Minggu, 22 Juli 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 67

Pernikahan berjalan indah dan lancar. Meneteskan air mata saat Derek dan mum bergantian mengucapkan janji sehidup semati dan Mike yang berdiri di sebelah Bill terus tersenyum klo gue gak sengaja menangkap mata nya. Terlihat sangat gagah dia pake jas, dengan rambut yang ditata sedemikian rupa sampe bikin gue terpesona setiap gue mandang wajah nya hari ini. Maklum lah, baru kali ini ketemu dia di acara formal seperti ini.
Sekarang gue memandang Mr and Mrs Adams melakukan dansa pertama mereka di tengah-tengah hall di dalam tenda besar putih di halaman belakang rumah. Lagu I finally found someone dibawakan live band yang ada gak jauh dari dance floor.
" Kamu hari ini terlalu sering menangis. Tapi aneh nya tetep cantik. " kata Mike yang tiba-tiba ada di sebelah gue sambil ngangsurin sapu tangan biru muda punya dia.
" Haha..gombal. "
" I am not. Nangis nya karena bahagia jadi wajar kamu terlihat makin cantik. "
" Well, aku udah bilang blom klo kamu terlihat beda hari ini? Charming sekali sampe gadis-gadis kenalan Bill mandangin kamu terus dari tadi. "
" Masa mereka masih mandangin aku klo tau siapa yang tadi aku gandeng di altar? " kata nya.
" Haha! "
" Would you dance with me? " Mike menggantung telapak tangan nya yang terbuka di udara sambil mandang wajah gue.
Mata gue beralih dari tangan nya ke wajah nya yang tersenyum.
" Sure. But, I'm not good at it. Sorry klo nanti kaki kamu keinjek. " gue naroh tangan gue di atas tangan nya yang terbuka dan Mike menyeret gue ke lantai dansa.
" Untung aku dokter, jadi bisa sembuhin kaki ku klo nanti memar. " mata kanan nya berkedip, gue tertawa.
We've kissed twice dan kenyataan itu tetep aja bikin jantung gue berdebar berada di jarak sedekat ini sama dia. Walau awal nya kami ketawa-tawa, tapi setelah itu sedikit terbawa suasana. Tangan Mike satu di tangan gue, satu di punggung bagian bawah. Mata nya menghipnotis tapi kenapa gue juga melihat mata Glen di sana. Beberapa kali gue memalingkan wajah dan pas kembali natap Mike, it's G's eyes. Akhirnya gue pun meyerah dan menaroh dagu gue di bahu nya Mike saja. Menghindari mata nya.
Satu setengah lagu lalu diambil alih Derek lalu ke Bill. Berdansa dengan mereka lebih menyenangkan! Terasa aman, nyaman dan jauh dari rasa grogi.
Berputar terus dan..itu yang lagi ngobrol sama mum and Derek di meja mereka? Gue..gak salah liat kan?
Danny melambaikan tangan nya. Mark juga dan Glen cuma tersenyum dan ngangguk. Kenapa senyum nya lepas sekali? Terlihat lega. Mereka diundang dan gue gak tau? Gue mandang Bill minta penjelasan.
" Did you know about it? " kata gue.
" Sorry. " kata nya.
" Oh. Super! Cuma gue yang gak tau berarti? "
" Cepat atau lambat kalian harus ketemu, Dee. " kata Bill.
Perkataan Bill ada benar nya.
" You'll be fine. Ada gue. Tanpa ada gue juga lu pasti baik-baik aja. Lu kan kuat. " Bill membelai pipi gue.
" Mudah-mudahan lu bener. "
Gue bilang gitu karena Danny udah berjalan ke arah kami. Gue melepaskan tangan gue dari bahu Bill.
" Hey, princess. " kata nya.
Dia nyium pipi lalu meluk gue dan badan gue diangkat plus dia berputar sekali. Heboh banget ni bocah. Bikin gue ketawa aja.
" Kok gak bilang mau ke sini? "
" Surprise! " kata Danz.
" Hey, dee. Look soo alive. Stunning! " kata Mark. Gue tersenyum denger pujian nya. Kembali cium pipi kanan-kiri.
Lalu..
He looks soo handsome. I can't breath easily.
" Hey, Kay. How are you? " Glen nyium pipi gue lama..
Pelukan kami juga lama. Wangi after shave nya masih sama dan ingatan gue tentang aroma khas itu kembali menguat.
" I'm great. How are you? "
" Never been better. " dia tersenyum lebar.
" Ini Bill Adams, my step brother. "
Gue mengenalkan mereka. I need to chill. Somehow nafas gue sangat tidak teratur.
" Excuse me for a while. " kata gue lalu meninggalkan mereka. Mau ke dalam rumah dulu. Kamar mandi mungkin.
" Kamu gak papa? " Mike menghadang gue di deket pintu untuk keluar dari tenda. Dia megang pipi gue.
" Ye, I just need to pee. " kata gue asal. Dan tersenyum sekenanya.
" Oh. Kirain kamu kenapa. Mau dianter? "
" Gak usah, Mike. Kamu makan aja gih sana. Pasti laper deh. I'm okay. Trust me. "
" Okay then. Aku ada di sini klo kamu butuh apa-apa. "
Gue pergi dari hadapan nya.
Sofa ruang tamu favorit gue di rumah ini. Warnanya merah marun, model single sofa dan empuk banget. Gue menenangkan diri di sana. Di tangan ada wine yang mengisi setengah gelas kristal cembung, gue ambil di kulkas dapur tadi. Sisa makan malam keluarga.
" Hey! Are you okay? " Glen menemukan gue di sana.
Entah kenapa dia harus duduk berlutut di depan gue setelah itu.
" I'm just..shocked. "
" Because we're here? Me with Daniel and Mark? Aku juga gak tau ini pernikahan mum kamu. Daniel cuma bilang kenalan dia aja. "
" Shocked seeing you. Danny didn't tell me about it too.. "
" Wait. Maksud nya? Kalian berkomunikasi selama ini? "
" I met him yesterday. And yes, aku berkomunikasi sama dia beberapa bulan belakangan ini. Jangan salahin dia klo dia gak bilang sama kamu. Aku yang minta. "
Glen terdiam. Mungkin berpikir alasan logis kenapa gue nyuruh Danny gak bilang-bilang ke dia tentang kami. Gue liat pandangan Glen tertuju ke satu titik di gaun gue. Menunduk dan..I'm wearing hiasan dari bunga furze memang. Gue minta C untuk nyediain buat gue, mom dan dia sendiri. Buket yang dipegang mom juga rangkaian bunga furze, biar ada sesuatu yang khas Irlandia di pernikahan ini.
" Kenapa? " kata gue. Glen mendongak dan menatap gue. I'm feeling breathless.
" Noo.." menggeleng dan dia tersenyum.
" Pasti ada sesuatu. Apa sekarang semua yang ada di kepala kamu jadi rahasia buat aku? "
" Of course not. It's just..Luke pernah bilang klo di New York aku akan nemuin perempuan dengan sebuah benda yang dibuat dari bunga furze. Anak itu..jangan-jangan dia peramal yah? " muka Glen takjub.
" Haha..no. He's not. It's just.. "
Kasih tau Glen gak nih?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar