Sabtu, 25 Maret 2017

Raina-Kairo (Menunggu)

Sejak kapan kamu menunggu?
Raina terdiam karena pertanyaan itu.

Entah sejak kapan dia merasa Kairo harus selalu ada di samping nya setiap waktu.
Karena selain itu selalu ada kosong terdeteksi di dada nya.
Bukan karena setahun ini mereka dekat, ah, mungkin memang itu.
Tapi dia tahu Kai tidak akan pernah berhenti menunggu perempuan lain yang sedang menuntut ilmu di Jerman.

Perempuan yang adalah cinta SMA Kairo dulu.
Yah, mungkin sampai sekarang.
Mereka memang sering menghabiskan waktu bersama, di mana ada Kai, pasti di dekat nya Ra ada.
 

Sejak seminggu yang lalu Ra baru menyadari kalau sekarang dia memandang Kai sebagai laki-laki, bukan sebagai teman berwisata kuliner nya tiap habis kuliah.
Bukan sebagai samsak kalau Ra sedang badmood.
Bukan sebagai tukang antar-jemput ke mana pun Ra butuh. 
Bukan sebagai Kai yang konyol dan selalu membuat Ra tertawa.
Dia memandang Kai sebagai tempat nya mencari motivasi. Memandang Kai sebagai tempat nya mencari inspirasi tulisan baru. Memandang Kai sebagai tempat nya bersandar, literary bersandar karena punggung Kai adalah tempat ternyaman buat Ra.

Walau cuma saat mereka berboncengan motor saja.
 

Ra baru sadar bahwa mata Kai itu hitam pekat, bukan coklat seperti yang dia duga.
Bahwa Kai tidak pernah makan tanpa ditemani kerupuk, bermacam kerupuk dia suka.
Bahwa senyum Kai selalu menyapa nya setiap pagi sebelum mereka berangkat kuliah dan setelah Ra sampai rumah kembali.
Bahwa Kai selalu berkata,
"Ra, isi otak lu banyak banget sih yg ga gue tau. Mata lu selalu berbinar kalau lu lagi cerita apapun ke gue. Full of excitement!"


Wajah Ra memerah teringat hal itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar