Sabtu, 30 Juni 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 65

Loving each day!
Luke dan Danny memberikan warna tersendiri di hari-hari gue selanjutnya. New York seems brighter than ever, beautiful than any day. Jadwal skype sama Luke cuma bisa pas weekend, klo Danny mah sewaktu-waktu, tergantung dia lagi sibuk apa enggak.
Entah apa korelasi nya, berat badan gue naik sekarang..dan rambut gue udah berubah warna jadi mahogani. And I'm ready for mom's wedding the day after tomorrow. A wedding in November.
Bill jadi Derek's best man (of course!) dan dia minta bantuan adik laki-laki nya yang tinggal di LA plus Mike untuk jadi pengiring pengantin, mendampingi gue.
Dean Adams dan istrinya Patricia punya agensi model di LA dan NY, lumayan besar jadi mereka berdua sering sekali bolak-balik LA-NY klo lagi banyak pagelaran busana dari merek-merek fashion ternama. Patricia ini juga dulu seorang model, bahkan sekarang klo ada yang butuh model dengan spesifikasi usia tertentu, dia juga kadang dipakai.
Gue memandang Mike yang baru saja keluar dari kamar pas, gue bertugas menemani dia nyari jas yang cocok, jas ini baru aja dijahit lagi sedikit supaya terlihat body fit.
He looks handsome. Too handsome.
" How do I look? " kata nya lalu muterin badan nya. Gue tersenyum.
" Perfectly fit. "
" Good. Sekarang tinggal nemenin kamu ambil gaun. "
" Yes. "
" And dinner? Would you? Tonite? " tanya nya sambil miringin kepala.
Well, setelah pengobatan gratis waktu itu kami emang jadi lebih deket lagi. Tapi janji di lift waktu gue nganter dia pulang pas di apartemen Derek waktu itu blom terealisasi. Dia sering nagih janji itu secara langsung maupun tidak langsung, tapi gue sama sekali blom mengiyakan ajakan nya. Udah berbulan-bulan sejak waktu itu dan Mike is a gentleman, dia sama sekali gak marah klo gue mengalihkan topik pembicaraan tentang hal itu.
Ayolah, dee.. Apa lagi yang lu tunggu? Dan apa lagi yang musti Mike lakuin? He's a nice man dan gak layak diperlakukan seperti itu.
" Dee? " Mike membuyarkan lamunan gue.
Kami udah selesai di toko pembuatan jas itu dan gue blom jawab pertanyaan Mike tentang dinner tadi. Dia gak punya waktu banyak sebenernya, karena kehidupan intern itu sangat menyita waktu nya. Setelah dari butik ambil gaun gue nanti, dia akan masuk malam malah.
Satu hal yang bikin gue menunda-nunda menepati janji dating waktu itu adalah di RS, seminggu setelah pengobatan gratis itu (dan terus berkembang sampai sekarang), muncul desas desus kalo Mike memacari gue dan itu sebabnya sekarang dia udah kaya tangan kanan nya Derek. Unfair cos gue tau gimana dia sangat kekurangan tidur demi belajar dan berada di rumah sakit. Gimana dia gak punya waktu untuk sekedar going to a bar or a club, even buat mengisi lemari es di apartemen nya. Gimana kadang mata nya berkantung atau menghitam setelah pernah 24 jam stand by di RS. Gimana dia sering melupakan makan karena lebih milih untuk tidur. Dia ada di posisi nya sekarang karena loyalitas nya, bukan karena deket sama gue.
Perhatian gue teralih ke Bill yang sms dan bilang klo lusa gue udah harus di rumah mom and dad jam 6 pagi. Hubungan gue sama Bill kembali harmonis seperti biasa, untung nya dia minta maaf dan gue juga udah cerita tentang siapa Glen dan Danny sebenernya.
Sampai di butik dan ketemu Patricia yang baru selesai menambahkan detail ke gaun nya. Lalu gue mengenalkan Mike ke dia. Cowok itu cuma tersenyum pas Patty mengira kami pacaran. Gue refleks langsung membantah. Panik entah karena apa.
Loving the dress, warna nya cantik. Merah keunguan seperti minuman anggur dan milik gue dibuat dengan model dewi yunani. Sementara Patty milih model mini dress dengan korset. She looks stunning!
" Udah dicoba? " kata Mike pas gue keluar dari ruang ganti bertirai itu.
" Udah tadi di dalem. "
" Gak butuh pendapat aku? "
" Bilang aja mau liat duluan. " kata gue sambil ngejulurin lidah.
" Haha! Busted. "
" Dee..Mike, duluan yah? " kata Patty sambil nyium pipi kami berdua. Mau ketemu klien kata nya. Meeting sekalian dinner.
Okay, speaking about dinner..this is it..
" Mike? " kata gue. Udah di mobil dan dia udah siap di belakang kemudi. Dia langsung memutar badan nya ke arah gue.
" You owe me a dinner. "
" A date. " katanya mengoreksi.
" Ah..whatever. Hehe..let's eat something! " kata gue sambil tersenyum.
" Let's have a date! " kata nya semangat. Terlihat senang sekali.
Makan malam di sushi bar. Baru tau klo Mike itu penggemar sushi. Gue sih suka doang tapi gak suka banget kaya dia.
Lupakan apa yang beredar di rumah sakit dan nikmati kencan ini, dee.
Yang ternyata menyenangkan! Banyak tertawa dan bicara. Seimbang, gak ada yang mendominasi.
Kami terus ngobrol sampe gue anter Mike ke rumah sakit, langsung bertugas dia.
Ah. Lupa! Gue ngambil sesuatu di tas. Mike berdiri di luar mobil, di sisi pintu pengemudi tempat gue sekarang duduk. Ini mobil mom dari Derek, sengaja dipinjemin karena gue musti anter Mike ke toko jas.
" Apa ini? " kata Mike sambil nerima kotak persegi panjang dari gue.
" Dasi. Biar sama kaya Bill's dan sama kaya warna gaun aku juga. "
" Oh. Thanks. "
" I had fun tonite. See ya on saturday. " kata gue sambil tersenyum.
" I had fun too. "
Gak disangka sama sekali, Mike mencium bibir gue lembut dan lama sekali. It feels great. Is it because of him or karena gue udah lupa rasa nya dicium seseorang?
I kiss him back, by the way.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar