Senin, 02 Januari 2012

30 Reasons To Smile - Chapter 31

Glen ke Los Angeles, ketemu Mark dan Danny. Di rumah Danny di Venice ada studio nya, jadi mereka sempet jamming, bikin lagu dan langsung dapet chemistry nya. Seminggu jadi 3 lagu. Lalu Glen kembali ke London untuk nerusin proyek solo nya. Lagu yang dia bikin sama Mark and Danny awalnya diperuntukan untuk karier solo nya Danny. Nah, pas lagu itu diperdengarkan ke salah satu produser disana, mereka malah dikira satu band baru.
Langsung disodorin kontrak karena lagu mereka itu bagus banget dan Mark pun nelpon Glen yang baru aja sampe London beberapa hari. Penerbangan tercepat ke Los Angeles diambil sama G dan akhirnya mereka pun mulai proses album mereka.
EP pun sudah ada, mau denger banget!!
Proses dapet kontrak cepet, tapi nyelesein full album yang lama. Dengan kepergian ibunya Mark dan ayah nya Danny yang hanya berjarak beberapa bulan saja bikin mereka hampir putus asa. Glen adalah orang yang membangkitkan semangat mereka untuk tetap bermusik. Bermusik dan membuat mereka yang udah meninggalkan mereka bangga.
Gue menangis. Sekarang yang menyemangati mereka malah terbaring koma.
“ Are you okay? Maaf bikin kamu nangis. “ kata Mark yang daritadi cerita sama gue.
“ You guys thru a lot of things as a band. Kalian harus bertahan dan selama nya bersama. Udah terlalu banyak yang direnggut dari kalian. “
“ Yea, I know, dear. “ kata nya.
“ Lalu sekarang gimana? Kalian masih harus manggung kan? ”
“ Iya. Liat Glen nya dulu. Dia pasti bangun kok, dia kan kuat. “
“ Glen Super Power. “ kata gue lirih sambil ketawa. Teringat joke kami waktu itu. Mark terlihat kaget.
“ Tadi nama kamu Dee kan? Atau Kay? “
Gue bengong. Kok dia tau? Sekarang gantian gue yang kaget.
“ Oh..jadi benar kamu Kay. He told us a lot of things about you. “ kata Mark, tersenyum penuh arti.
“ Really? “
“ Yes, dear. Ah..you must wait until our album finally came out. Next year maybe. “ katanya.
“ What? Why? “
“ Nanti tanya sendiri aja yah sama Glen? “ katanya lalu mengedipkan sebelah matanya.
Penasaran gue dibuatnya. Ada apa di album nya mereka?
“ You really are such a wonderful supporter like he said. If things gets better with him, I wish I could see you on our gigs, love. In our music life. In his life. “
Itu kalimat terakhir yang diucapin Mark sebelum mereka pergi.
Mereka sekumpulan orang yang penuh kasih sayang dan kepribadian yang baik. Bersyukur Glen bertemu mereka. Apalagi Mark, mungkin karena dia sudah menikah dan punya anak, jadi sepertinya orangnya melindungi dan bijaksana. Tuhan, berilah ini sebagai cobaan terakhir mereka. Aku harap setelah ini hanya ada sukses buat mereka. Amin.
Gue kembali ke dalam. Duduk di kursi di sebelah Glen. I’m staying here tonite with Gary, Glen’s daddy.
Dikirimin makanan sama mam nya Glen. Buat Dee kata nya. Aaahhh..merasa diperhatikan. Jadi terharu. Sebenernya males makan, tapi kaserol ini sepertinya enak sekali.
“ You really have a kind heart, love. “ kata Gary pas gue lagi makan.
Gue tersenyum ke arah nya. Kami duduk di kantin rumah sakit berdua. Di meja kecil bulat yang diisi 2 kursi kecil. Umurnya mungkin udah diatas 60 tahun, tapi seperti Glen..wajah Gary terlihat muda.
Mengobrol pelan-pelan tentang laki-laki favorit kami di ruangan perawatan. Laki-laki baik yang masih blom juga membuka mata nya. Laki-laki yang kami berdua kasihi.
“ I am not that kind, Gary. I’m just an ordinary girl. “
“ And in love with my son. “
“ Who doesn’t? “ kata gue. Merasakan getaran di suara gue sendiri. Agak malu mengakui hal seperti ini di depan ayah dari cowok yang kita suka.
“ Glen itu pendiam loh, dear. Agak susah dideketin. Tapi klo udah cocok sama seseorang, dia akan setia dan keluar sifat aslinya. Melindungi, pendengar yang baik dan will do everything for the one he loved. I’m saying this not because I’m his dad. “
“ Yea, I know. He is special. “
“ Until he left you that day? “ kata nya. Bikin kaget.
“ Haha..jangan kaget, love. He was drunk when he told me about it. He loves you. That’s all I can say. “ kata Gary lagi.
“ Then why he left me? “
“ Kurang percaya diri. Entah kenapa. Mungkin juga..dia liat potensi besar di diri kamu yang takut dia rusak. I dunno. “
“ Oh. I wish he wake up now so I can ask him lot of questions. “
“ He will. Soon. Pasti dia seneng banget liat kamu disini. “
“ Kita blom tau sampe dia bener-bener bangun. Hehe.. “
“ Mau taruhan? Hehe.. “
“ Haha.. “
Gary menghabiskan teh nya dan gue selesai dengan makanan plus minuman energi yang dibawain mom ke kamar Glen sebelum pulang tadi. Kami berdua pun beberapa saat kemudian kembali ke kamar nya G.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar