Sabtu, 16 Juni 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 64

Ini Skype perdana sama Danny kenapa seperti abis makan semacam ekstasi gini yah? Talking about a lot of topics. Kalimat pertama yang dia ucapin itu..dengan penuh semangat..
" I knew it was you!! Red haired girl at today show. "
" Haha! "
" Kenapa gak nyamperin gue? Kan bisa hang out dulu sebelum gue balik. "
" Sorry. You know why. "
" Liar. You're not missing me. " kata nya dengan muka dibuat sedih.
" You have no idea. I miss you more than I've admitted, Danz. " kata gue sungguh-sungguh, bikin dia nyengir. Senang dengan apa yang didengarnya.
" So, how's life? " kata nya tertarik.
Membicarakan Dublin, London, New York, The Script, 2 album mereka, kuliah gue dan musik. Mulai jam 11:45 tadi sampai jam 3 pagi waktu New York. Tapi diinterupsi notifikasi email gue yang berbunyi. Gue bilang ke Danny untuk ngasih gue waktu sebentar. Masalah nya notifikasi yang masuk ke sini itu dari email baru gue, baru aja dirubah setting nya. Danny gak mungkin kirim email, dari tadi perhatian kami cuma ke layar laptop masing-masing, kecuali pas kami ambil minum barengan tadi. Nafas gue terhenti liat siapa yang bales.
" Dee? " Danny manggil.
" It's Luke. " kata gue. Lalu kembali menatap layar smartphone gue dan buka email itu.
" Dee!!! Please skype now!! I miss you. I've turned on my laptop immediately. "
Dia menuliskan username skype nya.
" Dia bilang apa? " kata Danny.
" Skype now. " jantung gue berdetak lebih kencang dari biasa nya.
" Okay. Kalian skype-an aja sekarang. Gue harus pergi ke luar juga. Thanks yah, dee. Chat again soon. "
" See ya, Danz. Thank you and.. "
" I'm not gonna tell him about it. Don't worry. " Danny mengedipkan mata nya. Khas dia..selain pouting. Hehe..
Tersenyum manis sekali dia sebelum akhirnya offline. Dan sempat-sempat nya blow me a kiss. Hihi..he's such a sweetheart.
Gue pun add alamat skype yang dikasih sama Luke.
Sudah di add lalu gak lama di layar nya ada tulisan..
" Luke Power's calling.. "
Tangan gue gemetar dengan sendiri nya.. kena panic attack sedikit. Sempet gak ke-klik pilihan "answer" nya karena tangan gemetar saking groginya..
Lalu..ngeliat Luke sebesar itu bikin tiba-tiba terharu. Miss him tooo much. Dan sekarang ada di layar, tersenyum dan melambaikan tangan.
" Where have you been? I was having a heart attack when I realized it's you. " kata nya.
" Haha! I'm here. In the other side of the world. Good morning, by the way. Sudah sarapan? How are you, honey? "
" Baru aja. Why took you soo long, dee? "
" Soo long to what? " kata gue bingung.
" Untuk menghubungi aku. "
" I'm sorry. Tidak ada pembelaan apapun. Aku salah. Maaf yah, Luke?! " gue netesin airmata.
" Well, at least you're here now. Please jangan menghilang lagi. Eh, kenapa nangis? "
" Haha! Missing you too much. Jadi ingin ke Dublin sekarang juga. " gue ngelap airmata pake jari.
" Where are you now? "
" New York. " kata gue, entah kenapa gak mau berbohong atau mengelak untuk tidak menjawab semua pertanyaan bocah ini.
" You've met dad? " kata nya excited.
" Not yet..I saw him at today show but he didn't see me. "
" Pantes dad always have a thing for New York this couple of years. He's in love with NY apparently. And now I know why.. "
" Really? " gue tersenyum mendengarnya. Kebetulan.
" Yep. Now, tell me anything about what you've been thru this couple of years. "
" Tell me yours first!! " kata gue gak mau kalah.
Hubungan ayah-ibu nya yang membaik. Perkembangan skill drum, gitar dan piano Luke yang juga semakin membaik tiap hari. He sing to me one good song and I'm in love with his voice. He has such a beautiful voice just like his dad.
Dia juga cerita keadaan nenek dan kakek nya. Langsung rindu masakan ma dan obrolan sama da.
" Dad gave me many cool gadgets, so we can keep in touch with video call and stuff. Can I have yer number, dee? So I can just dial if I need to talk to ye face to face outside the house. "
Gue ngetik nomer telpon selular gue lalu bilang, mengingatkan lebih tepatnya, supaya semua komunikasi kami ini disimpan rapat-rapat dari Glen. Selagi masih bisa menjauh. Gue ingin berhubungan lagi tapi rasa nya blom sanggup.
Exchanging phone number dan gue nulis nama nya Luke di kontak jadi little furze. Dia terlihat senang sekali waktu gue cerita tentang bunga furze kering pemberian nya yang sekarang udah jadi lucky luke charm pribadi ini.
Dia pamit, ada kegiatan luar sekolah yang harus dia lakukan setelah ini. Ma udah ngetuk pintu kamar nya beberapa menit yang lalu. He said I look like a vampire, dengan lingkaran hitam di bawah mata. Well, blom sempet tidur ini. Dan terkaget waktu menengok ke jendela, sudah ada cahaya dari luar.
" I had fun, dear. Take care. I love you, Luke. "
Dia melambaikan tangan setelah blow me a kiss. Eh, kenapa kelakuan nya kaya Danny?! Haha!!
Bangun dari kursi empuk di depan meja belajar lalu merenggangkan badan. Lebih dari 5 jam duduk, baru berasa kaku nya. Berdiri di depan jendela dan gak berenti tersenyum. Sebentar lagi jam 5 pagi. Jogging gak yah?? Hmmm..
Tidur adalah pilihan yang bijaksana. Itu juga perintah dari Luke pas gue ngaku klo blom sempet tidur dan di sini udah hampir pagi.
Kirim sms ke nomer mom, karena pasti mom blom bangun, dan bilang kalau gue abis begadang ngerjain sesuatu dan baru akan tidur. Biar mom gak repot ngebangunin gue nanti.
" Selamat tidur, dee. Mimpi indah. " kata gue sambil masuk ke selimut dan memejamkan mata sambil tersenyum.
Mimpi dipeluk Luke pagi ini lebih indah dari New York di sabtu pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar