Senin, 19 September 2011

The Afternoon Smiles - Chapter 15


The Police Station

Apa-apaan nih? Nyasar dan bingung, dengan bodoh nya gak bawa cukup poundsterling di dompet. Pengen nangis cos ini 2 am, clueless dan di tempat asing. Mana dingin banget. Mengutuki diri sendiri yang dengan bodoh nya karena terbang kesini tanpa persiapan. Terbawa emosi, euphoria karena semua sudah di sepan mata.
Sehari setelah gue ulang tahun, Mbak Irma yang udah rawat jalan, manggil gue ke rumah nya. Di depan gue dijejerin passport, visa dan tiket perjalanan ke London transit Dubai. Gue melongo dan gak percaya. wacana ke Singapore adalah sebuah rekayasa belaka.
“ This is your birthday present for me. Take it or leave it. “ kata nya sambil ngedipin mata.
Dengan keberanian yang tiba-tiba muncul setelah nya, gue pun mengiyakan. Gmana gue bisa dapet visa tanpa wawancara? Well, om nya Mbak Irma adalah orang Indonesia yang cukup penting dan berpengaruh di Inggris. Pantes aja lah. Tiket pulang gue yang beli. Seperti nya no laptop dalam waktu dekat ini. Wajah Danny yang lagi tersenyum dan pelukan nya yang hangat plus scent nya terbayang di kepala gue. Kangen sangat gue sama dia. This is the craziest thing I’ve ever done for a man. This crazy!
Gue harus nemuin police station. Cuma itu satu-satu nya cara yang mungkin untuk bertahan malam ini. Nanti disana gue bisa nginep atau pinjem telpon untuk nanya nomer Steve ke Sara. Niat mau ngasih kejutan, gue yang terkejut.
Gak banyak duit poundsterling tersisa di dompet, buta daerah sini, dingin, ponsel yang nomer nya gak bisa dipake, dan kurang nya persiapan. Sempurna apes nya.
Tadi dari Heathrow naek taksi tapi di tengah jalan mogok, karena parno duluan, akhir nya gue milih turun dan niat nya mau nyari taksi lain lagi, eh, ternyata malah nyasar. Pinter banget, Dee! Tadi sama supir taksi nya sempet dikasih petunjuk arah ke police station, tapi gue lupa dan akhir nya berakhir disini. Di semacam halte ini. Duduk meringkuk sambil mendekat kan luggages ke badan. Gue akan tidur di sini aja, nunggu matahari terbit. Gue mengedarkan pandangan. Sepi, agak gelap tapi gue bisa liat gue ada di sebuah desa yang sangat khas Inggris. Angin yang menyentuh wajah gue dingin parah, tapi aneh nya indah. Tangan gue make sarung tangan dari wol. Gue tersenyum. Senyum pertama gue setelah turun dari taksi mogok itu. Liat betapa manis nya niat gue. Manis bener apa yang lagi gue lakuin sekarang. Terbang jauh-jauh kesini dengan segala keapesan..cuma buat Danny.
“ Excuse me..are you lost or something? “
Eureka!! Bapak ini beneran polisi kan yah?? Mobil nya sih bener mobil polisi. Bukan orang iseng yang nyamar jadi polisi kan? Atau orang yang baru pulang dari pesta kostum? Mudah-mudahan bukan.
“ Yes, officer. Actually I wanna go to a police station. But, I get lost. “ kata gue berdiri di deket pintu supir mobil itu.
“ Yeah, I know. The taxi driver have told me about you. “
“ He did? “ gue terkejut tapi ada nada senang di suara gue. Bless you, taxi driver.
“ Yup. Let’s go. I’ll lift you to my office. “
Ngerasa dapet hadiah kejutan paling besar di sebuah event. Pak, punya minum kan di kantor nya? Sumpah ini tenggorokan kering banget. Bibir gue udah mulai kering pula. Masuk mobil setelah naroh barang bawaan di bagasi. Aaahhh..hangat nya di dalem mobil. Ternyata ya ampun..kantor polisi nya deket aja gitu, 3 blok dari halte tadi. Pak polisi itu nanyain tentang gue, sama maksud kedatangan gue juga, Karena bokap gue polisi, maka nya gue ngerasa harus berkata jujur sama dia, walau baru ketemu beberapa menit yang lalu. Eh, itu berhubungan gak sih?!
Supir taksi yang tadi taksi nya gue naikin ternyata udah ada di sana. Lagi main kartu sama 2 orang polisi lain. I really need to use the internet, take a pee and minum!
“ Do you have his full address? “ kata officer Alan Throphe, polisi yang nganter gue tadi.
“ Yes..but. I’ll check it and ask my friends first. His friend’s name is Steve, He lives in Oxford. I think I’ll ask him about danny’s number. “
“ Ohhh…okay. If you can’t do it. I can help you search for his number. “
‘ You can do it? “
“ Sure. “
“ Ah..great. But I’ll make it my last option. Thank you soo much, officer. “
“ No problem. “
“ Do you like coffee, Sir? “ kata gue, terbersit sesuatu di kepala gue.
“ Drink it almost everyday. Actually, I’m about to make one now. You want it? “
“ I don’t really like black coffee, I prefer water if you don’t mind, but, hold on… “
Gue ngeluarin satu kotak makan yang gue bawa di tas tangan gue.
“ It’s javanesse coffee and this is taste better than brazillian coffee. “
" This is my fav!! It’s a lil bit expensive here. “ kata nya tersenyum sambil nyium bau nya.
“ This is for you. Thank you for everything that you’ve done to me. A stranger. “
Sumpah! Mata officer itu berkaca-kaca dan jadi nular ke gue. Hehe..he’s a coffee lover. Setelah itu officer Alan ke pantry, sedangkan gue pipis di toilet. Lalu pas ke arah komputer untuk online, di deket computer itu udah ada 1 botol air mineral buat gue. Aaahh..haus!!
Sepertinya apes gue gak berenti di hampir bermalam di halte tadi. Pas gue online, gak ada satu pun anak TAS yang juga online. Hadeh, gmana dong ini? Officer Alan, Officer Dave Landy dan supir taksi, Henry Wilson, yang lagi ngelilingin meja ngeliatin gue yang berjalan ke arah mereka. Muka gue kuyu dan sedih.
Shud I call Sara and ask Steve’s number? I knew she has it. Tapi nomer lokal gue kan gak bisa dipake. Do’oh!! Giliran ada internet malah gak bisa bantu. 3 bapak-bapak itu lalu ikut mikirin jalan keluar nya. Akhir nya diambil kesimpulan. Ada beberapa pilihan. Mau di sini dan nemenin mereka main kartu sambil ngopi nunggu pagi. Temen nya Henry bakal kesini pagi, betulin taksi nya dan gue bisa naik taksi nya lagi setelah diperbaiki. Kok kaya nya bakal lama ya.. sedangkan gue udah gak sabar untuk sampe tempat nya Danny. Mau mandi. Eh, mau peluk dia juga deng. Haha..
“ You can sleep here. We have a tiny bed inside.. ‘ kata Officer Dave.
“ I can’t sleep, but thanks Officer. I really need to arrived at my friend’s home really soon. “
“ I’ll drive you there. How’s that? “
“ Like..now? “
“ Yes. Now. “
Klo gak keberatan dianter pake mobil polisi, kata Officer Alan nambahin. Lagian udah ada polisi yang patroli, maka nya daripada di sini cuma main kartu doang, kan mendingan nganterin gue.
“ Really? Are you sure? “ kata gue. Agak masih gak yakin ini.
“ Sure!! You’re lost and that’s our job to help you find the address. It’s not that far, Dee. I bet it’s only 30 minutes away from here. Beside that..I hate seeing your sad face. “ kata Officer Alan.
Aaahhh..jadi gak enak. Gue pun langsung tersenyum lebar dan mengangguk. Oh yeah!! I hug Henry and Officer Dave, sempet foto juga. Dunia harus tau kalian ada. I’ll put this story on my blog.
Ngambil semua barang bawaan trus masukin ke bagasi mobil polisi nya Officer Alan lagi. He’s about 40 years old. Younger than my dad. Maybe he’s somebody’s dad also. He’s definetly a kind man.
“ You really knew the address? “
“ Yes, dear. Don’t worry. “ kata nya menenangkan gue.
Baiklah. Bismillah.
Di jalan ngobrol banyak hal. Gue juga bilang bokap gue di Jakarta adalah seorang polisi. Kebetulan sekali, kata nya. Ditanya juga apa hubungan gue sama Danny. Gue jawab aja temen. Officer Alan kaya gak percaya, tapi gak nanya lebih lanjut. 30 menit yang terasa sangat lama. Sampai akhirnya sampe di sebuah pemukiman, yang masih sangat khas Inggris. Berhenti di sebuah bangunan bertingkat gak lebih dari 10. Sepertinya bener ini apartemen Danny. Nomer yang di pasang di tembok deket pintu masuk sih bener..
“ You’re in love with him. “ kata Officer Alan.
Gue senyum, nunduk dan merasakan muka gue memanas..jelas bukan karena pemanas mobil.
“ Perhaps..perhaps..perhaps. “
“ I didn’t ask you. It’s a fact that I’ve seen,dear. The way you talked about him, your eyes tells all. “
Lagian pake nyangkal, dee. Beliau udah cukup berumur untuk bisa baca itu semua.
“ I really appreciate what you’ve done to me. A stranger from nowhere. Thank you soo much!! I promise, if you come to Jakarta someday..let me know! I’ll accompany you. Do you have a piece of paper or something? I’ll write my number, my email and stuffs for you. “
“ Sure. “
Gue nulis semua akses ke diri gue di kertas itu. Gue kasih dia dan hug him.
“ I’ll go inside with you. I wanna see the man who’ve made a girl crossed miles away like this..just to see his face. “
“ Haha..let’s go. And maybe we can do some prank on him. “
“ Ah!! That’s a good idea. “
Apartemen Danny ada di lantai 3, seperti nya berukuran sedang dan dia berbagi sama seseorang. Gue udah sempet ngasih tau muka Danny di ponsel sama Officer Alan. Jadi gak mungkin salah orang.
Begitu sampe depan pintu apartemen nya. Gue berdiri nempel di dinding sementara Officer Alan berdiri di depan pintu. Jantung gue yang udah berdetak lebih kencang dari normal, tambah gak karu-karuan lagi. Takut Danny gak ada di rumah, tapi klo ada pun, takut dia lagi tidur dan malah ganggu. Eh, tapi jam tidur nya dia kan pagi. Haha..gue ketawa dalam hati, kebiasaan mikir yang macem-macem duluan. Officer Alan ngasih jempol nya, gue ngangguk dan dia pun ngetuk pintu di depan nya. Gak butuh waktu lama, terdengar suara pintu dibuka.
“ Good evening. ‘ kata Officer Alan.
“ Good evening, Officer. Can I help you? “ kata suara yang gak bisa gue liat penampakan nya itu.
But I knew it’s him. Berasa terbang jiwa gue dari badan.
“ Are you Danny Owen? “
“ Yes. What’s wrong? “ ada nada kaget dalam suara nya. Yaiyalah..jam segini ada polisi nyari dia di depan pintu apartemen nya.
“ You’ve found guilty, young man. “
“ What? Why? What I’ve done? “ nada kaget bertambah nyata.
“ You’ve made a girl suffered. And made her crazy. As crazy as..crossed thousand miles then she’s lost. Almost sleep on a bus station at 2 am on this cold weather. Then end up at police station with 3 men. ‘
“ What?! I don’t get it, Officer?? Who’s that girl anyway? “
Gue bakal bingung klo jadi Danny. Plus Officer alan ini muka nya serius sekali, jago akting banget dia.
“ You must hook up with her someday..or I swear I’ll haunt you..forever!! “
Haha!! Gue gak tahan dan akhir nya ngakak. Officer Alan langsung ketularan, kami ketawa berdua sementara Danny terdiam. Lalu gue liat kepala nya Danny menyembul, muka bingung nya masih terlihat tapi dengan segera langsung berubah.
“ Haaiii… “ gue melambaikan tangan sambil tetep ketawa.
“ Oh My..Dee?! What are you doing here? Why you didn’t tell me that you’re coming? “
“ Surprise!! “
Gue meluk dia saat itu juga. Hmm…nyaman sekali!! Hangat dan kuat. Wajah yang tiap hari selama 4 bulan ini selalu gue kangenin, sekarang ada di sini, di depan mata. Dan I’m on his arms. This is like..oase di padang pasir. Seperti makan di saat perut keroncongan. His body scent yang bau nya udah terpatri di otak gue,sekarang..memperkuat ingatan gue lagi tentang detail aroma nya. Cowok itu lagi make celana selutut dan kaos..santai sekali.
Officer Alan, my saviour this dawn, diajak masuk sama Danny. Istirahat sebentar sebelum balik lagi ke kantor nya. Kami ngobrol santai dan Danny nya ketawa-tawa karena dikerjain sama kami berdua.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar