Jumat, 14 Oktober 2011

The Afternoon Smiles - Chapter 29


The Last Day


Terbangun di Sabtu yang windy. Melupakan anti klimaks semalem. Lebih fokus ke perjalanan hari ini. Sarapan berdua sama Danny di dapur lalu kami pergi ke Dorking. Mau apa kita ke Dorking?? Mau lunch date sama Officer Alan. I’ve texted him and he said he can!! Yeayer!!
Setelah makan siang bertiga, gue sama Danny terpaksa jalan-jalan berdua doang di sana, soalnya Officer Alan harus balik ke kantor nya. I’m gonna miss you, officer!! Thanks for everything you’ve done to me.
Dorking is another classic village, typical british village. Dengan bangunan dari batu bata. Indah dan bikin merinding.
Si Danny semalem bilang klo he knew that I wanna see him performing songs with piano, nah karena jatah dia tampil itu masih rabu depan, dia pun minta ijin untuk make piano disana, abisan dia bingung mau dimana lagi dia bisa main piano? Piano yang biasa dia “pegang” cuma ada di The Wine House sama di tempat latihan doang.
By the way, I loved the rose! Emang cuma satu, tapi cantik banget!! Ya iyalaahh..dari cowok yang disayang. Hehe..
Gak terlalu lama di Dorking, langsung meluncur ke Shrene. Jalan-jalan dan foto-foto lagi. Finally!! With him. I’ve made sooo many smiles on this afternoon..it’s all because of Daniel Joseph Owen!!
The best thing for today is..he holds my hand. Klo enggak, dia akan ngerangkul bahu gue. That’s sweet.
Just for protection, dee. Remember that!! He likes me. I can see it, but he never told me about it.
“ I don’t wanna fall asleep. “ kata gue ke Danny.
Kami sudah di rumah, gue sudah mandi dan lagi nonton channel musik di tv. Klo Danny baru aja keluar kamar mandi dan dia lagi bikin entah teh atau kopi di dapur.
“ Look at your face! You must sleep. Take some rest. “ kata nya.
“ Haha..I look awful, right?? “
“ Pretty much.. “
“ Aaahh.. I have something for you!! “ kata gue, nengok untuk liat ekspresi Danny.
“ Really? “ muka nya memancarkan rasa kaget dan senang juga.
“ Wait a minute!! “ gue lompat dari sofa dan ini bikin kaki gue kepentok bagian bawah sofa. Ouch!! Teriak dan Danny langsung lari menghampiri gue.
“ Is it hurt?? “ kata nya khawatir.
“ Uhh..a little bit. “ gue meringis dan dia ngusap sekitar kaki kanan, sekitaran tulang kering ..yang sekarang berdarah itu. Haduh.
Dengan sigap, Danny masuk ke kamar mandi dan balik dengan kotak P3K. bagian yang luka itu dibersihin pake alkohol, dan sukses bikin gue meringis. Di kasih obat merah,lalu di pakein perban. Hehe.. jago loh!!
Gak berasa sakit lagi!! Setelah semua kehebohan tiba-tiba itu reda, kami berdua ketawa. Makanya hati-hati, dee. Haha!! muka kami berdua deket banget. Kulit muka nya Danny beda banget sama waktu di Jakarta. Di Jakarta kan lagi musim panas pas dia dateng, matahari lagi galak-galak nya, makanya muka nya dia kan merah cenderung ke pink gitu. Klo sekarang, disini udara nya kan dingin, jadi muka nya Danny terlihat putih.
I’m staring at his face and he’s staring at mine. Kami lama-lama berenti ketawa dan hening.
“ I’ll go..you know.. “
Gue nunjuk kamar, salah tingkah abis sekarang. Lalu mencoba berdiri..baru mau diri, ngerubah posisi kaki..ada suara di telinga yang bikin gue membeku. Kaya ngerasain jadi Alice Cullen lagi ngalamin trance.
“ I like you, dee..a lot. That’s why I asked you to stay a little bit longer. That’s why I feel worried when you went to Godalming all by yourself. That’s why I’m furious if I know some random guys try to get next to you. I hated the fact that you're alone. That’s why I learned about Built To Last as hard as I could and sang it to you before you finally left this country. And that’s why I brought you to mom and dad’s than took you to stayed at the hotel. “
Bengong seada-adanya, karena yang gue dengar di telinga barusan itu lebih indah dari lagu manapun di dunia ini. Kaya denger symphony dari surga. Pas akhirnya bisa nengok, gue ngeliat muka nya Danny yang serius..ide becanda gue keluar..
“ Of course you do..you.. “
Omongan gue terputus, mulut gue dibungkam langsung. His lips on mine now.
Di kepala gue terngiang apa yang mau gue omongin ke dia sebelum akhirnya dibungkam tadi, gue mau bilang..pasti dong dia suka sama gue..2 orang kan emang harus saling suka dulu untuk bisa berteman. Tapi gue ngomong itu sebenernya hanya untuk nyari kejelasan, dia suka sama gue sebagai apa? Dan dijawab langsung tanpa gue nanya..tepat sasaran. Eh, klo dia anggap gue cuma temen biasa..gak mungkin kan sepanas ini ciuman nya?? Iya kan??
I kiss him back. No doubt!!
Tapi diinterupsi sama bunyi kettle air panas..air yang dimasak Danny udah mateng. Gue lepas bibir gue dari bibir nya. Kami sama-sama punya bibir mungil, tapi bibir dia lebih merah daripada bibir gue. Kami ketawa. Danny ngelus pipi gue pake ibu jari nya lalu berdiri, bantu gue berdiri lalu dia ke dapur.
Gue ke kamar dan lompat-lompat. Aduh..lupa kaki nya cedera!! Meringis lagi tapi lalu senyum terus-terusan. Terlalu seneng atau emang ciuman tadi mengandung zat kimia yang bikin gue jadi orang yang terlalu excited?? Haha!! Okay, calm down, dee. Sebelum Danny ngecek lu ke kamar dan mergokin lu lagi gak jelas gini. Hehe.. Tangan gue agak gemeter waktu nyari sesuatu yang gue bawa dari Jakarta untuk dia.
Eh, ini karena kebawa suasana aja kah?? Enggak mudah “menormalkan” ekspresi wajah gue dan keluar kamar gara-gara kejadian tadi. I’m trying not to looks like I’m idiot. Cowok itu udah duduk di sofa.
“ This is for you.. “ gue ngangsurin barang di tangan gue sambil berdiri di deket nya. Masih takut untuk terlalu dekat sama Danny.
Dia narik tangan gue, jadinya badan gue terhempas di sofa. Duduk di sebelah nya. Lalu dia ambil 2 kaos di plastik yang gue pegang.
1 kaos D.I.L.I sama 1 kaos dari distro yang sama yang ngasih TAS kaos waktu mereka dateng ke Jakarta waktu itu.
“ Ahh..coolness!! “ dia ngebentangin kaos item yang ada bendera merah putih di depan mukanya itu.
“ This is for me?? “ gue nunjuk teh yang masih utuh di atas meja. Yang satu udah gak penuh soalnya.
“ Of course. Is there anyone else here? “
“ Hehe..thanks!! Do you like it?? “
“ Love this tees. Thanks, sayang. “ dia peluk gue.
Malem itu..tv nyala tapi gak ditonton, terlalu sibuk merhatiin orang di deket gue ini. We’re cuddling on the couch. Hehe.. We’re doing it until dawn and..sharing kisses too. Mungkin akan tertidur juga di sofa ini. Kami suka mendekatkan gelang kami berdua. At least kami punya satu hal yang sama yang melekat di tangan kami berdua.
We’ve held hands, kissed, cuddled, but..didn’t talk about our relationship status..yet. I’m too afraid to ask.
“ Good morning. “ kata Danny, lalu dia nyium jidat gue.
Still on the couch..he’s hugging me. Gue cuma tersenyum. Cos gue gak berani buka mulut..takut nafas gue bau atau gimana. Lalu gue inget..semalem sempet sikat gigi setelah teh gue abis. Gak pede berada terlalu dekat sama Danny. Eh, kenapa semua kejadian ini malah terjadi pas gue mau pulang sih?? Sebal!! Kan masih mau cuddling sama Danny.
“ Have I told you that I also like you? “ kata gue akhirnya.
“ I already knew it. But, It’s a different thing if I hear it straight from you.. “
“ It’s not just like, actually..it’s a crush, dear. “ lalu gue tersenyum.
“ That would be better. “ dia tersenyum dan cium bibir gue tipis.
“ So..what are we?? “
Ada suara bunyi, telpon nya Danny. Dia lalu beranjak dan ngambil telpon genggam nya di meja. Klo didenger-denger..kaya nya dari Mrs. Owen. Oh iya..we should be there at least at dinner time. Minggu malam di London..malam terakhir disini. I feel sad. Setelah gue pulang, gue sama Danny gimana?? Is it just some kind of holiday romance?? I don’t feel that way. I love him. Trully. Since a few months ago.
Pertanyaan yang gue lontarkan sebelum Danny nerima telpon tadi gak dijawab, cos kami sarapan lalu mandi. Sarapan nya bareng, mandi nya enggak dong. Haha!! umm..kaya nya harus jelas nih sebelum kami berangkat ke London. Kan gak enak klo ngomongin status kami di rumah orang tuanya. Klo mereka denger gimana??
Gue selesai packing dan beresin kamar pas dia masuk. Mau ambil baju ganti kata nya. Pake baju nya di depan gue aja gitu..I see his abs dan..rata bener,bok!! Berusaha gak terlalu ngeliatin..which is agak susah cos I have affection to that man!!
“ Can we talk?? Before we go to your parent’s house.. “ kata gue setelah dia udah pake kaos.
“ Sure, hunny! Here?? “
Kaos yang dia pake warna nya ijo army dan polos. Danny duduk di kasur yang udah rapi itu. Gue sengaja duduk di lantai, deket koper dan nyender ke tembok. Menghadap dia. Untung kasur nya gak terlalu tinggi, jadi gue gak terlalu mendongak.
“ Why you’re sitting on the floor?? Come here!! “ dia nepuk kasur yang kosong di sebelah nya.
“ I’m okay. Dan.. “
“ Yes, darling?? “
“ You haven’t answered my question. Who am I to you now?? Listen to me first. I admit it now..it’s not just a crush. For me, it is more than that. I love you, Daniel Joseph Owen. I’m not hoping that you’ll say a thing that I wanna hear. I just wanna know about us..so I can stand on the right position, without any doubt. Even if the feeling isn’t mutual. I’ll be here. Still. Support you as always.. “
Itu semua yang ada di hati gue. Sudah diucapkan dan tinggal nunggu respon Danny. Cowok di depan gue itu terlihat agak surprise..mungkin baru kali ini dia liat gue jujur-jujuran.
“ I was hesitating..I’m sorry. The thing is..I never do long distance relationship before. But, I do love you, dee. Yes, I do. If you wanna know about it. It grows since I saw you that nite..when you came to my door with Officer Alan. “ dia ketawa..bikin gue ketawa juga. Dia ngeraih tangan gue.
“ Is that why I sometimes feel that I know you love me too, but there’s a wall which divide us.. “
“ That’s me. I got hurt back then. A very bad ending relationship before. “ kata nya dengan muka sedih. Tangan Danny mainin tangan gue.
“ Faith issue?? Commitment issue?? “
“ Yeahh..the last one. “
“ I’ll be faithfull if that’s what you mean. Let’s compromise this. I’ll go with your needs. We can talk about everything to work this thing out together. Communication is the key. We should do it together, not only you or me alone. But,first..I’ll go with what you wants..I’ll accept any decision that you make. “ kata gue mantap.
“ What do you mean?? “ muka nya terlihat gak ngerti.
“ Boyfriend-girlfriend relationship, friends with benefits relationship, just friends..it’s all up to you. I’ll accept it. Don’t worry. But, what I’m trying to say is..why can we try to believe what we feel?? If you give me your hands, I’ll take you with me. “
Hehe..menyadur salah satu lirik lagu band indie favorit gue, Backalley.
“ I’m giving my hand to you. Don’t you see it?? “ kata Danny sambil ngangkat tangan kami berdua yang terjalin ke udara.
Gue tersenyum. Bener juga yah?? Akhir nya kami ketawa.
“ Come here, my girlfriend!! We’re gonna try this. Work this thing out. Together. “
Gue tersenyum lalu bangkit dan meluk Danny.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar