Selasa, 13 November 2012

30 Reasons To Smile - Epilog

Menatap mata anak laki-laki remaja di depan gue ini dengan sayang. Dia sedang menghabiskan makan malam nya dengan lahap. Gue bersyukur akan malam ini dan otomatis mengelus adik nya. Telpon rumah bunyi.
" I'll get it. Maybe da. " kata gue tersenyum lalu bangkit dengan sedikit kepayahan.
Mengangkat telpon wireless itu sambil jalan kembali ke meja makan nemenin dia.
" Hallo? "
" Hey, lof. How's Dubz? How's our boys? "
" Gloomy..without you. Yakin banget bilang boys?! " gue tersenyum.
" Can't wait to see all of yis. Aku mau bikin pengakuan! "
" Pengakuan dek? Hihi.. " Glen juga tertawa di seberang sana.

Ingetan gue kembali ke 3 tahun lalu. Bau air laut, bunyi musik dan terpana melihat Glen terjun ke kolam renang sewaktu diwawancara sama vh1 buzz. Kata nya ditantang, iya sih..cos gue liat host perempuan yang berambut afro ikutan terjun. Tapi kata Danny dia terlalu excited akan sesuatu. Oh, our kiss?
Setelah itu dia ke kamar ganti baju dan muncul lagi dengan naroh bunga mawar di sebelah gue duduk.
" Thank you. Eh, buat aku kan? "
" Tadi nya mau nyari bunga furze tapi gak ada. "
" Gak takut dilihat fans kamu? " jahil.
" Masa aku takut? Klo bisa malah aku kasih tau ke seluruh dunia. "
" Semacam reality show gtu? Ogah. "
" Ya enggak lah, sayang. "
Ketawa berbarengan.
" I'll say that I have a girlfriend, tapi aku gak mau kasih tau nama kamu, lain soal klo kita lagi pergi berdua. Biar kamu aman. Kaya Luke. "
" Protektif. "
" I am. "
" Kamu yakin bener aku pengen pergi sama kamu. "
Glen melotot. Gue terbahak.
Kami berdua menatap laut dari tempat duduk yang biasa dipake orang buat berjemur dan memperhatikan orang yang lalu lalang. Merapat dan lengan kami saling bersentuhan.
" Spontan bener yah kamu hari ini? " kata gue lembut.
" Terjun ke pool? Hehe.. "
" Itu sama ciuman tadi. "
" One thing lead to another. "
Dia mengedipkan sebelah mata dan gue tersenyum lalu melempar pandangan ke laut.
" Aku bersinar. "
" Heh? " kata Glen sambil nengok. Gak ngerti.
" Semua orang memperhatikan. Pasti yang lewat di depan kita langsung nengok. I'm sitting with you and I'm glowing. "
" You're beautiful, that's why. And I love the word 'us'. I love you. "
" Since when? " kata gue.
" Apanya? "
" You realized it. Bukan nya di bandara.. " sengaja menggantungkan kalimat.
" Setelah itu di mobil. Aku berpikir. Kenapa aku bukan sama orang yang memang dari awal udah aku pikirin waktu dengar, lihat atau merasakan cinta? Apalagi setelah kita ketemu di pernikahan ibu kamu. Ditambah pengakuan jujur kamu di bandara waktu itu. "
" Pacar kamu? "
" Tadi nya aku pikir aku kebawa suasana dan berusaha tetap sama dia, tapi well...hubungan itu memang salah dari awal. Kami putus sebulan kemudian. Aku liat kamu pake gaun pengantin itu..hati ku sakit di satu sisi tapi..kamu cantik sekali di situ. "
" Thanks. You shud see the mad bride pic. "
Gue ketawa. Lalu berhenti dan memperhatikan wajah laki-laki di depan gue. Wajah nya serius sekali.
" Aku cemburu banget sama Mike. "
" Really? Haha! "
" Just look at him. He's good looking enuff. A doctor just like your step dad. Seems like he's a good man. "
" He is. Aku bersalah sama dia. Blunder. Rebound. You name it. "
" Jadi aku satu-satu nya? " kata Glen dengan nada sombong.
" Haha! Sombong nya..iya iya! " gue cubit hidung nya.
Glen mengepalkan tangan dan membentur-bentur kan nya di jidat gue. Tersenyum lebar karena gue merindukan ini.
" Oh iya, satu lagi momen pencerahan itu pas aku nemuin kamu tidur di kamar Luke di rumah. "
Glen mengambil cell phone nya, gak lama dia nunjukin sesuatu.
" What?! Kamu foto aku?! "
" Yea. " muka Glen memerah.
" Buat obat kangen. Well, lebih dari moto sih.. " kata dia lagi.
" Hah? Apa lagi? "
" Aku mandangin kamu tidur lumayan lama. Thank God buat kebiasaan kamu yang biasa tidur dengan lampu nyala. "
" Itu aja? Aku kaya nya waktu itu mimpi dicium gorilla deh.. " Gue memicingkan mata curiga.
Kami berdua ketawa bareng.
" Inget pas aku cerita malam sebelum pa meninggal? "
" Iya. Maaf yah aku gak ada pas kamu melalui itu. "
" Gak papa kok. Obrolan sama pa lah yang bikin aku nekat di bandara. Pa bilang klo kamu ke rumah waktu itu. "
" Yes, aku nyari tau kamu di mana sekarang. He's a nice man. Aku ngobrol sedikit sama dia. "
" Pa bilang, klo kamu memang the love of my life, aku harus berjuang. Give myself a chance. One last chance. Jadilah itu pemicu omongan jujur aku di bandara. "
" I thank God for that then. Klo gak gitu aku gak tau perasaan kamu yang sebenarnya ke aku. Aku mungkin gak akan seperti ini sekarang. Bilang cinta sama kamu. "
" I love you too, G. Always am. Always will. Harus nya kamu gak perlu ragu sama hal itu. "
Diinterupsi Danny yang dateng pake kaos merah dan celana pendek.
" Let's do the cannonball!!! " dia narik tangan gue. Kocak banget cara nya bilang cannonball. Goyang-goyang kepala gitu dengan mimik orang ketawa.
He surprisingly did amazing! Do the backflip dan byuuuurrr...cipratan air membasahi orang-orang yang ada di pinggir kolam. Semua teriak-teriak dan bertepuk tangan. Gak nyangka mungkin klo vokalis seganteng dan semanis dia bisa gila kaya gitu.

Kembali ke saat ini..
" Pengakuan apa? "
" Klo aku kangen sarapan sama kamu. "
" Haha! Dasar. Maka nya cepet pulang. Danny sama Mark lagi sama kamu? "
" Enggak. Aku sama supir. A little bit tired. Mau ke flat. "
He makes me smile. Kadang gue suka mengingatkan, klo kecapekan gak usah nyetir. Seneng klo dia nurut.

Ah, Mark. Malam setelah pengakuan dek dan backflip Danny, kami berdua ngobrol serius. He's a husband and a dad. Jadi wajar klo dari dia lah gue dapet nasehat. He's drinkin' his wine dan gue makan es krim. Yang lain sibuk main fusball.
" Glen selalu tau klo he'll end up with you. Dia itu butuh security, perasaan di mana dia dan perasaan nya aman terjaga. Tanpa takut dikhianati dan ditinggalkan. Itu kenapa akhirnya dia kembali ke kamu, Dee. Terbukti dengan kamu masih di sini buat dia. Mencintai nya dari awal sampe akhir. "
" Amen. "
" I pray that it will last forever. Both deserved it. "
" Amen. Thanks, M. "
" Dan gue gak akan heran klo nanti Glen melamar. " perkataan M ini bikin gue terbatuk. Tersedak ludah sendiri. Weird.
" No way. Remember Luke's ma? "
" Taruhan gitar gibson?! "
" Oh come on! I'm not that rich. "
" Lu bisa nabung mulai sekarang.. " Mark tersenyum jahil.
Danny seneng banget akhirnya gue sama Glen menjalin hubungan lagi. Dia yang ngasih tau arti tulisan Gaelic di salah satu halaman booklet Science and Faith yang ditulis Glen.
" To my girlfriend, love you loads. Glen. "
Itu artinya. Dan dia suka ngeledekin kelemotan gue buat nebak hint yang dia kasih di note itu. Haha! Yes, gue terima. Gue emang paling gak bisa main tebak-tebakan.
Mark mendapatkan gitar gibson warna abu-abu gelap di pernikahan gue. Pernikahan sederhana dan gue gak pernah lihat Glen se-charming hari itu. Super ganteng dan dia membuat gue menangis pas mengucapkan janji pernikahan bikinan nya sendiri. Plus dia nyanyi 'How Deep Is Your Love' nya Beegees sendirian dengan gitar. Ah, dad. Hope you're watching me from above with na and pa.
Luke mempersembahkan lagu dengan solo piano nya, Beautiful Day dari U2 dibuat ballad. Beautiful tune. The Script nyanyi I'm Yours dan No Words. Dan sebuah surprise buat Glen waktu gue sama Luke memainkan lagu Signal Fire dari Snow Patrol. He's on the piano and helping me with vocal. Mata Glen memerah pas dia meluk dan nyium gue setelah lagu itu selesai dibawakan. Credits to Luke! He's an amazing musician.
It was such a beautiful day. Sempat merasa ragu tapi begitu liat Glen berdiri di sana, hilang semua rasa ragu itu. Malah pengen langsung bilang 'I do'. Dansa pertama kami adalah yang terindah, dengan lagu Chocolate High. One of our anthem.

Luke tau kami bersama lagi pas surprise skype. Pagi nya setelah 'memutuskan bangun'. Bill berbaik hati tukeran kamar sama Glen. I text him dan bilang mau skype-an klo ada waktu. Dia excited dan langsung nyalain laptop nya.
" Ada yang mau say hi! " kata gue sambil senyum-senyum, 5 menit setelah kami basa-basi.
" Siapa? " kata Luke.
" Pacar aku. "
Luke muka nya berubah. Ada mimik defensif.
" Hey, son. "
Glen duduk di sebelah gue. Muka anak itu priceless banget!

Mengelus-elus perut sambil mandang Luke. Gue dan Glen menikah setahun lalu dan merasa diberkati dengan kehadiran anak ini. Di perut. Luke seneng sekali akan punya adik. Kami tinggal di rumah gue. Keputusan bersama yang gak ditentang Glen. Dia punya prinsip untuk memanfaatkan yang ada, bukan membeli yang baru walaupun mampu, masih ada yang lebih penting. Pendidikan our first son, Luke, misalnya. Kadang anak itu masih nemenin Gary and Helen. Tapi sejak gue hamil, dia selalu di sini. Apalagi his da lagi di London. Rekaman album baru. 4th album.
" Da kapan pulang? " kata Luke.
" Tuh ditanya Luke kapan pulang! "
" Haha! Soon. Tell him I miss him. " kata G.
" Da's missing ye. " kata gue.
Luke tersenyum lebar. Bell pintu bunyi. Selalu gak tega ganggu Luke klo lagi makan, lagian gue harus sering jalan ke sana ke mari.
Ke pintu depan sambil terus ngobrol sama Glen ditelpon.
" Aku buka pintu dulu, lof. " kata gue.
" Oke. "
Buka pintu dan di sana lah laki-laki itu berdiri. Laki-laki bermata biru tua. Cinta. Dada rasa nya hangat begitu lihat wajah nya. Tersenyum lebar dan siap memeluk gue. Membentangkan tangan nya lebar-lebar.
Lalu memeluk gue..
Lalu perut gue sakit..
Kontraksi..
Sakit yang hebat..
Sepertinya anak ini terlalu excited untuk bertemu da nya.
Luke di kemudi, Glen memegangi tangan gue di jok belakang.
Rumah sakit..
Bayi perempuan paling cantik yang pernah gue liat.

Dia berambut gelap dan bermata biru gelap.
Glen dalam wujud bayi perempuan.
Hello, Alicia Helen Power.
Lalu kebahagiaan kebahagiaan dan kebahagiaan lain setelah nya hadir...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar