Sabtu, 26 Mei 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 61

" I can go home by myself. No need to worry. Just pick me at 4 to mom's. " kata gue lumayan tegas.
Bill memandang gue lurus-lurus. Dia gak percaya. Yaiyalah pasti gak percaya. I just need to move from here. Takut mereka akan lihat gue. Eh, apa mereka mengenali gue dengan badan lebih kurus dan rambut merah menyala seperti ini??

Yes, badan gue sudah lebih kurus semenjak di sini. Entah kenapa jadi jarang makan. Bisa cuma sekali sehari lalu air mineral dan kopi lebih mendominasi. Kecuali klo lagi di rumah mom, seharian bisa makan 3 kali. Dan gak boleh minum kopi lebih dari 2 gelas sama mom and Derek.
" Go to work! Finish my job. " kata gue sambil ketawa kecil. Akting sedikit lah biar Bill gak terlalu khawatir.
" Okay. I'll call you after I reached office. If I didn't, call me first when you're already at home. "
" Will do.. Love you, bro. " kata gue sambil cium pipi nya dan meluk Bill.
" Pokok nya klo ada apa-apa, telpon! "
" Bill!! You're not my baby sitter. And I'm 25 years old. I'm gonna be okay. "
" Your eyes telling the truth. "
" I know. I'll tell you about it. Later. Promise! "
" Pinky swear? " kata Bill.
Kenapa nyebutin pinky swear segala? Gue aja gak menepati omongan gue dengan janji yang itu sama Danny. Kenapa pagi ini semua hal jadi ngingetin gue sama Danny dan Glen?
" Pinky swear! " gue sedikit berteriak semangat.
" I love you too. " kata Bill.
Mengaitkan jari kelingking kami lalu gue tersenyum. Bill ninggalin gue, seketika gak mau pulang. Need some fresh air. Let's go to Central Park.
Setelah beli kopi, lagi, gue lalu berjalan ke taman itu. Mencari spot favorit gue di tempat luas ini. Biasa nya klo ada waktu di hari sabtu dan atau minggu, baik pagi atau sore, gue suka jogging di sini. Bisa sama mom atau Bill. Klo mereka gak sibuk. Maka nya gue punya spot favorit untuk istirahat duduk-duduk di sini.
Dengan tangan gemetar, membuka email dari smartphone yang gue punya. Alamat email yang pertama kali gue punya. Apa gak bikin gue tambah sedih klo ternyata ada email dari dia? Atau denger kabar dari dia? Ahhh..gue mengurungkan niat dan gak jadi klik log in, tapi..jangan ge-er, dee. Blom tentu dia ngirim surat elektronik ke elu juga.
Gue menutup mata pas laman email gue sedang loading. Ternyata gue bener memasukan password nya.
Nafas gue tertahan.. Oh My God! Banyak banget email yang masuk. Terutama dari dia, dari Danny. Janji yang waktu itu diminta Danny adalah tetep berkomunikasi sama dia di mana pun gue berada. Maka nya dia mencatat alamat email gue di telpon genggam nya. Gue melihat tanggal email-email itu dikirim dan..yang paling atas..baru 5 menit yang lalu dikirim. Serius?
Gue buka dengan jantung lebih berdebar-debar dibandingkan pas liat Glen tadi..
" Been 2 years now and I dunno how to reach you.. since yer cell number is dead. I think it drives me crazy. Email juga gak bales, lupa sama janji lu yah? Atau ternyata lupa sama password email lu yang ini? It's been 6 months since my last email, and the reason why I write this is..I think I just saw a girl who looks pretty much like you. In New York.."
Sampe situ gue keselek kopi yang gue minum. What the?!! Gue terbatuk-batuk dengan heboh nya. Sampe ada yang lewat sambil nanya keadaan gue.  Bilang gak papa sambil senyum dan dia pun akhirnya berlalu.
Mengatur nafas lalu kembali membaca email dari Danny..
" ..but she has red colored hair. Masa sih rambut lu merah menyala gitu? Bukan nya gak mungkin..tapi..seorang Deena Kayleigh? Hmm..well, gue kaya bikin monolog gini di email. Write me back whenever you read it. Kinda miss you especially our chats and tea time, dear. And I owe you Wendy's. ;) "
Gue tersenyum lebar dan kembali menangis. Lalu pergolakan pun di mulai. Bales atau enggak?? Dan tiba-tiba pengen baked potato nya Wendy’s.
Berdiri lalu ke 5th avenue. Berjalan ke sana tanpa berhenti, seperti dikejar sesuatu yang tidak nyata dan diberi energi entah darimana.
Setelah sampe di restoran deket perempatan lampu merah itu, gue pesan dan duduk di pojokan.
" Wendy's 5th avenue. Come alone. Now! And see if I'm red haired or not. Gue akan di sini sejam. "
Sent.
Apa Danny bakal dateng?
Mending baca dulu semua email nya sambil nunggu. Dari belakang aja deh biar urut. Danny cerita tentang the script, entah mau menjaga perasaan gue atau apa, dia gak nyebutin nama Glen satu pun di email nya. Selalu bilang kami atau the script. Selain itu dia cerita tentang love life nya. Udah punya pacar dia, model di video klip breakeven. Well, that's a nice thing to hear. Merindukan suasana pas kami berdua cerita di Dublin zoo pas baca email-email yang dia kirim. Gue kembali menangis di restoran fast food. Seperti nya para pelayan di sini mengira gue patah hati trus melampiaskan nya dengan makan. Terserah lah.
Ada satu email yang bikin gue terkejut.
" ..anyway, Luke's asking about you. Dia bilang klo gue tau cara menghubungi lu, dia minta dikasih tau. Atau, lu yang hubungin dia di rumah kakek-nenek nya. Shud I give him your email? "
Lalu di email selanjutnya dia kasih tau alamat email Luke. Gue copy trus gue simpen di phone book. I'll write you, Luke. Nanti kirim surat nya dari email gue yang baru bikin setelah gue di New York. I have 3 email addresses, satu yang lama ini, dua yang baru bikin setelah gue sampe di New York. Dua itu yang satu buat kerjaan, yang satu pribadi.
Gue tersadar, sudah berapa lama gue duduk di sini? Makanan dan minuman yang tadi gue beli udah habis. Cek jam di smartphone..
Eh? Danny gak dateng! Ini udah lebih dari 1 jam sejak gue kirim email ke dia. Well, baiklah kalau begitu. Pulang saja. Butuh istirahat dan nanti siap-siap dijemput Bill di rumah.
Oh iya! Lupa nelpon Bill. Well, sebenernya janji “GUE AKAN TELPON KLO UDAH SAMPE RUMAH” , right? Jadi gue gak melanggar janji gue yang itu dong. Hehe.. Tapi biar dia gak nyariin, I text him, dia blom telpon berarti sibuk..gue bilang tadi ada yang dikerjain dulu dan baru sekarang akan pulang. Nanti gue akan telpon dia klo udah sampe rumah.
Dan tiba-tiba..bruukk!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar