Selasa, 18 Oktober 2011

The Afternoon Smiles - Chapter 33


The Timmy Doll
(part 1)



“ Pernah terpikir gak klo misal nya kamu hamil sepulang dari London? “
Obrolan santai berdua sama Mbak Irma di Taman Suropati seperti tahun lalu. I’ve told her everything, including my secrets. Rahasia antara gue sama Danny, kejadian setelah gue sama Danny resmi pacaran waktu itu, di kamar nya..
“ Sering, Mbak. Mungkin karena pada dasar nya aku suka anak kecil dan aku cinta sama Danny. Jadi, klo pun aku hamil..aku tau aku bahagia, bisa menggabungkan dua hal yang aku suka sekaligus. I love him that much, sampe crossed the line gitu. Bagi Danny mungkin biasa aja, tapi bagi aku.. Ada bersyukur nya juga karena ngelakuin hal itu cuma sekali dan aku gak hamil. Kasian juga sama orang tua. But then again, yang kebayang klo aku hamil..pasti seneng, karena sekarang ada bayi mungil cantik yang mirip ayah nya.. “ gue tersenyum ngebayangin nya.
“ Dan mungkin kamu gak di sini, tapi di sana. “
“ Mungkin. Terlalu banyak mungkin yang bisa dipikirkan karena kita gak tau kan satu kejadian akan berpengaruh apa.. “
“ Yes. And now..do you happy?? With your almost 1 year old relationship with Danny? “ kata Mbak Irma, mengingatkan gue klo besok hari penting.
“ I’m totally happy. Ini hubungan paling lancar yang pernah aku jalanin, Mbak. Aku bersyukur karena Danny selalu tau apa yang aku mau, tau klo aku adalah orang pertama yang harus tau apa-apa yang terjadi sama diri nya. Walau kami jauh. Dia paling tau aku gak suka merasa left behind, gak suka klo aku tau sesuatu hal yang baru tentang dia dari orang lain. “
Gue tersenyum lebar.  Being with Danny is soo easy. Walau pun terpisah jarak dan waktu, entah kenapa tetep terasa mudah. Gue berusaha gak cemburu sama siapa pun perempuan yang ada di sekitar nya, selain karena dia pasti cerita siapa-siapa aja temen nya, gue juga selalu ingat omongan nya waktu itu..
“ Don’t get jealous..people are only human. They like who they like. “
Kadang suka lucu klo dia lagi kumat posesif nya. Bisa tiap saat kirim SMS dan terakhir nya pasti bilang.
“ I miss your face. Let’s do skype. “
Gak bisa nolak karena setahun ini dia kan juga lagi ngumpulin materi plus rekaman album solo indie. Jarang online dan kami berkomunikasi di luar dunia maya. Telpon, SMS dan klo pun skype-an, pasti klo udah mentok kangen nya. Kadang pake whatsapp, tapi error nya gak jarang. Pending atau malah failed ngirim sesuatu. I'm regularly sending him a video per week. Video berisikan semangat dan support buat dia nyelesein kerjaan nya atau just a simple "i love you, pacar". Klo memungkinkan gue juga suka liat dia main piano di The Wine House thru skype. Itu klo boss besar nya lagi gak ada di sana. I love him more and more each and every day.
“ If I’m bothering you by asking you to do the skype thing, you should say it to me, sayang. “
“ And if I said so. What would you do?? “
“ I’ll still ask you to skype-ing with me. Haha..”
“ Haha..meh!! “
Itu percakapan suatu malam di London dan dini hari di Jakarta. Bikin ketawa. Gue gak pernah bisa nolak kemauan nya Danny. Kaya takluk gini sih sama dia?? Pake pelet apa coba dia?? Ah..gak pake apa-apa kok, it’s simply just because..he is a berry berry nice man. Gue bersyukur punya dia di hidup gue. Cara bersyukur yang paling bener adalah selalu menjaga hubungan ini. Dengan cara apapun dan dengan resiko apapun. Kemungkinan udah mentok sama Danny ini gue. Haha..
Nyokap udah pasrah sepertinya. Setelah di facebook gue udah terlihat klo gue pacaran sama Danny, gak lama gue bilang ke beliau. Siapa Danny dan gimana kami ketemu. Beliau tau kami beda agama dan awal nya dibiarin aja karena mungkin dipikiran beliau, hubungan ini gak akan bertahan lama. Tapi sebulan lalu beliau nanya, mungkin salah satu om gue yang punya facebook ngeliat klo gue pacaran sama bule dan beda agama pula. Ditanya gimana gue sama dia..gue bilang kami semakin kuat. Hubungan kami semakin serius.
Dan terakhir gue bilang ke beliau..
“ Ibu, kami disatukan..dipertemukan sama Allah. Dan dengan keadaan kami yang seperti ini..jarak yang jauh, kami berhasil sampe bulan ke sebelas dan we’re doing just fine, even stronger. Ini bukan nya tanda klo Tuhan pun mau kami bersama?? “ kata gue yakin.
Ibu gue terlihat berpikir dan akhir nya bilang..
“ Klo kalian emang serius dan mau menikah, ibu mendukung. Klo Allah mengijinkan kalian berjodoh, pasti Dia akan berikan jalan. “
Dengan berlinang airmata, gue meluk ibu. Beliau melakukan apa yang selalu dilakukan seorang ibu terhadap anak nya. You know I love you, mom. I always do and always will.
Percakapan paling serius gue sama Danny juga tentang hal itu. Gue jelasin situasi dan kondisi nya sejelas mungkin tanpa terkesan mendesak dia untuk kami melangkah lebih jauh. Dia juga gak mandang agama gue apa..yang dia tau adalah..
“ You are the nicest girl I’ve ever knew and you’re the place where I’ve found my comfortable space. Someone who made me a better person and bring out the best of me. I agree with your mom..if God wants us together..we’ll find a way, sayang. “ 
Gue tau dia itu orang nya bijaksana juga dewasa dan kadang suka ngucapin kalimat-kalimat yang menenangkan dan benar. Tapi pas dia ngomong itu, gak terelakan lagi gue terharu juga.
“ Speak of the devil.. “ kata gue ke Mbak Irma.
Layar mobile phone gue nyala dan ada tulisan “sayang is calling” di sana. Danny.
“ Hello, Guildford boy.. “ kata gue lucu.
“ Hello, love.. Listen, I’m going out of country. For the band. You’ll get your Timmy doll tomorrow as I promised you. So, just in case I can’t say it in time tomorrow.. happy first anniversary, cinta. I love you to the bone. “ perkataan nya bikin gue tersenyum.
“ I love you to the bone too, sayang. Are you in a rush or something?? “
“ Yes. I must catch my flight. “
“ Ohh..I see. Have a safe flight and don’t forget to call me when you got free times.. Love ya!! “
“ Will do, mam. “
“ Happy first anniversary, Daniel Joseph Owen. “
“ Aaahh..a beautiful thing to hear. Now I must go. See ya!! “
“ See ya! “
Goodluck with everything you do, sayang. I’m gonna miss your voice. Hmm.. Mbak Irma mandang gue sambil tersenyum.
“ Eh, Mbak.. besok libur yah?? “
“ Iya. Tapi harus jemput temen dari luar kota di bandara. Kenapa? “
“ Enggak..tadinya kan besok mau seharian di rumah, skype-an sama Danny. Aku mau beli kue segala juga..tapi, gak jadi kan karena Danny nya musti ikut manggung sama band nya di luar negeri. Trus aku bingung mau ngapain. “
“ Selesein aja novel kamu.. atau skrip ftv. “
“ Ohh..iya ya?! Haha..ampe gak sadar klo punya tanggungjawab lain gini.. “
“ Dasar!! Umm..pulang yuk!! Ayo Mbak anter. “
“ Asiikk..yuk!! “
Mbak Irma udah 95% sembuh dari kecelakaan setahun lalu dan sekarang udah berani bawa mobil sendiri. Well, sebenernya yang paling parno itu kedua orang tua nya sih. Mbak Irma nya malah santai-santai aja. Disediain supir juga sama ibu-bapak nya. Hihi.. She’s my closest person now, my sister. I love her soo much. I owe her big time.
Sampe di rumah dan sepertinya akan langsung tidur saja. Udah malem dan merencanakan bangun siang. Tersenyum sendiri karena pas mikirin itu di kepala langsung terdengar suara Danny bilang..
“ Sleepyheaaaddd.. “
Ketawa sendiri..gak papa kali, sayang. Muka aku udah kaya salah satu keluarga Cullen gini. Kuyu dan capek, gak bagus banget. Untung nya klo lagi skype-an sama Danny, gak keliatan banget muka kuyu nya..bisa-bisa langsung diomelin. Aku boleh capek, kamu gak boleh! Kata nya waktu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar