Rabu, 12 Oktober 2011

The Afternoon Smiles - Chapter 27


The Call


“ Where the hell are you? “
Baru kali ini denger Danny agak meninggikan suara nya. Gak teriak tapi nada nya bener-bener gak biasa dan agak tegas. Sangat gak enak didengar.
“ I’m at Godalming. “
“ Godalming?? Surrey?? What?? “
Lalu Danny marah-marah sama gue. Merepet gak tau apa yang dia bilang. Pusing gue denger nya. Dia kan emang nyuruh gue jalan-jalan selama dia sibuk, tapi nyuruh nya hanya di seputar Guildford.
Karena telpon itu, akhirnya gue sekarang udah ada di atas bus menuju tempat Danny. Padahal tadi kan mau makan malem sama Smith. Pas banget nelpon nya waktu gue akan jawab ajakan Smith, niat nya mau nerima ajakan nya sih. Takut nya pas sampe Guildford gak ada makanan. Tapi ternyata ditelpon dengan nada seperti itu. Merasa bersalah juga sih, pasti dia khawatir. Pasti pas sampe sana gue dimarahin lagi. Duh! Trus kalo gue diusir dan disuruh langsung balik ke Jakarta, gimana?
Tadi dia marah juga karena gue kirim SMS bilang liat pertunjukan theatre, tapi gak bilang klo theatre nya itu di Godalming, dia udah nunggu di depan theatre di Guildford setelah pertunjukan jam 5 sore selesai tapi gak ketemu sama gue. Lalu dia nelpon gue tadi. Maaf yah, hunny.
Perjalanan pulang yang terasa sangat lama, padahal deket. Tadinya ada keinginan untuk masa bodo sama perintah pulang dari Danny..masih agak marah sama dia soalnya. Tapi langsung terbayang wajah ibunya Danny, somehow, langsung buletin tekad untuk balik lagi ke Guildford. Nanti begitu turun dari bus, gue akan langsung lari kencang menuju apartemen nya Danny.
Klo buru-buru emang ada aja yah hambatan nya, di tengah jalan salah satu ban bus nya kempes, terpaksa harus nunggu ganti ban. Gue udah SMS Danny untuk ngasih tau hal itu, cuma mau dia tahu..dan gak dibales. Yang penting udah terkirim. 20 menit-an tertunda perjalanan pulang dan akhir nya sampe juga di halte bus tempat gue berangkat tadi.
Masih terasa asing disini, tapi gak se-asing minggu lalu. Gue turun agak lama karena ada orang di depan gue, sepertinya udah tua, jalan nya sangat pelan dan menghambat siapapun di belakang nya. Turun dan keluar bus, menghirup udara segar kota ini dan langsung ngerasa lega.
Mengedarkan pandangan dan..eh, Danny berdiri disana. 3 meter di depan gue, di depan mobil sedan biru tua nya. Dia jemput gue??
Dengan takut-takut, gue maju dan menghampiri cowok itu. Danny berdiri dengan masukin 2 tangan nya ke saku jeans bagian depan, itu bikin dia makin menyeramkan. Muka nya aja udah dingin gitu.
Umm..klo dia ada disini, berarti gue ganggu apa yang sedang dia kerjakan dong? Kan dia bilang “sibuk” nya dia baru selesai jam 10, ini baru jam 8 dan..aduh!! Look what you’ve done, dee!! You’re such a stoooopid girl!!
" I’m stupid girl..and I’m sorry. " kata gue, hampir nangis.
Menyiapkan mental dan kuping. I hope he say all the furious lines fast, so I can’t hear it. Muka nya terlihat menahan amarah yang mungkin dia tahan-tahan dari tadi. Gue nunduk karena gak berani ngeliat muka nya.. mata gue sedikit berkaca-kaca.
Tiba-tiba gue liat kaki nya melangkah dan dia meluk gue. Eh, ini artinya apa? Gue dimaafkan? Gak berani berucap dan ngebiarin cowok itu meluk gue sesuka hati nya. Dia juga blom bersuara sementara gue naroh dua lengan gue melingkar di badan nya. Gue kangen dipeluk seperti ini sama Danny, rasa nya nyaman dan aman. If he said he feels comfortable when we’re talking, this is my comfort thing to do with him. Airmata gue jatuh. Semua rasa bersatu, guilt, lega, kangen, sedih..
Pelukan di lepas lalu Danny megang rahang gue pake 2 tangan nya. Seakan gue ini barang pecah belah dan seakan dia mau perhatian gue tercurah hanya untuk dia seorang. Jadi mau gak mau mata kami bertemu, sedekat ini..baru pertama kali nya terjadi dan jantung gue langsung berpacu kencang.
“ Please don’t do it again. You almost killed me. That’s the worst feeling in the world, dee!! Not knowing where you are. I have responsibility here..for your safety. I know I might did something bad lastnite..and I know you’re bored, but..don’t go way too far, please. Just stay in Guildford, stay in the place that I’ve already knew. “ kata nya dengan nada sungguh-sungguh, tapi ada sirat kesedihan di mata nya.
“ I’m sorry.. “ kata gue. Airmata menetes.
Danny mandang gue dan bisa dilihat ada yang berkecamuk di pikiran nya. Hal itu terlihat di pancaran sinar mata nya Danny. Seperti orang yang sedang menahan diri, mungkin menahan diri untuk gak ngomelin gue lebih jauh. Dia sedikit tersenyum dan ngapus airmata di pipi gue dengan 2 jempol nya.
“ Do you forgive me? “ kata gue.
“ Just don’t do it again. “ dia ngelepas tangan nya.
“ Forgive me. Yes? “
“ Yes. For now. “
Gue tersenyum..
“ Thank you. “ sedikit menjinjit lalu nyium pipi nya. Dia agak sedikit kaget tapi langsung tersenyum lebar.
“ Now..let’s go home. “ Danny ambil tas yang ada di bahu gue.
“ I’m hungry. I’m about to eat when you called me. And..hey, have you finished your thing?? Or I’ve ruined it?? “
“ You haven’t eat??” tanya nya, sedikit kaget.
Gue ngangguk..langsung ditarik masuk mobil. Gak lama Danny langsung tancap gas. Mau dibawa kemana?? Restoran kah??
Bodoh pangkat dua! Itu kata nya Danny. Bukan nya disana gue makan dulu baru pulang, eh malah ngebiarin perut kosong. Yeah, rite!! Klo itu gue lakuin, entah omelan apalagi yang bakal gue terima dari dia begitu gue balik lagi ke Guildford. Dia pun ketawa pas gue bilang itu. Oh, he’s back!! Yeay!!
Makan di tempat Marie. Danny langsung menginterogasi gue tentang perjalanan ke Godalming.
“ I met a very nice boy at the theatre. He was playing as the soldier.."
“ Why you always doing it? “
“ What? “ maksud nya??
“ Very easy to mingle with strangers. That’s a thing which makes me worried. You’re to naïve. Too kind. You always thinks that everyone is nice right from the first time you met them. Makes me worried.. “
“ Or jealous?? “ kata gue becanda.
Begitu ngomong itu gue langsung melengos ke arah jalanan sambil nyuapin sepotong daging ke mulut. Pura-pura asik menikmati pemandangan di luar restoran. Setelah agak lama nunggu reaksi nya, akhir nya gue ngelirik. Duh, pancingan nya gak berhasil.
“ You don’t have to be worried. I know if someone, especially guys, have bad thought or bad will to me. I have my God who always protecting me. “
“ Amen. But, please..be very careful. You don’t know exactly what they’re thinking. “
“ I will..I will. Thanks for your concern. “
Danny tersenyum. Okay, mungkin dia khawatir karena tau gue ‘buta’ daerah Godalming dan gue cewek. Target empuk buat cowok jahat..perhatian sebagai temen sepertinya. Bukan cemburu. Hehe..
“ I loves seeing both of you together. “
Gue terpana karena kalimat itu keluar dari Marie yang tiba-tiba nyamperin dan ngisi gelas air putih gue yang setengah penuh. Danny juga kaya nya gak nyangka akan ada yang bilang gitu. Tapi kami berdua hanya tersenyum ke wanita itu.
“ Marie, can you help me?? “ kata gue.
“ Yes. Sure. “
We’re taking loads of pictures. Gue foto berdua sama Danny, berdua sama Marie, bertiga. Tadi nya beliau gak mau karena kata nya gak suka di foto dan mempertanyakan buat apa. Setelah gue jelasin kalo ini akan gue unggah di blog yang gue punya, beliau mau. Kan sekalian bisa promo restoran ini di dunia maya.
21:20. Kenyang, capek dan ngantuk.
“ You must go to sleep. I’ll be back at 2 or 3. “ kata Danny begitu kami masuk apartemen.
“ What?? You haven’t finished your thing? And it’s all because of me. I am that stupid. “ kata gue marah ke diri sendiri. Bibir mencebik dan ngerasa gak enak sama Danny.
“ Sssshh..stop it. Don’t say more words. Now you must take a rest..and please..don’t go outside again. Call me if you need something. “
“ Don’t stay up until late. “ kata gue ke Danny.
“ No worries. “
Dikasih opsi, mau dikunciin dari luar trus kunci nya dia bawa atau kunci dari dalem dan klo nanti dia pulang gue bukain pintu.
Gue pilih yang terakhir dan ditambah..mending telpon aja klo udah mau pulang, biar gue gak keterusan tidur nya. Klo cuma pintu yang diketok mah takut nya gue, yang kebo ini, gak bangun. Kan kasian Danny nya klo nanti harus tidur di luar. Dingin, cyynn..
“ Goodnite. “ kata Danny lalu cium pipi gue.
“ Nite. “
Senyum-senyum setelah ngunci pintu.
Gue memutuskan untuk mandi lalu masuk kamar. Mari tidur sampai Danny pulang. Ya Allah, mudah-mudahan pas Danny telpon gue terbangun. Gak bikin dia nunggu lama buat masuk, kasian, pasti dia capek.
Sebelum tidur mikirin mau kemana selanjut nya setelah ini. Masih mau jalan-jalan dan foto-foto. Aaahh..I must do the laundry!! Klo mau jalan-jalan disekitar sini aja deh. Kasian klo Danny khawatir lagi dan jadi ganggu kegiatan nya dia. But, yang pasti..besok harus cari koneksi internet!! Hehe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar