mike, masih meluk gue.
" Ya? "
Lama sekali nunggu Mike bersuara lagi. Gue lepasin diri gue dan natap wajah nya.
" Mau bilang apa? "
Gue agak merendahkan posisi badan gue karena Mike tertunduk.
" Mike? "
Lalu dia mendongak dan tersenyum.
" Gak papa. Lain kali aja. "
Lalu perhatian gue teralih karena Danny ngucapin happy newlywed buat mom and Derek. Mereka udah selesai nyanyi rupa nya, gue pun bertepuk tangan kencang. Setelah mereka turun panggung, gue sedikit berlari nyamperin Danny dan meluk dia.
" Such a brill song!! It brought me to tears. "
" Glad you like it. Well, berarti blom beli cd kami yah jangan-jangan. " kata Danny sambil menyipitkan mata nya.
" Guilty! Sorry. Kalian ambil makan, yuk! "
Menurut dan kami pun terhimpun di satu meja bulat sama Colin dan salah satu kru tour yang nama nya Andy. Gue duduk diapit Glen sama Danny. Sabtu ini lebih indah dari yang gue bayangkan ternyata.
" Dee? " pundak gue dipegang dan ternyata Mike.
" Iya? Wanna join us, Mike? "
" Aku pulang dulu ya? Nanti sore ke rumah sakit lagi soal nya. "
" Oh. Mau dianter ke depan? "
" Gak usah. "
Gue berdiri.
" Thanks yah udah jadi part of this wedding party. "
" No problem. See ya tomorrow at lunch. " Mike ngomong gtu sambil pegang 2 pipi gue.
Dia nyium...sudut bibir gue. Agak kaget karena ini pertama kali di publik..lalu dia meluk gue lama sekali.
Semua baik-baik aja kan..ya?

30 Reasons To Smile - Chapter 67

Pernikahan berjalan indah dan lancar. Meneteskan air mata saat Derek dan mum bergantian mengucapkan janji sehidup semati dan Mike yang berdiri di sebelah Bill terus tersenyum klo gue gak sengaja menangkap mata nya. Terlihat sangat gagah dia pake jas, dengan rambut yang ditata sedemikian rupa sampe bikin gue terpesona setiap gue mandang wajah nya hari ini. Maklum lah, baru kali ini ketemu dia di acara formal seperti ini.
Sekarang gue memandang Mr and Mrs Adams melakukan dansa pertama mereka di tengah-tengah hall di dalam tenda besar putih di halaman belakang rumah. Lagu I finally found someone dibawakan live band yang ada gak jauh dari dance floor.
" Kamu hari ini terlalu sering menangis. Tapi aneh nya tetep cantik. " kata Mike yang tiba-tiba ada di sebelah gue sambil ngangsurin sapu tangan biru muda punya dia.
" Haha..gombal. "
" I am not. Nangis nya karena bahagia jadi wajar kamu terlihat makin cantik. "
" Well, aku udah bilang blom klo kamu terlihat beda hari ini? Charming sekali sampe gadis-gadis kenalan Bill mandangin kamu terus dari tadi. "
" Masa mereka masih mandangin aku klo tau siapa yang tadi aku gandeng di altar? " kata nya.
" Haha! "
" Would you dance with me? " Mike menggantung telapak tangan nya yang terbuka di udara sambil mandang wajah gue.
Mata gue beralih dari tangan nya ke wajah nya yang tersenyum.
" Sure. But, I'm not good at it. Sorry klo nanti kaki kamu keinjek. " gue naroh tangan gue di atas tangan nya yang terbuka dan Mike menyeret gue ke lantai dansa.
" Untung aku dokter, jadi bisa sembuhin kaki ku klo nanti memar. " mata kanan nya berkedip, gue tertawa.
We've kissed twice dan kenyataan itu tetep aja bikin jantung gue berdebar berada di jarak sedekat ini sama dia. Walau awal nya kami ketawa-tawa, tapi setelah itu sedikit terbawa suasana. Tangan Mike satu di tangan gue, satu di punggung bagian bawah. Mata nya menghipnotis tapi kenapa gue juga melihat mata Glen di sana. Beberapa kali gue memalingkan wajah dan pas kembali natap Mike, it's G's eyes. Akhirnya gue pun meyerah dan menaroh dagu gue di bahu nya Mike saja. Menghindari mata nya.
Satu setengah lagu lalu diambil alih Derek lalu ke Bill. Berdansa dengan mereka lebih menyenangkan! Terasa aman, nyaman dan jauh dari rasa grogi.
Berputar terus dan..itu yang lagi ngobrol sama mum and Derek di meja mereka? Gue..gak salah liat kan?
Danny melambaikan tangan nya. Mark juga dan Glen cuma tersenyum dan ngangguk. Kenapa senyum nya lepas sekali? Terlihat lega. Mereka diundang dan gue gak tau? Gue mandang Bill minta penjelasan.
" Did you know about it? " kata gue.
" Sorry. " kata nya.
" Oh. Super! Cuma gue yang gak tau berarti? "
" Cepat atau lambat kalian harus ketemu, Dee. " kata Bill.
Perkataan Bill ada benar nya.
" You'll be fine. Ada gue. Tanpa ada gue juga lu pasti baik-baik aja. Lu kan kuat. " Bill membelai pipi gue.
" Mudah-mudahan lu bener. "
Gue bilang gitu karena Danny udah berjalan ke arah kami. Gue melepaskan tangan gue dari bahu Bill.
" Hey, princess. " kata nya.
Dia nyium pipi lalu meluk gue dan badan gue diangkat plus dia berputar sekali. Heboh banget ni bocah. Bikin gue ketawa aja.
" Kok gak bilang mau ke sini? "
" Surprise! " kata Danz.
" Hey, dee. Look soo alive. Stunning! " kata Mark. Gue tersenyum denger pujian nya. Kembali cium pipi kanan-kiri.
Lalu..
He looks soo handsome. I can't breath easily.
" Hey, Kay. How are you? " Glen nyium pipi gue lama..
Pelukan kami juga lama. Wangi after shave nya masih sama dan ingatan gue tentang aroma khas itu kembali menguat.
" I'm great. How are you? "
" Never been better. " dia tersenyum lebar.
" Ini Bill Adams, my step brother. "
Gue mengenalkan mereka. I need to chill. Somehow nafas gue sangat tidak teratur.
" Excuse me for a while. " kata gue lalu meninggalkan mereka. Mau ke dalam rumah dulu. Kamar mandi mungkin.
" Kamu gak papa? " Mike menghadang gue di deket pintu untuk keluar dari tenda. Dia megang pipi gue.
" Ye, I just need to pee. " kata gue asal. Dan tersenyum sekenanya.
" Oh. Kirain kamu kenapa. Mau dianter? "
" Gak usah, Mike. Kamu makan aja gih sana. Pasti laper deh. I'm okay. Trust me. "
" Okay then. Aku ada di sini klo kamu butuh apa-apa. "
Gue pergi dari hadapan nya.
Sofa ruang tamu favorit gue di rumah ini. Warnanya merah marun, model single sofa dan empuk banget. Gue menenangkan diri di sana. Di tangan ada wine yang mengisi setengah gelas kristal cembung, gue ambil di kulkas dapur tadi. Sisa makan malam keluarga.
" Hey! Are you okay? " Glen menemukan gue di sana.
Entah kenapa dia harus duduk berlutut di depan gue setelah itu.
" I'm just..shocked. "
" Because we're here? Me with Daniel and Mark? Aku juga gak tau ini pernikahan mum kamu. Daniel cuma bilang kenalan dia aja. "
" Shocked seeing you. Danny didn't tell me about it too.. "
" Wait. Maksud nya? Kalian berkomunikasi selama ini? "
" I met him yesterday. And yes, aku berkomunikasi sama dia beberapa bulan belakangan ini. Jangan salahin dia klo dia gak bilang sama kamu. Aku yang minta. "
Glen terdiam. Mungkin berpikir alasan logis kenapa gue nyuruh Danny gak bilang-bilang ke dia tentang kami. Gue liat pandangan Glen tertuju ke satu titik di gaun gue. Menunduk dan..I'm wearing hiasan dari bunga furze memang. Gue minta C untuk nyediain buat gue, mom dan dia sendiri. Buket yang dipegang mom juga rangkaian bunga furze, biar ada sesuatu yang khas Irlandia di pernikahan ini.
" Kenapa? " kata gue. Glen mendongak dan menatap gue. I'm feeling breathless.
" Noo.." menggeleng dan dia tersenyum.
" Pasti ada sesuatu. Apa sekarang semua yang ada di kepala kamu jadi rahasia buat aku? "
" Of course not. It's just..Luke pernah bilang klo di New York aku akan nemuin perempuan dengan sebuah benda yang dibuat dari bunga furze. Anak itu..jangan-jangan dia peramal yah? " muka Glen takjub.
" Haha..no. He's not. It's just.. "
Kasih tau Glen gak nih?