Kamis, 12 Januari 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 41

Obat tidur yang gue temukan di kabinet di kamar mandi mom bener-bener bikin gue gak sadar udah tidur 9 jam. Terbangun dini hari dan merasakan perut yang teramat sangat lapar. Haus dan agak disorientasi waktu. Mencuci muka lalu turun ke dapur. Melihat-lihat isi kulkas dan..di pintu nya ada tulisan mom di kertas yang di tempel magnet.
“ You better turn on yer cell, dear. You’ve made everyone worries, especially my patient. I’m in the hospital if you need me. Love ya. :*  “
Mata gue langsung terbuka. Inget my mobile masih mati dan lagi dicolokin ke charger batere. Langsung naik lagi ke kamar dan ke arah meja deket kasur.
Langsung nyalain henpon dan kembali ke bawah lagi sambil nunggu restart henpon. Lasagna yang tadi sempet dibilang mom di rumah sakit gue masukin microwave. Semua. Super laper.
Perhatian gue teralih sama bunyi sms masuk yang terdengar sangat banyak. Baru mau diliat..ringing tone bunyi.
“ Yes. “
“ Kay! Kenapa telpon dimatiin? Aku khawatir tau. “ suara Glen langsung membelai telinga gue.
“ Mati, dicharger trus aku tinggal tidur. “ kata gue sedikit berbohong.
“ Untung tadi mom kamu ngasih tau klo kamu tidur. Gimana tidur kamu, nyenyak? I miss you. Kesini dong. Eh, itu juga klo kamu mau. “ kata Glen.
“ Emang gak ada yang nemenin? “ maksud gue Karen.
“ Ada. Tapi aku kan kangen nya sama kamu. “ kata Glen.
“ Besok aja yah, Glen. Tapi gak tau aku bisa kesana apa enggak besok. “
“ Kamu ada yang perlu dikerjain yah? “
“ Umm..I.. “ gak bisa bohong gue. Gak bakat.
“ Kay? Are you okay? “
“ I’m just..tired. “
“ Oh, ya udah. Istirahat aja yah kamu. Nanti klo udah gak capek lagi kamu temuin aku yah? “
“ Iya. Kamu tidur sana. Jam berapa ini? Gak diomelin dokter? “
“ Aku kangen kamu. “
“ Iya. Tapi kamu harus tidur. See ya and good nite, G. “
Langsung gue putus tanpa denger apa yang dia ucapkan lagi. Lasagna gue sepertinya sudah siap dimakan. Menjauhkan telpon selular dan menaroh nya terbalik supaya gue gak bisa liat layar nya. Sedikit malas berinteraksi sama siapa pun, terutama Glen. Entah kenapa merasa marah. Cemburu mungkin sama Karen? Well, sepertinya marah karena Glen sama sekali tidak menjelaskan siapa wanita itu sebelum nya ke gue. Sebenermya dia available kah? Atau seeing someone? Seeing Karen?
Kenapa dia mencium gue waktu itu di rumah sakit? Dan kenapa juga gue gak tanya status dia sekarang ini? Yakin banget klo Glen masih single. Tapi, klo dia emang lagi deket sama seseorang, pasti Karl atau temen nya di The Script bilang dong sama gue? Atau itu bukan urusan mereka?
Mikir sambil makan. Tau-tau abis aja lasagna di depan gue. Loyang persegi panjang berukuran sedang. Lalu minum jus apel 500 ml langsung habis. Oke, ini lagi bingung atau lapar? Kombinasi kedua-duanya sepertinya.
Now..what to do? Klo tidur lagi pasti akan pusing karena kebanyakan tidur. Gue memutuskan nyalain tv dan mencari-cari acara yang bagus.
I miss you too, Glen. Tapi..terlalu marah untuk mengakui hal itu. Kamis itu besok dan gue belom tau akan dateng gak ke gig nya The Script. Gue tau tempatnya tapi, pasti ada Karen disana. Gue gak dateng pun sepertinya gak masalah. Gak ada pengaruh nya sama sekali ke Glen.
Lalu tiba-tiba di tv ada video U2, Where The Street Have No Name. It’s Glen’s fav video and song from U2.

I wanna run. I want to hide. I wanna hear down the walls.That hold me inside. I wanna reach out. And touch the flame. Where the streets have no name. Ha..ha..ha..

I want to feel sunlight on my face. I see the dust cloud disappear. Without a trace. I want to take shelter from the poison rain. Where the streets have no name. Ho..ha..

Where the streets have no name. Where the streets have no name. We’re still building. Then burning down love. And where I go there. I go there with you. It’s all I can do.

The city’s aflood. And our love turns to rust. We’re beaten and blown by the wind. Trampled in dust. I’ll show you a place. High on a dessert plain. Where the streets have no name.
Where the streets have no name. Where the streets have no name. We’re still building. Then burning down love. And where I go there. I go there with you. It’s all I can do.

Our love turns to rust. We’re beaten and blown by the wind. Blown by the wind. Oh, and I see our love. See our love turn to rust. Oh, we’re beaten and blown by the wind. Oh, when I go there. I go there with you. It’s all I can do.

Tears falling down my cheeks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar