Sabtu, 01 Oktober 2011

The Afternoon Smiles - Chapter 18

The Script

Dentuman drum membuka intro lagu pertama. Can’t believe that I’m here. With more than 15.000 people inside this arena. Lampu mulai menyinari panggung yang tadi nya terlihat redup, backdrop yang bergambarkan simbol salah satu band favorit gue sepanjang masa itu pun terlihat. Setelah beberapa puluh detik, terdengar suara sang frontman yang menyanyikan lagu pertama malam ini sambil menyapa yang di dalem. Kontan semua orang, termasuk gue, berteriak. Still can’t believe it!! Unreal. Dan ini semua karena cowok disebelah gue. Dia kaya ibu peri gue malam ini. Semua jadi sempurna karena gue ada disini sama dia, sama Danny Owen.
Gue sempet mengedarkan pandangan dan merinding melihat crowd segini banyak manusia. Mungkin kapasitas nya gak jauh beda sama GBK. Euphoria nya sangat berasa. Walaupun 4 orang yang di stage, 3 personel tetap dan 1 additional player, terlihat gak sesuai ukuran asli nya, tapi tetep aja tertolong dengan 2 big screens di kanan dan kiri panggung.
“ I’ve been kiced right down, I’ve been spat in the face. I’ve been pulled way down to the lowest place.. “
Danny O’donoghue mulai menyanyikan bait pertama lagu “You won’t Feel A Thing” yang juga merupakan lagu pertama di album studio kedua The Script yang berjudul “Science And Faith” . Personel utama selain Danny O’donoghue adalah Glen Power dan Mark Sheehan. Additional bassist nya adalah Ben Sargeant. 20 lagu di 2 album studio mereka gue hapal di luar kepala. Danny adalah favorit, tapi belakangan gue jadi suka sama Glen Power, the drummer. Itu karena klo gak Glen gak sembuh dari sakit nya pas jatuh dulu, The Script pasti gak akan nyelesein album debut mereka. They had a very inspiring story behind it. They’ve struggled with lost, Glen’s accident and especially economic crisis in Ireland, and still can made a wonderful debut album. Many number 1 smash hits worldwide, awards and it makes them stronger than before.  That’s why I love and adore The Script. From what I read, they have great attitudes and personalities, not forget to mention, they cares about their fans.
Tadi masuk venue 15 menit sebelum jam mulai yang ada di tiket disebutkan, jadi posisi kami berdiri agak-agak di belakang. Mau merangsek lebih ke depan juga kaya nya gak mungkin. Tapi makin lama kami maju sih, lebih maju dari pas awal berdiri. Dari lagu pertama aja gue udah ikutan nyanyi. Danny nonton nya juga serius, komentarin stage act, set dan tata panggung nya juga malah. Dia bilang, sejauh ini sih sangat menikmati pertunjukan mereka.
“ Now you know why I loved The Script. “ kata gue sambil ngedipin mata.
Lagu kedua yang dimainkan adalah “Talk You Down” . Lagu ini ada di album selftittled mereka, album pertama lagu ketiga. Di lagu ini disebutkan kota ‘London’, maka nya agak spesial bagi penonton disini. Lagu ini punya cerita tersendiri buat gue..apalagi pas bagian..
“ We’re standing on a tiny ledge, before this goes over the edge, gonna use my heart and not my head..and try to open up your eyes. This is relationship suicide, cos if you’d go..I’d go.. “ 
Hampir nangis gue pas nyanyi lagu ini. Been there before. Lalala..dududu..
Lalu lagu selanjutnya yang dinyanyiin adalah “We Cry”. Single pertama mereka. This song has a very deep meaning, terutama bagi vokalis nya. Setelah itu lagu yang ditampilkan adalah lagu yang punya video klip paling menyentuh dan unpredictable. Judul nya “If You Ever Come Back”. Awalnya gue kira video nya akan cinta-cintaan pasangan kekasih, ternyata pas keluar..cerita tentang ibu dan anak perempuan nya yang kecanduan narkoba. A very beautiful video clip. A must seen one.
Lagu kelima adalah “Before The Worst”. Bener-bener gak berhenti karaoke!! Koor yang membahana dari lebih dari 15.000 orang ini bikin gue merinding abis. 3 lagu selanjutnya itu “If You See Kay” (ehem!), “Science and Faith”, dan “The Man Who Can’t Be Moved”. Di lagu terakhir yang gue sebutin, Dan ikutan nyanyi. Hehe..it feels good ngedengerin suaranya.
Dilanjutkan dengan “I’m Yours” lagu yang menurut gue terlalu ballad dan mellow buat The Script, sisa-sisa selera nulis lagu boyband mereka mungkin. It has a very deep meaning tapi gue suka gak tahan sama nada nya yang lembut dan pelan sekali. Pasangan di depan gue..bikin iri!! Sang cowok meluk cewek nya dari belakang dan cowok itu nempelin bibir ya di telinga sang cewek..sambil nyanyi “I’m Yours”. Di akhir lagu, mereka berciuman aja gitu..di depan gue dan Danny. Okay, this is an awkard situation cos kami berdua jadi terlihat salting begini.
Untung nya perhatian gue teralihkan dengan omongan Mark Sheehan tentang minuman dan mabuk yang lalu mengenalkan lagu berikut nya yang akan dinyanyikan yaitu “Nothing”. Lalu setelah lagu itu selesai, dia menyapa kami semua..
“ What’s up London!! Are you with us?? Listen now..This song called Rusty Halo.. “
Nyanyi lagi dan lagi di lagu “Rusty Halo”. Gonna shine my rusty halo..o-o-ooww…gonna shine my rusty halo. Gue nyanyi sambil joget-jeget. The ice just broke.Hehe..
Encore..teriak-teriak “ we want more! we want more! “ bareng-bareng, sekenceng-kenceng nya. Jadi inget pas nonton The Afternoon Smiles. Hihihi..
“For The First Time”, “This = Love”, dan “Breakeven” pun jadi 3 lagu terakhir.
Gue tau Dan gak tau semua lagu-lagu nya The Script, dia cuma tau “The Man Who Can’t Be Moved” sama “Breakeven” doang sepertinya. Karena di 2 lagu itu dia ikutan nyanyi. Tadi sempet kaget karena di bagian refrain nya “This = Love”, dia ngerangkul bahu gue. Ini pertama kali nya dia begitu dan niat gue nyanyi malah terurungkan..saking gak konsen nya. Parah deg-degan nya dan gue gak berani nengok ke arah nya. Hiaaa..gak berani mandang muka nya sama sekali.
Tadi di lagu terakhir setelah Danny O’donoghue me-represent, gue pun nengok ke Dan yang udah gak ngerangkul gue lagi sambil ngomong..
“This is a song which made me a script fans. Made me buy the copy of their album. “ kata gue tersenyum lebar ke Danny.
“ Enjoy it then.. “ Kata nya di telinga gue. Umm..langsung merinding gue!!
Mandang dia yang tersenyum manis. Makin salting aja gue. Heran, dia seneng banget sih ngegodain gue? Hadeh. Kenapa juga rangkulan nya dilepas. Haha..
Di akhir koneser mereka bilang terima kasih sambil take a bow bareng-bareng. Amazing amazing amazing crowd and athmosphere. I almost cry!! This is the best concert I’ve ever seen. Gue tepuk tangan sambil teriak-teriak. PUAS!!
Mari sekarang keluar.umm..agak rame yah, tapi tertib sekali antrian keluar nya. Danny lead my way. Pas mulai maju dan massa mulai mengerumun di arah pintu keluar, dia ngegandeng tangan gue. Ini cuma karena situasi dan kondisi kan yah? Bukan karena yang lain?
Apapun alasan nya, gue malu..muka gue berasa panas dan gue menundukkan kepala. Pasrah mau dibawa kemana sama Danny. Can I just freeze this moment, dear Lord? It feels soo damn right.
Setiap genggaman tangan atau pelukan sama Danny itu terasa menyenangkan. Selain karena emang 2 hal itu kontak fisik paling sederhana dan dasar, juga rasa nya itu seakan-akan apapun yang terjadi gue akan aman. Cowok yang suka olahraga, specially go to gym, seperti Danny..mereka punya strong hands and stuff like that..pas pelukan atau genggaman tangan dilepas, masih berasa aja gtu. Mungkin karena saking solid nya. No..dia masih pegang tangan gue kok sekarang.
Seneng tapi sedih juga pas udah ada di luar. Udara nya kembali sejuk dan gue bisa bernafas lega tapi..Danny ngelepas pegangan tangan nya.
“ Hungry? “ kata gue ke dia.
“ Starving!! Hehe.. “
“ Let’s find something to eat. “
A small dinning restoran near the O2 Arena, berakhir disana agak lama kemudian karena restoran nya penuh semua. Guess what?? Steve is in the house!! Yeay!!
“ No way!! Take this, please. “ kata gue ke Danny.
Gue maksa bayar tiket The Script tadi, tapi dia nolak.
“ That’s your birthday present from me. It’s a late birthday present. “
“ What?? Really?? Are you sure?? “ kata gue dengan muka terkejut.
“ Why I’m not sure about it, crazy nut bag?! “ dia mukulin gagang garpu ke kepala gue. Ouch!!
“ Hehe..thank you very much!! This is the best birthday present ever!! That’s why now I treat you the dinner. “ kata gue sambil ngedipin mata.
“ You don’t have to…” kata Danny.
“ Me too? “ kata Steve.
“ Shut up, silly Dan. Yes..yours too, Steve. “ gue tersenyum ke cowok bermuka bayi itu.dan gue getok kepala Danny pake gagang sendok, gantian.
Tapi karena terlalu semangat mukulin sendok nya, kaya nya kekencengan deh. Danny’s in pain. Oh My God!! Gue pun langsung say sorry thousand times sambil nunjukin muka bersalah plus ngelus-ngelus tempat gue mukul tadi.
“ I’m okay..don’t worry. You are such a bad girl!! “ kata Danny sambil melet.
“ I didn’t mean to..sorry. Is it still hurt?? “ kata gue panik.
“ A little bit. But, no worries..I am strong you know… ‘
Gue ketawa denger nya. Why he’s soo adorable?? Apa semua cancer seperti dia? Tadi baru mau nanya kenapa dia minta gue stay lebih lama, tapi Steve dateng.
Sebelum masuk O2 Arena, Danny gak sempet jawab pertanyaan gue karena bentar lagi konser nya mau dimulai dan di dalem venue terlalu berisik untuk bicara hal seserius ini. Akhir nya tertunda terus dan gue masih penasaran. Mungkin nanti di mobil atau di rumah gue akan nanya. Harus tau jawaban nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar