Minggu, 22 Juli 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 69


" So, who's Mike? "
Senin jam 21:45. Me in my place and Danny in London. Tadi dikenalin sama pacar model nya, udah 2 tahun mereka pacaran. Cantik dan baik orang nya. Lega. Nama nya Irma dan dia udah pulang karena harus nemenin anak perempuan nya di rumah.
" Danny! Gak ada pertanyaan lain ya? Dari lu masih di NY sampe 2 hari kemudian masih aja nanya hal yang sama. "
" Maka nya jawab dong! Gak dijawab-jawab mana bisa berenti nanya? " muka nya di monitor terlihat tidak sabaran.
" Nanya yang lain aja yah, please! "
" He's your boyfriend. Or you haven't decided it yet..aite? "
Gue terdiam. Yah, bingung lah jawab nya. Apalagi kemaren pas makan siang Mike manis banget, bawa bunga segala. Mawar 3 tangkai dan cantik sekali warna nya peach.
" HEY!! " kata Danny sedikit teriak.
" Sorry. Frankly, I don't know what to say. Change the topic, please. Or I'll go. "
" What? Kok gitu? "
" Blom tau mau ngomong apa, nanti klo udah tau..pasti you're the first person yang tau. Promise. "
" Okay. But, Dee..he loves you. "
" Who? "
" Mike. "
" Kenapa bisa bilang begitu? "
" Terlihat lah pas yer mum's wedd. Dan dia terlihat gak suka sama Glen. "
" Eh? Kenapa bisa? "
" Orang itu bisa liat klo kalian ada sesuatu, kaya gue yang bisa liat antara lu sama Mike ada sesuatu, begitu juga Mike ngeliat lu sama Glen."
" Haaahhh..complicated. "
" Elu blom ngubungin Glen yah? Dia sedikit ngambek sama gue karena gak ngasih nomer telpon atau email lu. "
" Haha! Biarkan. " gue menjulurkan lidah.
" Eh. Gue tidur duluan yah? Need to wake up early. " kata nya.
" It's almost 5 am anyway. Kenapa gak bilang dari tadi klo harus bangun pagi?"
" Hehe..it's always fun when we're talking. "
" Okay, lain kali jangan diulangin tapi yaaa...yer sleep time is the most important thing, u know. Goodnite, Danz. "
" I will. Thanks. Goodnite, Dee. "
Masih gak mau berhubungan sama Glen dulu. Gue cuma mau dia menghubungi klo emang dia mau aja. Masih ada rasa 'he didn't want me', perasaan yang otomatis muncul pas kami putus. Gue juga gak yakin bisa (hanya) jadi temen dia doang. Blom bisa, atau gak akan pernah bisa?
Mike gak pernah bilang suka, naksir atau sayang sama gue. Tapi perlakuan nya sangat manis. Menyempatkan telfon setiap hari, kadang klo dia bisa kami janjian makan siang di deket rumah sakit nya. Gue gak tega klo nyuruh dia ke daerah deket kantor gue, lama di jalan bisa-bisa. Pas weekend suka piknik di central park, duduk-duduk deket strawberry fields atau di deket patung Balto, anjing siberian husky yang dulu berjasa pas ada wabah penyakit.
Bunga pertama dari dia itu yang kemaren, 3 mawar peach.
Speak of the devil..
" Hai! "
" Hey..blom tidur? " suara Mike sedikit serak.
" Kamu sakit? Suara nya kok gitu? "
" Hmmm..gak kok. Kerjaan kamu banyak yah? "
" Sort of. Sedikit lagi, mau bales email yang masuk malem ini. Di mana? "
" Udah di tempat tidur. Ummm.. "
" Apa ummm? "
" Kangen sama kamu. Pengen peluk. Bsok libur kamu pake lembur sih. "
Muka gue memerah. Tersenyum dan membayangkan nyaman nya dipeluk sama Mike. Dia gak protektif sih, tapi selalu membuat gue aman klo jalan berdua. Contoh nya, milih sisi terluar klo kami jalan beriringan.
" Udah makan? "
" 1 jam yang lalu. "
" Ya udah tidur sana. Kedengeran dari suaranya klo kamu capek. Nitey nite, Mike. "
" Masih pengen peluk. "
" Hehe.. Tidur sana. "
Sambungan terputus. Paling udah merem dia. Lanjut kirim email. Listening to one of Mandy Moore's album dan bernyanyi kecil.
Gak perlu waktu lama untuk selesai dan lalu memutuskan membuat ramen instant. Baru masak air nya, bel pintu bunyi. Yang ke sini di jam segini itu cuma Bill atau C.
Gue buka pintu dan masih heran liat dia di sana, padahal tadi udah ngintip di lubang pintu.
Langsung dipeluk, lama banget sampe kaki gue sedikit kesemutan.
" Ambisius banget deh kamu. " kata gue.
" Eh? " dia mandang wajah gue tanpa lepas pelukan nya.
" Mau peluk aku sampe nyamperin gini, liat tuh muka udah capek banget. "
" Hehe.. Udah peluk, aku mau pulang sekarang. "
" Ha? Jauh-jauh, eh, ramen ku.. "
Gue ke dapur dan air nya sudah mendidih, Mike masuk dan nutup plus ngunci pintu pake grendel.
" Masak apa? "
" Ramen. Mau? "
" Enak gak? "
" Masa blom pernah makan? " kata gue dengan pandangan menyelidik.
" Umm..kaya nya sih pernah. Boleh deh, tapi jangan pedes-pedes banget yah, manis. "
" Haha..okaaayyy. Ya udah aku bikinin, tunggu sambil tiduran gih. Di kasur jga gak papa. "
" Oke. "
Ramen ekstra telur rebus, eh, Mike mau gak pake telur?
" Mike? Kamu mau dipakein telur gak ramen nya? " pasti denger lah dia. Flat kecil gini.
Jidat gue berkerut karena sunyi sekali...ke mana Mike nya?
" Mike? "
Hening.
Gue samperin dan tersenyum. Masih pake jaket nya, dia tertidur. Sneakers nya juga masih dipake. Kasian bener deh.
Ramen mateng dulu yang penting, baru setelah itu nyopotin sepatu nya Mike dan nyelimutin dia. Mudah-mudahan tidur nyenyak. Such a cute man, tidur aja cakep.
I can sleep in the couch, gue sih udah ahli tidur di sofa.
" Halo. " pagi sesudah mandi dan sebentar lagi berangkat. Menelpon seseorang dulu buat kasih semangat.
" Morning, Dee. " kata suara anak kecil di sana.
" I dunno if I could catch you up later, I just wanna say..goodluck for the school theatre project tonite. I know you can nail it. "
" Ah, thank you. Masih grogi aku, da baru dateng nanti sore. "
" You can do it, dear. Kemaren itu keren pokok nya! "
Luke sempet nyanyi pake piano pas kami skype kemaren. Dia nyanyiin salah satu lagu anak-anak dari Irlandia dan he's just..perfect!
Langsung ngebayangin, Luke sekarang enak..passion nya juga musik sama kaya Glen. Tapi beda nya, pas Glen remaja gak ada yang provide alat-alat musik buat dia.
" Aku nelpon cuma mau bilang itu kok. Goodluck, darling. Not like you need one. Rock on!! "
" Thanks, Dee. "
" Okay, need to go to the office now. Bye. Salam sama na, pa and your piano. "
" Not da? "
" Haha..kamu nih. Need to hang off now. "
" Okay, I'll tell da you say hi. "
" Luuuukeeee.. "
" Bye! "
Gue bisa liat dia tersenyum di sana. Masih di sekolah seperti nya. Istirahat makan siang. Membayangkan Luke di sekolah sementara pas gue menengok ke kamar, Mike masih tertidur nyenyak. Mau kamu apa, Dee? You can't have them all, just like you've once said to Glen years ago.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar