Minggu, 05 Februari 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 49

Sudah cek up ke rumah sakit, lalu makan siang sama mom dan dokter Derek di salah satu restoran bagus di downtown. Mereka berdua menjelaskan kalau mereka sedang menjalin hubungan serius. Baiklah. Gue sebenarnya gak keberatan dengan ini semua. Gue tau mom kesepian. Dan ini bukan berarti mom gak cinta sama daddy kan? Hidup sendiri di dunia ini sulit. Apalagi sejak gue kuliah di London, mom pasti kesepian.
Semenjak gue jarang pulang ke Dublin, gue pikir emang sudah saat nya mom mencari seseorang untuk nemenin dia. She’s such a beautiful woman, mana mungkin gak ada yang mau sama dia? Kenyataan tentang hubungan mereka bikin gue lega.
Gue lihat Derek dan mom saling mencintai. Itu terlihat saat mereka saling menatap, saling bersikap dan it’s just there. I can feel it dan aura orang jatuh cinta itu menular, bikin yang melihat juga ikut-ikutan tersenyum.
“ If Derek must go back to New York, would you come with him mommy? “ kata gue di perjalanan pulang.
“ If he asked me to. Kamu gak keberatan kan? Tapi klo kamu keberatan sih, mom gak akan mau. “
“ No, mom. Do what you wanna do. I can stay in London forever with grands. No worries. “
“ Really? Dan gak ke Dublin lagi? Lalu Glen? “
“ We can work it out. There’s nothing to worry about. Beside that, he’ll travel a lot in the future, mom. Touring and stuff. “
“ Ahh..right. Alice, I’m sorry about the past. What I’ve said about Glen. “ kata mom sambil salah satu tangan nya megang tangan gue. Gue nengok sebentar dan tersenyum.
“ No hard feeling, mom. I’m not the one yang perlu mom mintain maaf. It’s Glen. “
“ Yea. Mungkin nanti mom akan bilang sama dia. I was wrong. Totally. He is a nice person. A gentleman. “
“ Mommy..jangan terlalu muji dia, nanti klo denger bisa ge-er lagi Glen. Haha! “
Pulang untuk membersihkan diri lalu ke club tempat Glen akan manggung bersama The Script.
“ I think I won’t come, G. Rock the stage! “ gue kirim SMS begitu mom mulai menjalankan mobil dan meninggalkan rumah.
“ Thank you, dear. Take some rest then. See ya in a few hours. “
“ Can’t wait! :-) “
“ :-) “
It will be a surprise for him.
“ Kenapa senyum-senyum? “ kata mom.
“ Glen. “ kata gue.
Mom paham dan ikutan tersenyum. Lalu mengusulkan untuk double date kapan-kapan. Haha..boleh nanti klo hubungan gue sama Glen sudah jelas.
Tempat ini pernah gue datengin sama Shena waktu dia janjian sama seorang cowok yang dia pacarin pas SMA, cowok yang udah kuliah di semester 4. Sepertinya sahabat gue yang satu itu emang sukanya sama cowok yang lebih tua.
Tidak terlalu ramai, gue kira hanya di depan nya saja. Tapi ternyata di dalam juga agak sepi. Hanya ada beberapa orang berkerumun di depan stage. Gak lebih dari 30 orang. Karena ada band yang manggung, yang masuk harus bayar di muka uang untuk beli minum. Pasti Glen gak akan ngebolehin gue sama mom bayar klo dia tau gue ada di tempat ini.
“ Gak pusing atau mual kan sayang? “ kata mom pas kami udah di dalam.
Gue menggeleng sambil tersenyum.
“ Kita cari tempat duduk yah? Klo kamu gak kuat berdiri nanti kita nonton sambil duduk aja. “ kata mom.
Gue ngangguk dan mengedarkan pandangan. Melihat Colin sekilas tapi sepertinya dia sibuk menyetel alat-alat di atas panggung. Mom menarik tangan gue dan kami pun duduk di salah satu sudut. Agak tersembunyi tapi masih bisa melihat panggung dengan jelas. Mungkin mom takut gue terlalu banyak cium alkohol lalu mual.
Tersenyum karena melihat Glen dari jauh. Wajah nya serius tapi dia senang sekali sepertinya. Bagi glen, musik adalah segalanya. Dan gak ada pekerjaan lain di dunia yang dia mau selain yang berhubungan dengan musik.
Dia ngecek drum nya sebentar lalu menyapa beberapa orang yang dia kenal di depan panggung. Lalu menghilang ke arah lorong yang berdekatan dengan toilet. Gue sangat ingin menghampiri dia sekarang, tapi sepertinya gue takut ganggu konsentrasi nya. 15 menit lagi mereka akan tampil soalnya. Mungkin nanti saja kalau mereka sudah selesai manggung.
The Script tampil dengan hanya 7 atau 8 lagu. Gue sama sekali gak familiar sama satu pun lagu nya tapi dapat dipastikan kalau mereka akan besar suatu saat nanti. Semua lagu sangat enak didengar, catchy dan lirik nya punya makna yang sangat dalam.
Glen memang pemusik sejati, gue tau dia awalnya adalah gitaris tapi ternyata skill drum nya lebih keren daripada dia main gitar. Love seeing him drumming! Lebih bagus daripada terakhir gue liat.
Di akhir pertunjukan mereka ke depan panggung dan membungkuk di hadapan penonton. Memberi penghormatan kepada yang sudah datang dan menonton mereka. Ramai suara tepuk tangan dan gue adalah yang bertepuk tangan paling kencang dari tempat gue duduk. Tadi gue ke depan sebentar lalu merasa sedikit pusing karena pengaruh bau alkohol dan asap rokok di tempat ini jadinya kembali melihat mereka tampil dari meja gue sama mom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar